Ciri-ciri Hoarding Disorder, Gangguan Menimbun Barang Berlebihan

Dalam beberapa waktu terakhir, media sosial dihebohkan dengan video ibu kos menggeruduk kamar kos yang dihuni oleh seseorang yang diduga mengidap hoarding disorder atau gangguan penimbunan. Di dalam kamar tersebut, terdapat banyak sampah dan barang-barang tak berguna yang sengaja ditimbun oleh penyewa kos. Bahkan, beberapa properti seperti kasur dan lemari tampak kotor hingga rusak.
Video tersebut viral dan membuat warganet bertanya-tanya, mengapa si penyewa kos bisa berperilaku jorok seperti itu. Banyak yang mengaitkan perilaku tersebut dengan gangguan psikologis yang disebut hoarding disorder. Lalu, seperti apa sebenarnya ciri-ciri hoarding disorder pada seseorang? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
1. Mengumpulkan barang yang sudah tidak berguna

Mengutip dari National Health Servie (NHS), hoarding disorder berkaitan dengan beberapa gangguan mental yang menyerang penderita, di antaranya depresi, kecemasan, dan perasaan-perasaan sulit lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, pengidap gangguan penimbunan biasanya mengumpulkan barang-barang yang sudah tidak berguna atau bernilai lalu menimbunnya secara berantakan.
Selaras dengan yang dilansir Mind, aktivitas penimbunan bisa dikaitkan dengan pengalaman sulit dan perasaan yang menyakitkan. Ketika hal itu tidak bisa diungkapkan, dihadapi, atau diselesaikan, kegiatan menimbun barang dianggap sebagai alternatif untuk mengalihkan perhatian. Alhasil, secara tidak sadar, aktivitas tersebut menjadi kebiasaan dan perlahan menjadi gangguan mental yang disebut hoarding disorder.
2. Kesulitan untuk menata barang

Ada kalanya, ketika kita kesulitan menata barang, kita membiarkannya berserakan begitu saja. Awas! kebiasaan tersebut ternyata berkaitan dengan hoarding disorder. Mengutip dari Cleveland Clinic, seseorang dengan hoarding disorder cenderung mengalami kesulitan dalam menata barang. Ia merasa kebingungan atau tidak tahu di mana ia harus meletakkan barang yang ia bawa ke rumah, entah barang yang masih bisa digunakan atau sebaliknya.
3. Mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan

Pengidap hoarding disorder kerap kali mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Terlebih, jika hal itu berkaitan dengan barang-barang yang ada di dekatnya. Sebagaimana yang dilansir Mayo Clinic, seseorang dengan gangguan penimbunan mungkin akan merasa tertekan saat memikirkan untuk membuang atau menyimpan sebuah barang.
Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan tersebut dapat memengaruhi pengidap hoarding disorder dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Akibatnya, ia akan merasa stres dan cemas sepanjang hari. Ini juga memengaruhi hubungan atau interaksi dengan orang-orang di sekitarnya.
4. Memiliki perasaan terikat terhadap barang

Seseorang dengan hoarding disorder memiliki perasaan yang terikat dengan barang. Mengutip dari Healthline, ia akan merasa sulit berpisah dengan barang-barang yang ia miliki, meskipun itu adalah barang yang sudah tidak berguna atau menjadi sampah. Hal ini terjadi karena ia merasa bahwa barang-barang tersebut akan ia butuhkan suatu hari nanti, padahal kenyataannya ia sedang menumpuk sampah yang tidak berguna.
5. Memiliki hubungan buruk dengan teman atau keluarga

Memiliki riwayat hubungan buruk dengan teman atau keluarga bisa berakibat pada kesehatan mental. Sebab itu, penderita hoarding disorder mungkin memiliki hubungan yang tidak baik dengan teman atau keluarganya. Seperti yang dilansir NHS, beberapa faktor penyebab seeorang menderita hoarding disorder di antaranya:
- Tumbuh di lingkungan yang tidak terorganisir
- Memiliki masa kanak-kanak yang buruk, seperti kekurangan materi atau hubungan yang buruk dengan anggota keluarga lainnya
- Memiliki riwayat keluarga yang juga memiliki hoarding disorder
- Tumbuh di lingkungan yang berantakan dan tidak pernah diajarkan untuk memprioritaskan dan menyortir barang-barang tertentu
Jadi, bisa disimpulkan bahwa hoarding disorder bisa terjadi pada siapa saja. Untuk mencegahnya, bisa mulai dari diri sendiri dengan membiasakan hidup rapi dan bersih. Namun, apabila seseorang sudah memasuki fase gangguan penimbunan, segeralah temui psikolog, psikiater, atau dokter spesialis kejiwaan untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
Referensi
National Health Service (NHS). Diakses pada Juli 2024. Hoarding disorder.
Mind. Diakses pada Juli 2024. Hoarding.
Cleveland Clinic. Diakses pada Juli 2024. Hoarding Disorder.
Mayo Clinic. Diakses pada Juli 2024. Hoarding disorder.
Healthline. Diakses pada Juli 2024. Hoarding: Understanding and Treating.