6 Alasan Mengapa Terlalu Perfeksionis Justru Tidak Baik bagi Hidupmu

Berlebihan itu tidak baik, termasuk terlalu perfeksionis!

Mengusahakan yang terbaik dan mengusahakan untuk sempurna atau perfeksionis terkadang sangat tipis perbedaannya. Sikap perfeksionis sekilas mungkin dianggap sebagai sifat yang positif dan mengesankan.

Namun, sikap ini sebenarnya tidak terlalu baik apalagi jika berlebihan karena dapat membawa sederet dampak negatif dalam kehidupan kita. Lalu, mengapa terlalu perfeksionis itu tidak baik? Simak alasannya di bawah ini, ya!

1. Sulit menerima kritik

6 Alasan Mengapa Terlalu Perfeksionis Justru Tidak Baik bagi Hidupmuilustrasi seorang pria (pexels.com/Tim Gouw)

Orang yang terlalu perfeksionis akan terobsesi pada kesempurnaan sehingga akan kesulitan menerima kritik, terutama kritik yang berfokus pada kekurangan dan kesalahan.

Kritik yang mereka terima bisa saja menimbulkan kemarahan di dalam diri mereka atau justru membuat mereka tenggelam dalam rasa bersalah karena gagal atau tidak sempurna. Jika sikap ini dibiarkan terus menerus maka akan membawa dampak buruk bagi kesehatan mental.

2. Sering menunda pekerjaan

6 Alasan Mengapa Terlalu Perfeksionis Justru Tidak Baik bagi Hidupmuilustrasi seorang wanita (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebuah penelitian menyatakan bahwa terlalu perfeksionis menyebabkan seseorang cenderung menunda-nunda pekerjaan atau prokrastinasi. Terlalu perfeksionis menyebabkan seseorang menunda-nunda pekerjaan karena mereka takut jika hasilnya tidak sempurna dan mereka berpikir hasilnya akan lebih sempurna jika dikerjakan di lain waktu.

Jika kebiasaan menunda-nunda pekerjaan dibiarkan, hal ini akan membawa dampak buruk pada kehidupan. Prokrastinasi menyebabkan timbulnya stres dan rasa bersalah karena seolah banyak tugas yang belum terselesaikan. 

Baca Juga: 5 Alasan Terlalu Perfeksionis Terkadang Bikin Kamu Mudah Insecure

3. Besarnya keinginan untuk memegang kendali

6 Alasan Mengapa Terlalu Perfeksionis Justru Tidak Baik bagi Hidupmuilustrasi rapat di kantor (pexels.com/Mart Production)

Seseorang yang terlalu perfeksionis akan memiliki standar yang terlalu tinggi yang mana standar ini bukan hanya berlaku bagi dirinya sendiri, tapi juga orang lain. Mereka yang terlalu perfeksionis cenderung ingin mengontrol perilaku orang lain agar segala sesuatu berjalan sesuai keinginannya atau sempurna sesuai dengan standarnya. Padahal, hal ini tidaklah realistis dan bisa menyebabkan kerenggangan dalam suatu hubungan.

4. Membuang banyak waktu dan energi

6 Alasan Mengapa Terlalu Perfeksionis Justru Tidak Baik bagi Hidupmuilustrasi seorang pria (pexels.com/Olia Danilevich)

Seseorang yang terlalu perfeksionis akan membuang banyak waktu dan energi hanya untuk menyelesaikan sesuatu. Mereka akan berusaha sekeras mungkin dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaannya hingga sempurna sesuai dengan standarnya.

Mereka akan bolak-balik memeriksa pekerjaannya hingga detail terkecil agar tidak ada yang kurang dan salah. Padahal, waktu dan energi yang terpakai untuk memenuhi hasrat agar sempurna bisa digunakan untuk tugas dan pekerjaan lain. 

Baca Juga: 4 Alasan Seseorang Merasa Gengsi Berkolaborasi, Terlalu Perfeksionis?

5. Takut mencoba hal baru

6 Alasan Mengapa Terlalu Perfeksionis Justru Tidak Baik bagi Hidupmuilustrasi seorang wanita (pexels.com/Mikhail Nilov)

Terlalu perfeksionis akan membuat seseorang takut mencoba hal baru. Ketika mencoba hal baru, sangatlah wajar untuk mengalami kesalahan ataupun kegagalan, dan dari sanalah kita bisa belajar dan berkembang

Seseorang yang terlalu perfeksionis cenderung menahan dirinya dari mencoba hal baru hanya agar menghindarkan dirinya dari membuat kesalahan atau mengalami kegagalan. 

6. Sulit menerima kegagalan

6 Alasan Mengapa Terlalu Perfeksionis Justru Tidak Baik bagi Hidupmuilustrasi seorang wanita (pexels.com/Karolina Grabowska)

Seseorang yang terlalu perfeksionis cenderung mengukur nilai diri mereka hanya berdasar pada keberhasilan dan kesuksesan. Kegagalan layaknya hinaan dan akhir dari segalanya bagi seseorang yang terlalu perfeksionis. Mereka akan terus menerus menyalahkan dirinya sendiri dan merasa dirinya tidak berharga ketika mengalami kegagalan.

Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah, begitu pula dengan perfeksionis. Menyadari bahwa salah, gagal, dan tidak sempurna adalah sesuatu yang wajar dalam hidup akan menghindarkan kamu dari terjebak dalam lingkaran perfeksionis yang toksik dan akan membantu kamu dalam meningkatkan kualitas hidup. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, ya!

Baca Juga: 6 Tips Mengatasi Tidak Percaya Diri di Lingkungan Perfeksionis

Nurul Agustin Photo Writer Nurul Agustin

Lifelong learning and growing

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya