ilustrasi stres kerja (freepik.com/diana.grytsku)
Sering kali, emosi memainkan peran krusial dalam membentuk perilaku plin-plan seseorang. Emosi seperti kecemasan, takut, bingung, sedih, dapat menghambat kemampuan seseorang untuk memproses informasi secara rasional. Kondisi emosional yang tidak stabil ini membuatnya sering berubah-ubah dalam mengambil keputusan.
Bukan hanya emosi negatif, emosi positif yang berlebihan juga berkontribusi pada perilaku plin-plan. Misalnya, ketika seseorang terlalu bahagia, mungkin saja baginya bertindak impulsif dalam pengambilan keputusan karena terpengaruh euforia sementara. Oleh karena itu, memahami emosional dengan baik dapat membantu seseorang mengelolanya secara tepat. Sehingga, seseorang dapat bertindak jernih tanpa pengaruh emosional.
Perilaku plin-plan merupakan masalah yang merugikan diri sendiri dan hubungan dengan orang sekitar. Perilaku tersebut dapat disebabkan berbagai faktor, seperti kesulitan beradaptasi, tekanan sosial, pengaruh emosional, dan lainnya. Guna mencegah kebiasaan plin-plan, penting bagi kita untuk mengidentifikasi apa penyebabnya, mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan, serta memahami konsekuensi dalam keputusan yang diambil dengan baik. Dengan upaya yang tepat, seseorang dapat mengambil keputusan secara cermat untuk kemajuan hidupnya.