Profil Erling Persson, Anak Petani yang Kebangkan Brand H&M

- Erling Persson, anak petani Swedia, mendirikan H&M pada 1947 dari toko kecil di Stockholm.
- Ia mengusung konsep pakaian terinspirasi dari catwalk desainer dengan harga terjangkau.
- Hennes & Mauritz berkembang pesat hingga memasuki pasar global dan memiliki lebih dari 800 toko.
Erling Persson, seorang anak petani yang berasal dari Swedia, mungkin tak pernah membayangkan bahwa dirinya akan menjadi sosok di balik salah satu merek fashion ternama. Dari kehidupan sederhana di pedesaan, ia mengubah pandangan tentang dunia mode melalui inovasi dan semangat kewirausahaan yang luar biasa.
H&M yang kini dikenal luas di berbagai belahan dunia, bermula dari sebuah toko kecil yang didirikan Persson pada 1947 silam. Yuk, simak bersama perjalanan inspiratif Erling Persson yang berhasil menciptakan sebuah merek fashion global dari akar yang sangat sederhana.
1. Profil Erling Persson

Erling Persson lahir di Borlänge, Swedia, pada 21 Januari 1917 dan meninggal pada 28 Oktober 2002. Ia merupakan founder salah satu merek fashion ternama H&M (Hennes & Mauritz). Sosoknya menjadi inspirasi banyak orang, karena Persson bukan seseorang yang lahir dari keluarga pebisnis.
Ia adalah anak dari seorang petani yang dibesarkan di pedesaan dengan sedikit pendidikan formal. Hal tersebut membuat Persson harus pindah ke Stockholm dan bekerja sebagai salesman. Ini menjadi titik awal Persson meraih kesuksesannya dalam mengembangkan bisnisnya di dunia mode.
2. Inspirasi Erling Persson dalam membuat brand fashion

Inspirasi awal Erling Persson dalam membuat brand berasal dari perjalanannya ke Amerika Serikat setelah Perang Dunia Kedua. Saat itu, toko-toko bervolume tinggi berkembang sangat pesat, hingga pada tahun 1947 ia mendirikan toko pertamanya yang diberi nama Hennes yang berarti "miliknya" dalam bahasa Swedia. Toko ini terletak di Vaesteraas, sebelah barat Stockholm.
Misinya pada saat itu adalah memberikan pengalaman berbelanja terbaik di tengah kondisi ekonomi Swedia pasca perang yang sedang mengedepankan penghematan dengan menciptakan suasana yang nyaman. Dari situ, Persson terinspirasi untuk menjadi pengecer pertama yang menawarkan pakaian yang terinspirasi dari catwalk desainer ternama dengan harga terjangkau bagi masyarakat umum.
Pendekatan ini berhasil menarik minat konsumen dan jaringan bisnisnya terus berkembang sepanjang tahun 1950-an sampai 1960-an. Pada 1950, Persson pun membuka toko pertamanya di Stockholm dan menyatakan bahwa ia ingin menjual pakaian untuk perempuan dengan identitas "yang gak ingin tampil seperti ibu mereka".
3. Konsep brand yang dipilih Erling Persson

Konsep brand yang diusung oleh Erling Persson berasal dari keinginannya dalam memasarkan barang-barang dengan harga yang terjangkau. Gak main-main, untuk mengembangkan bisnisnya ia bahkan mendesain logonya sendirian dan memasang iklan berwarna satu halaman penuh di surat kabar dan majalah guna bisa dikenali orang.
Pada tahun 1968, seiring dengan respons pasar yang semakin positif terhadap produknya, Persson memutuskan untuk memperluas lini produknya dengan memasuki dunia fashion pria dan anak-anak. Sebagai langkah strategis, ia mengakuisisi Mauritz Widforss, sebuah toko perlengkapan berburu dan senjata yang juga memiliki koleksi pakaian pria.
4. Proses pergantian nama dari Hennes menjadi H&M

Melihat bisnisnya yang kian berkembang, Erling Persson melihat bahwa penggunaan nama "Hennes" sudah gak relevan, sehingga ia mengubahnya menjadi "Hennes and Maurits". Kemudian di tahun 1974, Hennes & Maurits mempersingkat namanya menjadi H&M yang lebih menarik dan mudah dikenali.
Setelah merek tersebut mempersingkat namanya, mereka melanjutkan untuk merombak citra seluruh toko dan memperluas jangkauan mereka ke luar wilayah Skandinavia. Toko pertama di Amerika Serikat akhirnya dibuka pada tahun 2000 di Fifth Avenue, New York, yang kemudian berkembang menjadi fenomena ritel global yang sangat dikenal hingga saat ini.
Itu dia profil dan sejarah singkat Erling Persson dalam mengembangkan brand H&M miliknya. Persson memutuskan untuk pensiun di tahun 1982 dan menyerahkan kendali kepada putranya, Stefan, di mana saat itu H&M sudah hadir di 14 negara dengan lebih dari 800 toko dan 34.000 karyawan.