Jangan Salah, Ini 5 Hal yang Tidak Dilakukan oleh Orang Percaya Diri

Sikap perfeksionis adalah salah satu buah dari adanya self-esteem yang rendah. Bisa jadi kamu merasa insecure, bisa jadi pula kamu merasa tak yakin dengan kemampuanmu sendiri. Akibatnya, kamu menuntut diri untuk melakukan sesempurna mungkin dan mencapai hasil yang memuaskan.

Ini jelas kontras dengan sikap orang yang memiliki kepercayaan diri. Mereka tahu bahwa tak ada manusia yang sempurna, begitu pula dirinya. Dengan itu, mereka terus berusaha untuk menjadi ‘versi terbaik’ diri mereka. Tak peduli harus melewati kegagalan atau ucapan pedas orang, mereka hanya ingin terus belajar dan mengasah kemampuan diri mereka menjadi lebih baik.

Orang yang percaya diri melihat kesalahan sebagai sebuah kesempatan untuk menjadi lebih baik. Karena itu, mereka bukan tipe orang yang suka menuding atau melempar kesalahan pada orang lain. Kegagalan ini juga tidak membuat mereka langsung patah semangat dan putus asa. Sebaliknya, ini menjadi batu loncatan untuk mengasah potensi mereka lebih baik lagi.

Orang yang percaya diri tahu value dan keunikan dalam diri mereka. Oleh karena itu, mereka tak sibuk mencari perhatian dan pengakuan dari lingkungan sekitar. Dalam berinteraksi pun, ia tidak akan mencoba untuk berpura-pura menjadi orang lain atau memalsukan jati dirinya hanya untuk disukai orang. Kepribadian mereka apa adanya, itulah yang mereka keluarkan.

Ada batas yang sangat jelas antara murni memiliki rasa percaya diri dan berniat meninggikan diri. Orang percaya diri tidak akan selalu fokus pada kepentingan dirinya sendiri. Mereka akan selalu mencari cara untuk membantu orang lain dengan cara yang baik dan tulus. Sebaliknya, orang arogan menolong orang lain untuk membuktikan bahwa diri mereka jauh lebih baik dibanding orang tersebut.

Dari motivasi yang berbeda, terbentuk pula sikap dan dampak yang berbeda. Tanyalah pada dirimu sendiri, apa sikapmu adalah bentuk dari kepercayaan diri yang tulus atau justru niatan untuk meninggikan diri?

Kita semua pasti memiliki ‘zona nyaman’ masing-masing. Entah itu dalam ranah pekerjaan, pergaulan, dan lainnya. Dibutuhkan keberanian dan tekad untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru. Orang percaya diri tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja. Walau awalnya merasa sedikit tak nyaman, tapi ia akan berusaha untuk beradaptasi di lingkungan baru, alih-alih berdiri stagnan di comfort zone-nya.

Saat seseorang berani untuk mencoba hal yang baru, ia juga percaya bahwa kesalahan dan kegagalan akan memimpinnya untuk bertumbuh menjadi lebih baik.

Itulah kelima hal yang tidak dilakukan oleh orang percaya diri. Kepercayaan diri dapat dilatih dengan berbagai proses. Tak pernah ada kata terlambat bila kita berkeinginan untuk berubah. Let's be more confident in our own skin!