Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pelajaran Berharga dari Film 1 Kakak 7 Ponakan, Banjir Air Mata!

cuplikan film 1 Kakak 7 Ponakan (dok. Mandela Pictures/1 Kakak 7 Ponakan)
Intinya sih...
  • Film 1 Kakak 7 Ponakan menceritakan kisah Moko yang menjadi orangtua tunggal dan tulang punggung keluarga setelah kepergian kakaknya.
  • Moko harus menunda impian menjadi arsitek, menghadapi masalah finansial, dan menanggung beban finansial untuk 4 ponakannya.
  • Kisah Moko juga mengajarkan tentang pentingnya dukungan pasangan yang setia dan supportif dalam menghadapi kesulitan hidup.

Film 1 Kakak 7 Ponakan menjadi salah satu drama di awal tahun 2025 yang layak untuk dinikmati bersama keluarga. Kisah Moko (Chicco Kurniawan) yang berubah drastis setelah kepergian kakaknya, menjadi sorotan utama dalam film berdurasi 2 jam 11 menit ini. 

Moko 'terpaksa' menjadi orangtua tunggal sekaligus menanggung kehidupan seluruh anggota keluarganya. Kisah pilu Moko tak cukup sampai disitu, ia juga harus menunda impiannya menjadi seorang arsitek bahkan kisah cintanya terpaksa usai.

Sebagai tulang punggung keluarga, Moko harus banting tulang menghidupi keluarganya. Jadi generasi sandwich sekaligus orangtua tunggal, terdengar berat, bukan? Inilah pelajaran berharga yang dapat dipetik dari perjuangan Moko dalam film 1 Kakak 7 Ponakan.

1. Keluarga bukan beban, melainkan tanggung jawab

Trailer film 1 Kakak 7 Ponakan. (youtube.com/1 Kakak 7 Ponakan)

Meski harus melepaskan kariernya dan terpaksa mengurungkan niat untuk lanjut kuliah, Moko menegaskan bahwa para ponakannya bukanlah beban. Ia berpandangan bila keluarga adalah tanggung jawab, maka orang-orang di dalamnya harus saling bekerja sama.

Rasa memiliki dan prespektif ini tentu bukan muncul tanpa sebab. Moko bersikap tulus dan berusaha ikhlas ketika melakukan sesuatu untuk keluarganya. 

Masalah finansial bukan menjadi isu satu-satunya bagi Moko. Laki-laki yang baru saja lulus pendidikan jenjang sarjana tersebut ternyata juga harus menjadi figur orangtua bagi anak-anak kakaknya. Tentu, ini tak akan mudah tanpa adanya ketulusan dan kelapangan hati. 

2. Sebagai sandwich generation, bedakan biaya hidup dengan gaya hidup

cuplikan film 1 Kakak 7 Ponakan (dok. Mandela Pictures/1 Kakak 7 Ponakan)

Menanggung beban finansial untuk 4 ponakan saja sudah cukup berat untuk Moko, tapi masalah keuangan jadi makin pelik ketika kakak iparnya ikut campur. Moko diminta mengirimkan sejumlah uang untuk kakak iparnya, bikin kondisi sandwich generation jadi kian terhimpit. 

Sebagai sandwich generation, hendaknya kita menyadari bahwa biaya hidup berbeda dengan gaya hidup. Beban finansial yang harus terpenuhi dan diprioritaskan adalah biaya untuk kebutuhan sehari-hari, bukan lifestyle yang sifatnya kurang tersier. 

3. Pasangan yang saling mendukung dan memperjuangkan

1 Kakak 7 Ponakan (dok. Cerita Film / 1 Kakak 7 Ponakan)

Di antara banyak kesulitan, Moko terbilang beruntung memiliki pasangan yang setia seperti Maurin (Amanda Rawles). Gak cuma setia, Maurin bahkan mendukung setiap perjuangan yang dilakukan Moko, hampir di seluruh aspek kehidupan seperti karier hingga keluarga. 

Daripada menuntut untuk selalu bersama dan memprioritaskan dirinya, Maurin justru hadir memberikan support. Turut serta mendengarkan, memahami, bahkan memberikan solusi, bukan memaksa untuk memenuhi ekspektasinya. Selain keluarga, pasangan yang supportif selalu bisa menghadirkan ketenangan. 

Sikap Maurin yang berusaha untuk memberikan pandangan objektif dan tetap hadir meski tengah mengalami kondisi sulit, pantas menjadi pelajaran bagi kita semua. Terutama keinginannya untuk berjuang dan saling mengusahakan untuk satu sama lain dalam hubungan. 

Beberapa pelajaran berharga dari film 1 Kakak 7 Ponakan mungkin akan membuat kita menyadari betapa penting dan berharganya kehadiran sebuah keluarga. Banyak pelajaran yang terkesan realistis sangat mungkin untuk diadaptasi dalam kehidupan sehari-hari. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
Dina Fadillah Salma
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us