Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi beranjak dewasa
ilustrasi beranjak dewasa (pexels.com/KoolShooters)

Intinya sih...

  • Tidak semua orang akan menyukaimu dan itu tidak apa-apa. Menerima kenyataan ini bisa sangat membebaskan.

  • Waktu adalah aset yang tidak bisa dibeli kembali. Kamu jadi lebih selektif dengan aktivitas, hubungan, dan komitmen yang kamu jalani.

  • Uang tidak menjamin kebahagiaan, tapi stabilitas finansial penting. Pengelolaan keuangan menjadi salah satu keterampilan hidup yang krusial.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Seiring bertambahnya usia, kita mulai menyadari bahwa hidup tidak sesederhana seperti yang kita bayangkan saat kecil. Banyak hal yang dulu terasa mudah, kini justru terasa kompleks. Banyak pula pelajaran hidup yang tidak diajarkan secara langsung di sekolah melainkan datang perlahan melalui pengalaman, kegagalan, kehilangan, dan pertumbuhan.

Saat kamu mulai memasuki usia dewasa, pelajaran-pelajaran ini sering kali datang tanpa aba-aba, dan baru terasa maknanya ketika kamu mengalaminya sendiri. Berikut adalah lima pelajaran hidup yang baru terasa saat beranjak dewasa. Biar kamu gak kaget, baca artikelnya sampai habis!

1. Tidak semua orang akan menyukaimu dan itu tidak apa-apa

ilustrasi berkendara sendirian (pexels.com/Nascimento Jr.)

Waktu kecil, kita sering diajarkan untuk bersikap baik agar disukai semua orang. Tapi saat dewasa, kamu akan menyadari bahwa tidak peduli seberapa baik atau tulusnya kamu, akan selalu ada orang yang tidak menyukaimu dan itu bukan kesalahanmu. Menerima kenyataan ini bisa sangat membebaskan. Kamu jadi lebih fokus untuk menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri, bukan versi yang diharapkan orang lain. Lebih penting untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai pribadi daripada mengorbankan jati diri demi validasi dari luar.

2. Waktu adalah aset yang tidak bisa dibeli kembali

ilustrasi waktu (pexels.com/energepic.com)

Ketika kamu masih muda, waktu terasa tak terbatas. Tapi saat memasuki usia dewasa terutama saat mulai bekerja atau membangun keluarga kamu mulai menyadari betapa berharganya waktu. Kamu jadi lebih selektif dengan aktivitas, hubungan, dan komitmen yang kamu jalani. Pelajaran ini mengajarkanmu untuk tidak menunda hal-hal penting dan untuk lebih hadir di setiap momen. Waktu yang dihabiskan bersama orang terdekat, mengerjakan hal yang kamu cintai, atau menjaga kesehatan mental semua itu jadi terasa jauh lebih bernilai dibandingkan sekadar mengejar hal-hal instan.

3. Uang tidak menjamin kebahagiaan, tapi stabilitas finansial penting

ilustrasi stabilitas finansial (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kita dibesarkan dalam budaya yang sering mengaitkan uang dengan kebahagiaan. Saat dewasa, kamu mulai menyadari bahwa uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan sejati, tapi kekurangan uang bisa menimbulkan banyak stres. Maka, pengelolaan keuangan menjadi salah satu keterampilan hidup yang krusial.

Kamu mulai belajar pentingnya menabung, berinvestasi, dan hidup sesuai kemampuan. Kamu sadar bahwa gaya hidup mewah bukanlah ukuran keberhasilan, dan kadang justru kedamaian batin datang dari hidup sederhana namun aman secara finansial. Stabilitas, bukan kemewahan, yang membawa rasa aman.

4. Hubungan yang sehat lebih penting daripada hubungan yang lama

ilustrasi hubungan yang sehat (pexels.com/Ekaterina)

Dulu kita mengira bahwa semakin lama hubungan bertahan, semakin berarti hubungan tersebut. Tapi saat dewasa, kamu mulai memahami bahwa kualitas hubungan jauh lebih penting daripada lamanya. Entah itu persahabatan, hubungan romantis, atau keluarga, hubungan yang sehat harus saling mendukung, bukan saling menyakiti. Kadang kamu harus rela melepaskan hubungan yang sudah tidak sehat meskipun sudah bertahun-tahun dijalani. Dewasa artinya berani memilih koneksi yang sehat dan saling menghargai, bahkan jika itu artinya mulai dari awal atau memperkecil lingkaran sosialmu.

5. Kebahagiaan adalah tanggung jawab pribadi

ilustrasi kebahagian pribadi (pexels.com/KoolShooters)

Ketika masih muda, kita sering menggantungkan kebahagiaan pada faktor luar: pencapaian, pasangan, pekerjaan, atau bahkan pengakuan dari orang lain. Tapi saat dewasa, kamu mulai menyadari bahwa kebahagiaan sejati adalah hasil dari hubungan yang sehat dengan diri sendiri.

Kamu belajar bahwa tidak ada orang yang bisa membuatmu bahagia jika kamu sendiri belum berdamai dengan dirimu. Menjaga kesehatan mental, menetapkan batasan, memberi waktu untuk diri sendiri, dan menerima ketidaksempurnaan adalah bentuk nyata dari mencintai dan menghargai diri sendiri. Inilah dasar kebahagiaan jangka panjang.

Beranjak dewasa bukan hanya soal usia, tapi tentang kedewasaan berpikir dan bertindak. Pelajaran hidup yang baru terasa saat beranjak dewasa sering kali datang perlahan, menyakitkan, atau tidak nyaman. Meski begitu, itulah yang membuatmu tumbuh. Semakin kamu terbuka untuk belajar dari pengalaman, semakin kamu akan menyadari bahwa setiap fase kehidupan membawa kebijaksanaan yang tak ternilai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team