5 Hal Keliru yang Banyak Terjadi saat Terapkan Self-Love
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Istilah self-love merujuk pada keadaan ketika seseorang mampu memperlakukan dan menghargai dirinya sendiri dengan baik. Mereka yang berada di tahap ini mampu menerima keadaannya serta memiliki keinginan untuk terus mengembangkan diri ke arah yang positif. Self-love bukan hanya berkaitan dengan tingkah laku yang positif, tapi juga termasuk pikiran dan perasaan positif pada diri sendiri.
Akan tetapi, banyak pula yang akhirnya menyalahartikan istilah ini. Banyak yang terjebak dan berakhir menjadi pribadi egois dengan dalih melakukan self-love. Padahal egois jelas termasuk salah satu hal yang tidak baik. Yuk, simak beberapa konsep self-love yang seringkali keliru dilakukan oleh banyak orang!
1. Hanya ingin berada dalam kondisi nyaman
Menginginkan kondisi yang nyaman sepanjang waktu merupakan tanda bahwa kamu sedang melakukan self-coddling atau memanjakan diri, bukan self-love. Saat melakukan hal ini, kamu akan menghindari berbagai hal yang berada di luar zona nyamanmu. Akibatnya, kamu akan kehilangan banyak kesempatan yang bisa menjadi fasilitas untuk mengembangkan diri.
Bila dilakukan secara terus menerus, hal ini justru bisa berdampak buruk pada dirimu sendiri, lho! Konsep self-love bukan sekadar membuat diri merasa nyaman dan tenang. Walau memang perasaan tenang dan nyaman dibutuhkan, namun kita juga perlu menghadapi tantangan yang jauh dari kondisi tersebut. Hal ini demi perkembangan dan pertumbuhan diri kita sendiri.
2. Menolak menerima ketidaksempurnaan diri
Banyak dari kita yang cenderung hanya mampu mengakui kelebihan atau keberhasilan diri saja dibanding kegagalan dan kelemahannya. Kita lebih mampu menerima hal-hal positif tersebut dibanding hal lain yang kita anggap negatif. Padahal, manusia sejatinya tidak ada yang sempurna. Kelemahan yang dimiliki adalah sesuatu yang wajar yang harus bisa kita terima dan akui pula, bukan justru dianggap sebagai sesuatu yang memalukan.
Saat kita mampu menerima fakta bahwa manusia tidak ada yang sempurna, kita akan memiliki kemungkinan untuk terhindar dari sikap arogan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang sekitar. Kita juga akan lebih terdorong untuk berusaha menjadi yang lebih baik dibanding saat tidak ingin mengakui fakta tersebut.
Saat menerapkan self-love, kita tidak diminta untuk hanya memuji kelebihan yang dimiliki. Tapi, juga dengan lapang menerima masukan-masukan dari orang lain terkait hal-hal dalam diri yang masih perlu diperbaiki.
Baca Juga: Self-Love, Belajar Cintai Diri Sendiri Lewat 5 Kebiasaan Ini!
3. Mengabaikan kondisi orang lain
Ada juga nih yang menjadi abai pada kondisi sekitarnya karena lebih mementingkan diri sendiri dan menganggapnya sebagai bentuk self-love. Kalau kamu termasuk salah satunya, kamu perlu membenahi pemikiran ini, ya!
Editor’s picks
Mengedepankan kepentingan pribadi sebelum kepentingan orang lain memang termasuk salah satu cara untuk menerapkan self-love. Kamu harus berani mengucapkan 'tidak' saat tidak sanggup memenuhi permintaan orang lain sebagai bentuk menghargai diri sendiri.
Tapi, hal ini bukan berarti kamu diminta untuk berhenti membantu orang lain yang sedang membutuhkan. Menolong sesama menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sebab kita adalah makhluk sosial yang sejatinya saling membutuhkan satu sama lain. Jadi, selagi kamu mampu dan bisa membantu temanmu yang kesulitan, bantulah seikhlasnya ya! Gak akan ada ruginya saat kita bisa membantu memudahkan kehidupan orang lain.
4. Menerima kekurangan diri atau kegagalan begitu saja
Ada juga nih yang keliru mengartikan istilah 'i love my self just the way i am'. Ia menganggap dirinya dan apa yang dimiliki saat ini sudah cukup, sehingga tidak perlu berusaha lebih keras untuk melakukan perbaikan atau progres yang lebih baik. Akhirnya, potensinya hanya terkubur dalam diri karena enggan berubah dan berusaha. Ia menganggap kelemahan atau kegagalan yang dialami memang telah ditakdirkan untuknya dan tidak ada usaha untuk memperbaiki.
Padahal, konsep self-love yang sebenarnya ialah menerima diri dengan segala kelemahan dan kekurangannya namun tetap memberikan usaha optimal untuk meningkatkan kualitas yang ada. Mereka yang mampu menerapkan self-love tidak memberikan cap negatif pada diri sendiri saat gagal, melainkan menjadikan momen itu sebagai bahan pembelajaran agar kelak bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi, bukannya larut dalam emosi negatif, kegagalan hendaknya dijadikan sebagai fasilitas untuk berusaha lebih keras, ya!
5. Memanjakan diri dengan hal destruktif
Beberapa dari kita mungkin seringkali menganggap bahwa self-reward dengan memberikan hal-hal instan pada diri sendiri merupakan bagian dari self-love. Kita memanjakan diri dengan makanan instan, belanja berlebihan, atau menghabiskan waktu dengan hal yang tidak bermanfaat.
Menerapkan self-reward memang tidak ada larangan asal dilakukan dengan porsi yang cukup. Misalnya, saat berhasil mendapatkan sesuatu yang sudah lama diimpikan setelah berusaha sangat keras.
Kita mengonsumsi makanan instan dengan kondisi berlebih demi membuat diri senang. Padahal, hal itu bisa berakibat buruk pada kesehatan dalam jangka panjang. Atau, kita shopping tanpa pikir panjang dengan alasan self-reward. Padahal, bila memang benar ingin melakukan self-love, kita sebaiknya menginvestasikan uang yang dimiliki pada hal-hal yang berorientasi pada perkembangan diri. Jadi, self-love bukan semata-mata membuat diri merasa senang dan bahagia saja, ya!
Kamu pernah melakukan salah satu dari kelima poin di atas, gak? Kalau pernah, semoga artikel ini membantumu untuk bisa menerapkan self-love dengan lebih positif.
Mencintai diri sendiri memang adalah salah satu hal yang harus bisa kita terapkan dalam hidup ini. Namun, bukan berarti kita diminta untuk mengabaikan orang lain demi mempertahankan well-being sendiri. Bantu dan tolonglah orang lain selama kamu mampu, ya!
Baca Juga: 5 Tanda Orangtua Berhasil Tanamkan Self-Love di Diri Anak, Prestasi?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.