5 Pemikiran Buruk yang Membuatmu Kesulitan Bersosialisasi

Kamu terlalu menganggap penting adanya bakat dan prestasi yang bisa dibanggakan. Menurutmu, orang yang bertalenta dan punya segudang prestasi bakal lebih mudah diterima oleh masyarakat luas. Mereka bakal diharga dan dipuji-puji.

Sementara dirimu sendiri tidak memiliki kedua hal itu. Jadi, mau maju duluan untuk mengajak teman satu kantor ngobrol pun, kamu gak punya muka.

Padahal kalau mau ditilik lebih dalam, kamu juga punya bakat terpendam, lho. Hanya saja karena terlanjur merasa rendah diri, kemampuan itu jadi tertutupi. Lagi pula gak semua orang memandang orang lain dari prestasi dan telantanya saja, kok. Banyak juga yang mau berteman tanpa memikirkan keduanya.

Memang sebagian besar orang akan melihat penampilan fisik lawan bicaranya terlebih dahulu. Karena memang itu yang pertama kali terlihat oleh mata.

Bukan berarti mereka bakal menilai bentuk fisikmu secara negatif, lho. Kecuali kamu memiliki kemampuan membaca pikiran, bisa jadi rasa was-wasmu itu beralasan. Jika tidak, maka gak perlu cemas bentuk fisikmu yang kamu anggap buruk itu akan membuat orang lain tidak nyaman.

Selama kamu bisa membawa diri dengan baik, bertutur kata yang bijak dan paling penting percaya diri, niscaya lawan bicaramu akan merasa betah-betah saja ngobrol lama denganmu sampai lupa waktu.

Berhati-hati saat bertutur kata supaya tidak ada perasaan orang lain yang terluka, adalah sebuah niat yang mulia. Namun itu dapat berubah jadi buruk ketika kamu terlalu paranoid.

Kamu khawatir jika perkataanmu tadi ternyata menyinggung temanmu sendiri sehingga dia tidak menganggapmu orang baik lagi. Sementara belum tentu kawanmu itu menilai serius apa yang kamu ucapkan. Bisa jadi, dia hanya menganggapnya sebagai lelucon.

Kamu yang terlanjur mikir kejauhan, malah jadi salah tingkah sendiri saat berjumpa lagi dengannya. Bahkan ke teman-teman yang lain pun, kamu memilih banyak diam biar gak 'salah ngomong' lagi. 

Alasanmu tidak mau memperluas lingkar pertemanan adalah karena takut bakal salah menilai orang. Mungkin pemikiran ini muncul karena sebelumnya kamu pernah melakukan kesalahan serupa di masa lalu di mana orang yang tadinya kamu anggap baik, eh ternyata tega menusukmu dari belakang. 

Makanya, sekarang kamu jadi ekstra waspada. Gak mau lagi deh salah pilih teman. Pemikiranmu ini tidak sepenuhnya salah, sih. Tapi jangan terlalu lebay begitu deh sampai menutup akses untuk orang-orang yang ingin menjalin relasi denganmu.

Mau bagaiman pun, kamu perlu memperluas jaringan. Apalagi jika saat ini dirimu tengah merintis bisnis. Gak bisa dong selalu mengandalkan diri sendiri.

Jika kamu termasuk orang yang gampang tersinggung dan sakit hati sama ucapan orang, maka wajar bila pemikiran ini sering kali berputar di kepalamu.

Baru juga akan berangkat menghadiri acara reuni SMA, kamu sudah mikir terlalu jauh. Nanti gimana kalau ada teman yang bicara buruk tentang dirimu? Atau cemas aibmu semasa sekolah akan diumbar di tengah-tengah obrolan kalian?

Ujung-ujungnya apalagi kalau bukan membatalkan datang ke acara reuni tersebut. Masa bodoh deh kalau kawan-kawanmu bakal menjadikan kamu bahan gosip. Asalkan kamu gak mendengarnya langsung sih gak masalah.

Aduh, padahal bisa jadi ketakutanmu itu gak terbukti, lho. Kan sayang kesempatan emas berkumpul bersama teman-teman lama ini jadi terbuang sia-sia. 

Sebenarnya kamu bisa kok berubah menjadi sosok yang lebih humble. Dengan catatan mulai sekarang coba ubah mindset-mu dan singkirkan kelima pemikiran buruk di atas.

Masih mau dong jadi orang yang gampang bergaul dan punya banyak teman? Makanya, yuk berusaha menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri!