5 Alasan Sulitnya Belajar dari Kesalahan, Ada Kognitif Bias?

Saat kamu melakukan kesalahan yang sama berkali-kali

Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan pepatah 'pengalaman merupakan guru terbaik', bukan? Kita dapat belajar melalui berbagai pengalaman yang telah dilalui di masa lampau. Dengan begitu, setiap kesalahan yang telah dilakukan bisa dicegah dan setiap keberhasilan yang telah diraih bisa ditingkatkan atau dikembangkan. 

Tapi, pernahkah kalian menyadari bahwa beberapa kesalahan di masa lalu tetap terulang di masa kini? Kita mengalami kesulitan untuk belajar dari kesalahan, sehingga mengulang pola yang sama di masa sekarang. Apa sebenarnya alasan sulitnya belajar dari kesalahan? Yuk, temukan alasannya di bawah ini!

1. Selalu menyalahkan sekitar

5 Alasan Sulitnya Belajar dari Kesalahan, Ada Kognitif Bias?ilustrasi menyalahkan orang lain (pexels.com/Liza Summer)

Hal pertama yang bisa menjadi alasan sulitnya mengambil pelajaran dari masa lampau adalah karena kita cenderung menyalahkan lingkungan sekitar. Saat mengalami kegagalan, bukannya mengoreksi diri sendiri, kita malah mencari-cari hal yang patut disalahkan di sekitar. Entah itu, pada kondisi yang kurang menguntungkan atau menyalahkan orang lain yang dianggap menghambat performa. 

Akibatnya, kita kehilangan momen untuk belajar dari kegagalan tersebut. Kita terlalu fokus mencari kesalahan yang lain. Padahal, bila ingin menerimanya dengan rendah hati dan berefleksi secara mendalam, kita bisa menjadikan momen kegagalan atau berbuat kesalahan sebagai proses belajar menjadi yang lebih baik. Kalian pernah kayak gitu, gak?

Baca Juga: 5 Alasan untuk Tidak Mengutamakan Penilaian Orang Lain di Dunia Kerja

2. Enggan mencari perspektif lain

5 Alasan Sulitnya Belajar dari Kesalahan, Ada Kognitif Bias?ilustrasi mendengarkan teman bercerita (pexels.com/August de Richelieu)

Selain belajar dari pengalaman pribadi, kita juga sangat dianjurkan untuk belajar dari pengalaman orang lain. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih aware dengan keadaan sekitar, sehingga meminimalisir kemungkinan melakukan pola yang keliru di kemudian hari. Pengalaman atau pendapat orang sekitar bisa jadi adalah hal yang dibutuhkan untuk berproses lebih baik.

Seringkali, kita tidak mampu menilai diri atau perilaku sendiri secara objektif karena mengalami bias. Oleh karena itu, dibutuhkan saran atau pendapat dari luar yang lebih objektif untuk memastikan keputusan atau langkah yang diambil adalah langkah yang rasional. Jadi, terbukalah untuk menerima saran dan pendapat orang sekitar, ya!

3. Mengalami cognitive bias

5 Alasan Sulitnya Belajar dari Kesalahan, Ada Kognitif Bias?ilustrasi pikiran manusia (pexels.com/meo)

Di dalam otak manusia, terdapat serangkaian proses yang melibatkan area-area tertentu yang begitu kompleks dan rumit saat akan mengambil keputusan. Namun, ada kalanya kita mengalami cognitive bias, yaitu kondisi saat kita mengalami kesalahan dalam berpikir, menganalisa, menilai atau menentukan sesuatu. Apalagi saat kita enggan mengeluarkan usaha lebih untuk menilai sesuatu secara akurat. 

Bila hal itu terjadi, kita cenderung akan menggunakan sedikit informasi yang ada di dalam memori. Biasanya, informasi tersebut adalah informasi yang sifatnya repetitif dan mudah diakses di dalam memori tanpa memedulikan kebenarannya. Informasi yang digunakan tidak utuh karena lebih memilih shortcut atau jalan pintas yang lebih mudah. Akibatnya, akan muncul pola yang sama seperti ketika melakukan kesalahan di masa lampau. 

4. Terlalu fokus pada kegagalan

5 Alasan Sulitnya Belajar dari Kesalahan, Ada Kognitif Bias?ilustrasi orang merasa stres (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Beberapa dari kita seringkali terjebak pada kondisi ini saat membuat kesalahan. Kita terlalu fokus pada kesalahan yang diperbuat dan terjebak dalam kondisi emosional yang kurang menguntungkan. Padahal, terlalu fokus pada kegagalan akan membuat kita lupa bahwa selalu ada hal positif yang bisa diambil darinya selama kita ingin berusaha lebih baik. 

Bila kamu hanya fokus pada kegagalan di masa lampau, kamu cenderung akan melupakan hal positif yang ada pada dirimu yang tidak kalah luar biasa. Akhirnya, lagi dan lagi kamu membuang-buang waktu untuk memikirkan sesuatu yang sudah tidak dapat diulang. Padahal, selalu ada kesempatan untuk memperbaikinya jika ingin beralih dari momen terpuruk itu. 

5. Cenderung terlalu pasrah

5 Alasan Sulitnya Belajar dari Kesalahan, Ada Kognitif Bias?ilustrasi pasrah dengan keadaan (pexels.com/Alex Green)

Pernahkah kalian merasa begitu pasrah saat akan melakukan sebuah tes? Kamu berpikir hasilnya akan gagal seperti tes sebelumnya karena satu dan lain alasan. Kondisi tersebut membuat kamu tidak melakukan apa-apa hanya karena percaya bahwa output yang diperoleh tidak ada bedanya. Memiliki kecenderungan kepribadian seperti ini akan sangat merugikan dirimu. 

Saat kamu terlalu pasrah dan pesimis, bukannya mencoba lebih keras, kamu justru menghambat performa dengan tidak melakukan apa-apa. Padahal, idealnya tidak ada yang tahu setiap output dari suatu keputusan atau kegiatan. Dibanding merawat traits ini, akan jauh lebih baik saat kamu meningkatkan usaha dan proses belajarmu. Walaupun kelak output-nya mengecewakan, setidaknya proses belajar yang kamu lakukan dapat menambah skill dalam diri.

Alasan sulitnya belajar dari kesalahan bila kamu alami, cobalah untuk menerapkan growth mindset agar tidak stuck dengan kegagalan itu. Pahami bahwa di setiap kesalahan atau kegagalan, selalu ada hal positif yang bisa dipelajari. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: 7 Gangguan Mental yang Menyebabkan Diskoneksi dari Kenyataan

Nur Tazkiyah Sejati Photo Verified Writer Nur Tazkiyah Sejati

rarely found someone who wants to listen carefully, so i write to release what is inside my mind

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya