Aleta Hanafi, Brand and Communication OCBC dalam Media Talks "Mitos vs. Meritokrasi" pada Selasa (4/3/2025) di CGV FX Sudirman. (IDN Times/Febriyanti Revitasari)
OCBC memiliki visi menjadi mitra tepercaya untuk meningkatkan kualitas hidup. Karenanya, perusahaan ini membuka peluang yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk mengembangkan diri. Kini, banyak posisi kepemimpinan di dalamnya yang turut dipegang oleh sosok perempuan.
Dari total 6.506 karyawan, 52 persen di antaranya adalah perempuan. Pada posisi BOC (Board of Commisioner) dan BOD (Board of Directors), masing-masing 25 persen dan 38 persen dijalankan oleh perempuan.
Dilihat dari kelompok usia pun, peluang terbuka luas bagi segala rentang umur. 7 persen karyawan OCBC berusia 17-25 dan 12 persen adalah karyawan di usia 46-55 tahun.
Dengan fakta tersebut dan adanya kampanye #BaiknyaBarengBareng, OCBD menegaskan perlunya mengedepankan prinsip meritokrasi. Aleta Hanafi, Brand and Communication OCBC menjelaskan, “Gerakan ini merupakan bagian dari aspirasi kami untuk memberikan inspirasi bahwa untuk dapat maju, perlu adanya kesempatan bagi semua untuk dapat saling berkontribusi tanpa terpengaruh bias apa pun, termasuk gender."
Meski begitu, tetap diperlukan adanya fokus pada kapabilitas masing-masing individu dan bagaimana saling berkolaborasi untuk meraih tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, kesempatan yang sama terbuka dalam segala aspek, baik itu dari lingkungan sendiri sampai dengan masyarakat.
Jadi, apakah kamu sudah lebih paham mengenai meritokrasi? Kira-kira, di kantormu sudah menerapkan juga belum?