Merasa bersalah karena pekerjaan yang harusnya selesai tapi belum juga, keteteran karena harus mengejar deadline, benci dengan diri sendiri karena hasilnya jadi tidak maksimal, adalah beberapa contoh dari dampak prokrastinasi atau menunda-nunda pekerjaan terhadap kesehatan mental.
Itulah sebabnya, kebiasaan menunda-nunda ini perlu banget dilawan supaya gak bikin beban bagi dirimu sendiri. Di bawah ini pengingat diri buat kamu yang selama ini hobi prokrastinasi. Yuk, kita resapi sama-sama!
Ada kalanya terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan, membuatmu jadi menunda-nunda. Padahal, dengan menundanya tak akan menjadikannya selesai.
Justru menghindari tugas, sama melelahkannya dengan jika kamu menyelesaikan tugas tersebut. Karena saat kamu menunda, dalam hati kecilmu mengakui, apa yang kamu lakukan tidak benar. Dan, perasaan seperti itu memberi beban mental tersendiri.
Daripada energi kamu terbuang dalam rasa sesal karena sudah menghindari tugas yang banyak itu, lebih baik pergunakan waktu untuk mencicil perlahan. Sedikit-sedikit dilakukan, nanti tak terasa semuanya juga selesai.
Saat kita naik sepeda, pasti sepakat kalau yang tersulit itu adalah kayuhan pertama. Setelah itu, baru, deh, kayuhan berikutnya terasa lebih ringan. Begitu pula dalam mengerjakan sesuatu, yang sulit adalah memulainya.
Supaya kamu gak sering nunda-nunda lagi, coba lakukan aturan 5 menit. Yakni, cukup lakukan 5 menit aja dulu, gak usah mikir harus menyelesaikan semuanya. Karena biasanya itu yang bikin malas. Tapi kalau sudah maksain diri buat lakukan selama 5 menit, biasanya bakal terus melakukannya sampai selesai. Ibarat mesin, kalau sudah dipanaskan, jalannya jadi lancar, kan?
Ada banyak hal di sekitar yang bisa membuatmu menyerah terhadap godaan untuk menunda-nunda. Acara drama yang menarik, tontonan video yang lucu, berita gosip yang tersebar di media sosial, chat seru bersama teman-teman, dan sebagainya.
Jika saat ini kamu mampu menghindari semua godaan yang mengganggumu untuk menyelesaikan tugasmu itu, maka jadi bekal untuk suksesmu nanti. Kamu jadi terlatih untuk disiplin diri dan menentukan mana yang prioritas, dan mana yang untuk kesenangan semata.
Ada kepuasan tersendiri ketika kamu mampu disiplin dan berusaha menyelesaikan tugasmu lebih awal. Bukan dengan terburu-buru karena mepet dengan tenggat waktu.
Apalagi dalam dirimu sadar, bahwa kamu bisa saja menyerah untuk melakukan hal lain yang menyenangkan, tapi kamu justru memaksakan dirimu menyelesaikan. Rasa bahagia dan puas itulah yang hakiki. Mengetahui bahwa kamu berhasil melawan kesenangan sesaat.
Kamu boleh saja mengakui impianmu kepada teman-teman. Tapi tindakan nyatamu yang jadi bukti sesungguhnya, apakah kamu sungguh berkomitmen untuk meraihnya.
Impian atau keinginan saja tidaklah cukup. Kamu perlu membuktikannya dengan tindakan, yakni tidak menunda-nunda apa yang memang harus dikerjakan. Buatlah bangga dirimu sendiri dengan mengalahkan segala godaan bersantai-santai dan memilih menyelesaikan tumpukan tugas yang sudah menanti.
Semoga uraian tadi bisa jadi pengingat diri bagi kita semua yang masih sering melakukan prokrastinasi. Yuk, berubah! Kalau bukan sekarang, kapan lagi?