Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengoleksi barang antik (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi mengoleksi barang antik (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Intinya sih...

  • Takut menyesal di kemudian hari karena barang mungkin dibutuhkan

  • Terikat secara emosional dengan barang lama yang menyimpan kenangan

  • Sulit mengambil keputusan apakah suatu barang masih layak disimpan atau tidak

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menimbun barang lama sering kali dianggap kebiasaan sepele. Banyak orang merasa tidak ada salahnya menyimpan barang yang sudah tidak dipakai, dengan alasan masih bisa berguna suatu hari nanti. Padahal, kebiasaan ini biasanya berakar dari alasan emosional, bukan sekadar soal kebutuhan.

Tanpa disadari, barang yang disimpan terus-menerus bisa memengaruhi ketenangan pikiran dan kenyamanan ruang hidup. Untuk memahaminya, berikut lima penyebab umum kenapa seseorang senang menimbun barang yang sebenarnya sudah tidak digunakan.

1. Takut menyesal di kemudian hari

ilustrasi mengoleksi barang antik (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Salah satu alasan paling umum adalah rasa takut akan penyesalan. Pikiran seperti “siapa tahu nanti dibutuhkan” membuat seseorang memilih menyimpan barang daripada melepasnya.

Ketakutan ini sering kali lebih kuat daripada logika. Meski barang tersebut sudah lama tidak dipakai, rasa aman semu dari menyimpannya terasa lebih menenangkan.

2. Terikat secara emosional

ilustrasi koleksi barang antik (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Barang lama sering menyimpan kenangan tertentu. Meski fungsinya sudah tidak ada, nilai emosionalnya membuat barang terasa sulit dilepaskan.

Melepas barang tersebut terasa seperti melepaskan bagian dari diri atau masa lalu. Akhirnya, barang disimpan meski hanya memenuhi ruang.

3. Sulit mengambil keputusan

ilustrasi wanita (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menentukan apakah suatu barang masih layak disimpan atau tidak membutuhkan keputusan. Bagi sebagian orang, hal ini cukup melelahkan secara mental.

Daripada berpikir dan memutuskan, menunda dengan cara menyimpan terasa lebih mudah. Kebiasaan ini lalu berulang dan menimbulkan penumpukan.

4. Rasa bersalah saat ingin membuang

ilustrasi wanita (pexels.com/mikoto.raw Photographer)

Membuang barang sering memunculkan rasa bersalah, apalagi jika barang itu masih layak pakai atau pernah dibeli dengan usaha besar.

Perasaan ini membuat seseorang memilih menyimpan, meski tahu barang tersebut tidak lagi dibutuhkan. Rasa bersalah yang tidak disadari akhirnya memicu kebiasaan menimbun.

5. Menganggap barang sebagai bentuk keamanan

ilustrasi wanita terdiam (unsplash.com/Ben White)

Bagi sebagian orang, memiliki banyak barang memberi rasa aman. Barang dianggap sebagai cadangan atau penopang jika terjadi hal tak terduga.

Rasa aman ini membuat sulit untuk melepaskan barang lama. Padahal, keamanan sejati tidak selalu datang dari banyaknya barang yang dimiliki.

Menimbun barang yang sudah tidak dipakai sering kali bukan soal malas merapikan, tetapi berkaitan dengan emosi dan pola pikir. Dengan memahami penyebabnya, kamu bisa mulai lebih sadar terhadap hubunganmu dengan barang-barang tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team