Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Peran Psikososial dalam Pemulihan Mental Individu Pasca Bencana Alam

ilustrasi banjir (pexels.com/Pok Rie)
ilustrasi banjir (pexels.com/Pok Rie)

Bencana alam yang terjadi seperti banjir dan longsor tak hanya membawa dampak fisik, namun juga memengaruhi kondisi mental. Efek psikologis dan sosial yang ditimbulkan kerap kali kurang mendapatkan perhatian, sehingga pemulihan mental masyarakat yang terdampak tak berjalan secara optimal.

Trauma dialami oleh individu yang terdampak bencana alam dapat menimbulkan PTSD atau gangguan stres pasca trauma, depresi dan perasaan duka yang mendalam. Dalam hal ini, peran psikososial dalam pemulihan pasca terjadinya bencana alam menjadi langkah krusial.

1. Peran penting psikososial untuk pemulihan trauma pasca bencana alam

ilustrasi banjir bandang (pexels.com/Pok Rie)
ilustrasi banjir bandang (pexels.com/Pok Rie)

Gangguan stres pasca truma setelah terjadinya bencana alam dapat berdampak luas terhadap korban atau masyarakat yang mengalami. Salah satunya kesulitan menjalani kehidupan normal dan rasa takut yang meningkat akibat kejadian yang tak terduga.

Menurut laman resmi BNPB, diperlukan intervensi psikososial untuk memulihkan kondisi mental dan sosial korban. Intervensi pasca bencana mencangkup berbagai aktivitas dan strategi yang bertujuan untuk membantu korban mengatasi trauma.

Pemulihan pasca bencana tak hanya berfokus pada dampak fisik, namun juga pemulihan psikologis dan sosial. Dengan memberikan dukungan psikologis dan sosial, maka akan memperkuat ketahanan mental dan jiwa warga yang terdampak.

2. Pemulihan emosional pasca bencana alam

ilustrasi banjir bandang (pexels.com/Pok Rie)
ilustrasi banjir bandang (pexels.com/Pok Rie)

Pendampingan psikologis diberikan untuk membantu individu atau kelompok masyarakat mengatasi emosi negatif seperti rasa takut, sedih, dan marah. Perasaan tersebut tentu muncul setelah kerugian material atau fisik yang dialami.

Pemulihan ini dapat dilakukan dengan terapi kelompok atau layanan dukungan sebaya. Hal ini sebagaimana dikutip dari laman resmi BNPB. Penguatan komunitas juga memegang aspek yang penting dalam mendukung penguatan mental masyarakat terdampak bencana alam. Dengan membangun ikatan sosial antar masyarakat, mereka merasa tidak sendirian dalam menghadapi situasi sulit.

3. Resiliensi dalam menghadapi bencana alam

ilustrasi banjir (unsplash.com/Chris Gallagher)
ilustrasi banjir (unsplash.com/Chris Gallagher)

Resiliensi menjadi kemampuan individu untuk beradaptasi dan teguh dalam situasi yang sulit. Dalam laman resmi Universitas Airalngga disebutkan, resiliensi adalah faktor yang mampu membantu mengatasi persoalan psikologis akibat terekspos situasi bencana.

Faktor yang mempengaruhi resiliensi salah satunya adalah kesiapan menghadapi bencana alam. Kesiapan psikologi dalam menghadapi bencana alam dapat membuat individu merespons dampak bencana alam dengan lebih baik, serta mempermudah proses pemulihan pasca bencana alam.

Dukungan psikologi dan sosial dalam menghadapi bencana alam sangat diperlukan. Hal ini demi membantu pemulihan mental pasca kejadian yang traumatis.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us

Latest in Life

See More

20 Soal PAS Bahasa Indonesia Kelas 9 Semester 1 Kurikulum Merdeka

02 Des 2025, 18:30 WIBLife