Tidak sedikit buah-buahan digunakan untuk bahan baku olahan makanan. Seperti halnya buah pala yang dimanfaatkan warga Kabupaten Purwakarta menjadi ladang bisnis kuliner. Belum diketahui banyak orang, khasiat tumbuhan bernama latin Myristica fragrans, biji buah dan fulinya juga digunakan sebagai bahan industri farmasi dan kosmetik.
Sejumlah UMKM di sekitar Desa Wanayasa, Purwakarta, memanfaatkan potensi komoditas pala terbaiknya ke beberapa produk olahan. Berikut ulasannya.
Sebagian orang punya cara tersendiri memakan buah. Ada yang langsung dimakan atau dikreasikan menjadi es buah, puding, smoothies, dan lain-lainnya. Produk olahan buah-buahan pun sudah banyak ditemukan sebagai camilan, contohnya manisan buah pala. Ibu-ibu rumah tangga di wilayah Purwakarta yang tergabung dalam UMKM, terampil dan ulet membuat manisan buah pala.
Pembuatan manisan buah pala cukup sederhana. Pertama, buah pala dikupas terlebih dahulu. Kemudian, diiris sesuai bentuk yang diinginkan dan direndam ke dalam air garam selama 1x24 jam. Proses pembuatan manisan pala kering dan basah berbeda teknisnya. Untuk manisan pala kering, setelah direndam air garam, daging buah pala dicuci. Lalu, diolesi gula pasir dan dijemur. Pengolesan ini dilakukan hingga 2 kali untuk mendapatkan rasa yang manis. Terakhir, daging buah pala ditempatkan di wadah yang kering dan siap dinikmati.
Beralih ke proses pembuatan manisan pala basah, setelah direndam air garam dan dicuci, pembuatan manisan dilanjutkan dengan proses fermentasi. Daging buah pala direndam di dalam air gula.
Kira-kira tim manisan pala kering atau basah nih ya? Biasanya manisan buah pala laris dijadikan buah tangan para pengunjung.
Umumnya, rasa sirop yang dijual di pasaran antara lain, cocopandan, jeruk, melon, dan lain sebagainya. Kalau di Purwakarta, sirop yang dibuat ibu-ibu UMKM bahan baku utamanya buah pala. Produksi sirop buah pala dalam seminggu mencapai 50 botol. Bicara soal harga, minuman manis ini dibanderol seharga Rp15.000 per botol.
Di tangan kreatif ibu-ibu UMKM, pengelolaan sirop buah pala terbilang cukup mudah. Pertama, buah pala dikupas terlebih dahulu. Kemudian, dagingnya dicuci sampai bersih, lalu direndam selama semalaman. Selanjutnya, air rendaman tersebut dibuang dan daging buahnya direbus sebanyak dua kali. Ketika kedua kalinya, direbus selama 10 menit. Selesai direbus, tambahkan putih telur yang fungsinya mengangkat serta menghilangkan kotoran dari sari buah pala. Terakhir, air sari dituang ke dalam botol dan siap dikonsumsi.
Perpaduan cita rasa manis dan asam, sirop buah pala punya khasiat bagi kesehatan tubuh, lho. Buah pala mampu menyembuhkan penyakit mual, maag, insomnia, nyeri, dan antiseptik mulut.
Selain mendorong dunia kuliner, kepopuleran buah pala di Purwakarta juga dimanfaatkan sebagai komoditas penghasil minyak atsiri. Buah yang sekilas mirip dengan buah duku ini bernilai tinggi karena secara alami bijinya mengandung minyak atsiri. Bahan baku untuk minyak atsiri selain dari buah, juga bisa dari daun dan fulinya.
Di tingkat petani penyulingan, kini harga minyak atsiri dari buah pala harganya ditawar lumayan mahal, sekitar Rp580.000 per kilogram. Sedangkan, biji palanya sendiri dijual seharga Rp50.000-Rp60.000.
Minyak atsiri yang diproduksi Unit Dagang (UD) Mitra Pala Kecamatan Wanayasa, kini menembus pasar ekspor, seperti ke negara Asia Tenggara, Timur, dan Eropa.
Area lahan pertanian tanaman pala di Kabupaten Purwakarta sudah seluas 197,56 hektare. Melalui komoditas pala ini, diharapkan pertumbuhan ekspor pertanian Indonesia lajunya semakin meningkat dari tahun ke tahun.