Penyebab Impulsive Buying dan Cara Mengatasinya

Impulsive buying berbahaya jika tidak segera diatasi

Pernah tidak sih, kamu menemui fenomena di lingkungan sekitar kamu atau bahkan dirimu sendiri, ketika angka kembar suka khilaf beli barang banyak. Awalnya checkout satu barang dengan alasan self-reward, tapi malah jadi tergoda beli yang lain. Kalau kamu lagi di fase tersebut, bisa saja kamu sedang terjebak di fase impulsive buying.

Impulsive buying dapat diartikan sebagai perilaku dimana individu membeli sesuatu secara cepat dan spontan tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu manfaatnya. Impulsive Buying ini bersifat pembelian yang tidak direncanakan (unplanned buying) dan akhirnya memutuskan membeli suatu barang yang tidak pernah diinginkan sebelumnya.

Lalu, apa sih yang menyebabkan perilaku impulsive buying itu? Berikut beberapa penyebab impulsive buying.

1. FOMO

Penyebab Impulsive Buying dan Cara Mengatasinyailustrasi tidak ingin ketinggalan mengikuti trend (pexel.com/Andrii lemelyanenko)

FOMO merupakan singkatan dari fear of missing out, yakni rasa takut merasa tertinggal. Sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri individu akibat ketinggalan sesuatu yang baru. Keadaan FOMO bisa membuat individu melakukan impulsive buying karena khawatir tertinggal oleh tren yang sedang terjadi.

2. Karakteristik kepribadian

Penyebab Impulsive Buying dan Cara Mengatasinyailustrasi suka berbelanja (pixel.com/ReMa)

Tidak hanya orang dengan kepribadian materialistis. Individu yang memiliki kepribadian terlalu simpatik dan mudah terpengaruh, umumnya juga mengalami kesulitan untuk mengendalikan keinginan dalam hal berbelanja. Selain itu, individu yang memiliki harga diri rendah juga biasanya menjadi kecanduan belanja agar dapat meningkatkan harga diri mereka, meskipun cenderung tidak efektif.

Baca Juga: 5 Tips Cegah Impulsive Buying, Mampu Gak Berarti Harus Beli

3. Rentan terhadap diskon

dm-player
Penyebab Impulsive Buying dan Cara Mengatasinyailustrasi diskon di toko pakaian (pixabay.com/Worayuth Kamonsuan)

Dengan adanya diskon secara besar-besaran, tentunya juga dapat menyebabkan impulsive buying. Pasalnya, individu bisa saja merasa khawatir akan kehabisan diskon sehingga membuat dirinya terpacu harus membeli secara cepat atau banyak saat periode diskon sedang berlangsung.

4. Paparan iklan

Penyebab Impulsive Buying dan Cara Mengatasinyailustrasi iklan di HP (freepik.com/Freepik)

Trik iklan tertentu terkadang sengaja dibuat untuk memicu pembelian impulsive. Individu dengan kecanduan belanja cenderung lebih sensitif terhadap pesan iklan yang ada di sekitarnya setiap hari. 

Itulah dia beberapa penyebab individu melakukan impulsive buying. Tentunya tidak baik bukan, menuruti keinginan diri untuk terus berbelanja bisa membuat kontrol emosional jadi berkurang yang dapat memicu perilaku kompulsif.

5. Cara mengatasi impulsive buying

Penyebab Impulsive Buying dan Cara Mengatasinyailustrasi menghemat (pixabay.com/lamstocker)

Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

  • Terapkan Mindfulness pada Keuangan
    Sebelum berbelanja, coba tanyakan pada diri sendiri. Seperti “apakah barang yang aku beli ini adalah barang yang aku perlukan?”. Coba pendekatan ini selama seminggu. Di akhir minggu, coba buat jurnal tentang apa pun yang dirasakan, misalnya ternyata belanja lebih sedikit itu lebih baik dan kamu menyadarinya. Hal ini juga bisa kamu diskusikan kepada temanmu.
  • Menetapkan anggaran
    Membuat anggaran belanja khusus, seperti anggaran kebutuhan pokok dan lain-lain. Selain itu, mencoba membuat daftar barang prioritas agar pembelian tidak terjadi secara masif dan sia-sia
  • Mencari kegiatan lain
    Carilah kegiatan menyenangkan lain selain berbelanja, misalnya ikut kelas hobi atau olahraga.

Cara di atas bisa kamu lakukan untuk mengatasi perilaku impulsive buying. Ingat, setiap harinya akan ada kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Jadi, daripada membuang uang untuk belanja yang tidak perlu, mending disimpan untuk kebutuhan di kemudian hari.

Baca Juga: Girls, Begini Cara Menghindari 'Impulsive Buying' Saat Single

Nurkamala Dewi Photo Writer Nurkamala Dewi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya