Penuh Kisah Haru, 5 Fakta Menarik Lagu Kalimantan Selatan 'Uma Abah'

Lagu "Uma Abah" memiliki lirik-lirik yang menceritakan perjuangan orang tua dalam mencari nafkah untuk keluarganya. Dalam lagu ini pula menceritakan rasa hormat dan terharu seorang anak ketika melihat perjuangan orangtua mereka. 

Dalam lagu "Uma Abah", lirik-lirik yang ditulis penuh dengan rasa haru perjuangan orang tua yang selalu berjuang mencari nafkah untuk keluarga. Salah satu bagian lirik dari lagu ini seperti,

"Guntur kilat basambung

Ujan labat arus daras wan galumbangnya

Awak basah kadinginan di tangah sungai

Mangayuh jukung, baluman tantu pakulihnya

Abah malunta, mancariakan rajakinya."

Dalam bagian lirik tersebut, mnceritkan betapa pantang menyerahnya seorang ayah dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Pada lagu Uma Abah, terdapat lirik yang menceritakan rasa hormat yang terdalam dari seorang anak untuk orang tua yang sudah rela berjuang demi dirinya. Lirik tersebut berbunyi:

"Ya Allah Ya Robbi

Kucium batis uma nang manyayangi

Kucium tangan abah nang malindungi

Ampuniakan dosa uma wan abahku

Ampuniakan dosa uma wan abahku"

H. Anang Ardiansyah sendiri merupakan seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu khususnya lagu-lagu Banjar. Beliau juga merupakan seorang pencipta lagu-lagu Banjar terbanyak.

Lagu "Uma Abah" merupakan sebuah inspirasi terciptanya sebuah buku yang berjudul Abah Raja Ai. Buku tersebut ditulis oleh Nasrullah dan Riswan Irfani.

Perjuangan dan kasih sayang orangtua untuk anak-anakanya memang tidak tenilai harganya, dan seorang anak tidak akan mampu membalas segala perjuangan maupun kasih sayang yang diberikan orang tua kepada dirinya. Untuk itulah, seorang anak sudah seharusnya selalu menghormati orang tua mereka.