Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi tertawa bersama teman (Pexels.com/Hannah Nelson)
Ilustrasi tertawa bersama teman (Pexels.com/Hannah Nelson)

Sekarang, banyak orang yang suka bercanda dengan nada sarkas. Ada yang bilang, "Ini cuma jokes, jangan baper!" atau "Aku emang orangnya sarkas, tapi niatnya baik, kok!". Padahal, gak semua sarkasme itu bisa diterima dengan baik, apalagi kalau malah bikin orang lain sakit hati. Di sisi lain, ada juga orang yang bisa melontarkan humor cerdas, yaitu bercanda dengan cara yang tetap menghibur tanpa menyakiti.  

Nah, biar gak salah paham antara sarkas dan humor cerdas, yuk, pahami perbedaannya! Karena jujur aja, gak semua orang yang "sarkas" itu sebenarnya lucu, dan gak semua orang yang humoris harus menjatuhkan orang lain.

1. Sarkas sering menyindir, humor cerdas mengajak berpikir

Ilustrasi wanita tertawa bahagia (Pexels.com/Tudolfo Quirós))

Salah satu ciri khas sarkasme adalah nada menyindir yang bisa terasa pedas, bahkan menyakitkan. Tujuannya sering kali untuk merendahkan, mengkritik, atau mengejek sesuatu secara halus (atau malah terang-terangan). Misalnya, kalau ada teman yang telat datang ke acara, orang yang sarkas mungkin akan bilang, "Wah, luar biasa! Akhirnya kamu datang juga. Harusnya kita semua kasih tepuk tangan, nih!". Walaupun terdengar bercanda, tapi di dalamnya ada sindiran yang bisa bikin orang lain merasa gak nyaman.  

Sementara itu, humor cerdas lebih mengarah ke permainan kata, logika, atau pengamatan yang mengundang tawa tanpa harus menyindir orang lain. Contohnya, kalau di situasi yang sama, seseorang dengan humor cerdas mungkin akan bilang, "Wah, kita hampir aja ngira acara ini berubah jadi pesta kejutan buat kamu!". Intinya, humor cerdas itu tetap bisa lucu tanpa harus bikin orang lain merasa tersinggung.  

2. Sarkas bisa menyakiti, humor cerdas menghibur semua orang

Ilustrasi merasa insecure (pexels.com/ Pixabay)

Salah satu masalah utama dengan sarkasme adalah gak semua orang bisa menerimanya dengan baik. Buat sebagian orang, sarkas mungkin terasa lucu, tapi buat yang lain, itu bisa terasa seperti menyerang secara pribadi. Apalagi kalau disampaikan dalam nada yang sinis atau merendahkan. Misalnya, saat seseorang salah menjawab pertanyaan, orang yang sarkas mungkin akan bilang, "Wow, jawaban yang sangat… kreatif. Sayang sekali gak ada hubungannya sama pertanyaannya!." 

Sebaliknya, humor cerdas lebih bersifat universal dan gak menyakiti siapa pun. Candaan semacam ini mengundang tawa dengan cara yang ringan dan gak membuat seseorang merasa bodoh atau direndahkan. Misalnya, dalam situasi yang sama, orang dengan humor cerdas bisa berkata, "Kamu kayak Google, jawabannya selalu ada, tapi kali ini anggap sinyalnya lagi hilang, jadi harus coba lagi deh." Tetap lucu, tapi gak terasa seperti menjatuhkan.  

3. Sarkas cenderung defensif, humor cerdas terbuka untuk berdiskusi

Ilustrasi menertawakan orang lain (Pexels.com/Yan Krukau)

Orang yang sering menggunakan sarkasme dalam berbicara biasanya lebih defensif atau punya kecenderungan untuk menutupi sesuatu, entah itu rasa tidak percaya diri atau kebiasaan menyindir orang lain sebagai bentuk perlindungan diri. Misalnya, kalau seseorang ditegur karena datang terlambat, orang yang sarkas mungkin akan menjawab, "Oh ya? Maaf banget, saya lupa kalau saya harus minta izin sama kamu buat atur hidup saya." Jawaban seperti ini terdengar menyindir dan bisa memicu konflik lebih lanjut.  

Sebaliknya, humor cerdas lebih terbuka untuk berdiskusi dan gak menggunakan candaan sebagai tameng. Orang dengan humor cerdas bisa merespons teguran dengan santai tanpa membuat situasi jadi lebih tegang. Misalnya, mereka bisa bilang, "Ya ampun, ini dia efek terlalu sering nonton film superhero. Aku lupa kalau aku bukan The Flash yang bisa nyampe tepat waktu!." Jawaban ini tetap bercanda, tapi gak menutup kemungkinan untuk tetap berbicara serius setelahnya.  

4. Sarkas sering dipakai untuk menyerang, humor cerdas mengajak bercanda

Ilustrasi menertawakan orang lain (Pexels.com/Keira Burton)

Sarkasme sering kali digunakan sebagai alat untuk menyerang seseorang secara halus. Bahkan, ada orang yang memakai sarkasme sebagai cara untuk menutupi kekesalan atau kemarahan mereka. Misalnya, kalau seseorang merasa terganggu dengan kebiasaan temannya yang suka berutang, mereka bisa bilang, "Wow, kamu udah kayak aplikasi pinjaman online. Tapi versi yang gak pernah bayar balik!." Walaupun terdengar bercanda, tapi pesan di dalamnya sebenarnya cukup menyakitkan.  

Sementara itu, humor cerdas lebih bertujuan untuk menghibur dan gak menyerang individu tertentu. Contohnya, dalam situasi yang sama, orang dengan humor cerdas bisa bilang, "Boleh kok pinjam samaku, tapi bunganya 200% ya." Tetap mengangkat topik yang sama, tapi dengan cara yang lebih ringan dan gak bikin suasana jadi canggung. Sekaligus jawaban untuk nolak halus juga, sih.

5. Sarkas sering bikin hubungan renggang, humor cerdas memperkuat interaksi

Ilustrasi tertawa bahagia (Pexels.com/Helle Hughes)

Karena sarkasme sering kali menyindir dan bisa terasa menyakitkan, gak heran kalau kebiasaan ini bisa bikin hubungan dengan orang lain jadi renggang. Bahkan kalau awalnya dianggap bercanda, lama-lama orang yang sering disindir bisa merasa gak nyaman dan menjauh. Kalau keseringan, sarkasme bisa bikin orang lain merasa dihina dan gak dihargai.  

Sebaliknya, humor cerdas justru bisa mempererat interaksi karena bersifat ringan dan gak menyakiti siapa pun. Candaan yang cerdas bisa mencairkan suasana dan bikin obrolan jadi lebih menyenangkan tanpa ada pihak yang merasa direndahkan. Itulah kenapa orang dengan humor cerdas sering lebih disukai dalam pergaulan dibandingkan mereka yang terlalu sarkas.  

Sarkas dan humor cerdas memang sekilas mirip, tapi kalau diperhatikan lebih dalam, bedanya jelas banget. Sarkas sering kali menyindir dan bisa menyakiti, sedangkan humor cerdas mengajak orang berpikir tanpa harus bikin mereka merasa gak nyaman. Jadi, sebelum bilang "Aku orangnya emang sarkas!", coba pikir lagi, kata-katamu benar-benar lucu atau cuma nyakitin orang lain?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team