Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto film Home Sweet Loan. (Instagram.com/homesweetloanfilm)

Home Sweet Loan menjadi film drama yang diadaptasi dari novel berjudul serupa karya Almira Bastari. Film tersebut mengangkat kisah Kaluna (Yunita Siregar) sebagai seorang sandwich generation yang terjebak dengan berbagai masalaha keluarga dan sosial. 

Kisah yang diangkat dari film garapan Sabrina Rochelle Kalangie ini, dinilai realistis karena menyoroti permasalahan generasi masa kini. Dilema ingin memiliki rumah impian, namun hanya punya gaji pas-pasan. Sementara itu, harus menghidupi keluarga yang masih saling bergantung. 

Konfliknya kian pelik sebab Kaluna adalah anak bungsu dengan kakak-kakak yang telah berkeluarga namun masih tinggal di rumah yang sama. Inilah pesan moral dari film Home Sweet Loan yang masih tayang di bioskop!

1. Beratnya jadi sandwich generation, harus disiplin mengatur keuangan dan kesampingkan gaya hidup mewah

Home Sweet Loan (Dok. Visinema Pictures)

Beratnya beban generasi sandwich yang harus menanggung hidup keluarga dan dirinya menjadi sorotan utama dalam film ini. Susah payah Kaluna mengatur budget untuk kebutuhan dirinya dan keluarga, plus menabung untuk rumah impian dengan pendapatan yang pas-pasan. 

Keresahan khas kelas menengah yang dihadapkan pada dilema sosial ini membentuk karakter Kaluna jadi lebih tangguh. Mau gak mau, ia harus menahan diri untuk tidak mengikuti gaya hidup mewah ala generasinya. Gak sampai disitu, Kalunya juga harus patuh pada budget plan yang sudah dibuat, dan syukur-syukur bisa menabung. 

Meski berat, namun Kaluna bisa, punya tabungan hingga Rp300 juta. Agaknya hal ini bisa jadi motivasi generasi muda yang mau punya rumah tapi dengan gaji pas-pasan. Sandwich generation itu berat, tapi kalau gak punya pilihan, bisa kok diusahakan punya tabungan asalkan disiplin menjaga pengeluaran. 

2. Ekspektasi peran yang tinggi bikin anak bungsu gak boleh egois dan harus banyak mengalah

Editorial Team

Tonton lebih seru di