5 Pelajaran Hidup yang Kamu Dapatkan dari Film Crazy Rich Asians

Saat Eleanor Young dan keluarganya mengunjungi London, mereka ditolak menginap di hotel ternama hanya karena penampilan Eleanor dan keluarganya yang jelas terlihat seperti orang Asia. Bahkan si manajer dengan santai mengatakan bahwa semua kamar penuh, dan keluarga itu disarankan untuk menginap di China Town. Tidak terima dengan perlakuan rasis tersebut, Eleanor pun melaporkan kejadian ini pada suaminya lewat telepon.

Dan tidak butuh waktu lama, suami Eleanor pun memutuskan untuk menghubungi pemilik hotel dan membeli hotel tersebut. Keputusan itu membuat si manajer hotel terkejut dan akhirnya minta maaf kepada orang yang dia usir.

Dibalik drama pengusiran ini, kamu bisa belajar bahwa kita tidak boleh menilai seseorang dari penampilan luarnya saja. Hanya karena penampilannya yang sederhana, tidak berarti kita bisa memperlakukan mereka seenaknya.

Kita seringkali beranggapan bahwa orang kaya memiliki kehidupan yang bahagia. Pada kenyataannya, kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa dibeli dengan uang. Bahkan tidak jarang, uang justru membuat seseorang kehilangan kebahagiaannya.

Hal itu bisa kita lihat dari kehidupan Astrid dan suaminya, Michael. Kenyataan bahwa Astrid memiliki uang lebih banyak dari dirinya, justru membuat Michael merasa sangat tertekan.

Hal yang sama juga terjadi pada Eleanor Young. Lahir dan besar dikeluarga kaya nyatanya tidak membuat ibu dari Nic ini bisa diterima dengan mudah oleh Su Yi. Bahkan Eleanor harus menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membuktikan pada mertuanya itu bahwa dia adalah ibu yang baik.

Kita seringkali membandingkan diri dengan orang lain, bahkan tidak jarang kita merasa malu dengan diri sendiri. Jika kamu adalah salah satunya, sepertinya kamu harus belajar dari Rachel Chu.

Kenyataan bahwa sang kekasih berasal dari keluarga super kaya tidak lantas membuat Rachel minder dan menutupi jati dirinya. Beda dengan Nicholas dan keluarganya, Rachel adalah seorang gadis Amerika yang lahir di China dari seorang ibu yang bekerja sebagai agen rumah, dan hal itu tidak membuat Rachel malu.

Alih-alih malu, Rachel merasa bangga dengan dirinya, keluarganya dan darimana dia berasal.

Ketika Rachel kembali ke vila tempatnya beristirahat, dia menemukan kamarnya sudah dalam kondisi berantakan dengan ikan mati diatas tempat tidur. Hal ini tentu saja sangat menyebalkan bagi siapa pun.

Tidak peduli semarah apa pun dia, Rachel memutuskan untuk tetap diam dan tidak membuat keributan. Tidak semua hal berjalan seperti yang kita inginkan. Selain itu, kita juga tidak bisa memaksa semua orang untuk menerima dan menyukai diri kita.

Namun hanya karena kamu merasa kesal, bukan berarti kamu bisa marah-marah seenaknya tanpa memperdulikan situasi. Kadang tetap diam dan membiarkan semuanya berlalu begitu saja adalah pilihan yang terbaik.

Selain berlibur dan bertemu dengan keluarga Nick, kedatangan Rachel ke Singapura adalah untuk bertemu dengan sahabatnya Peik Lin. Bukan hanya sekadar nostalgia mengenang masa kuliah, Peik Lin menjelma menjadi pahlawan bagi Rachel.

Bukan hanya sekadar memilih outfit yang cocok untuk acara-acara yang harus dihadiri, Peik Lin juga menjadi 'tempat yang aman' bagi Rachel untuk berlindung ketika dirinya merasa sedih karena mendapatkan penolakan dari keluarga Nick.

Itulah beberapa pelajaran hidup yang bisa kamu petik dari film fenomenal tahun ini, Crazy Rich Asians. Gimana, apa kamu sudah menonton filmnya?