Pikirkan 5 Hal Ini untuk Hentikan Panic Buying Akibat Kasus COVID-19 

Bisa memperburuk keadaan!

Panic buying atau kepanikan dalam membeli, adalah fenomena yang terjadi ketika seseorang membeli sesuatu secara berlebihan dilatarbelakangi oleh kecemasan yang muncul akibat suatu hal.

Berdasarkan catatan sejarah, fenomena panic buying ini sudah terjadi beberapa kali. Tentu saja, yang terbaru adalah kepanikan atas kasus virus Corona atau COVID-19. Padahal dengan melakukan panic buying ini, justru dapat memperburuk keadaan lho. Dilansir BBC dan The Sydney Morning Herald, coba pikirkan 5 hal ini untuk menghentikannya!

1. Pikirkan mereka yang benar-benar darurat membutuhkannya

Pikirkan 5 Hal Ini untuk Hentikan Panic Buying Akibat Kasus COVID-19 pixabay/engin_akyurt

Semenjak berkembangnya pemberitaan mengenai COVID-19, masyarakat mulai berbondong-bondong membeli perlengkapan darurat seperti vitamin, hand sanitizier, obat-obatan dan juga masker. Barang-barang ini menjadi 'senjata' yang mampu melindungi diri dari virus. Pemberitaan di luar sana menyebutkan jika stok masker dan hand sanitizer mulai menipis bahkan habis, dan membuat masyarakat yang belum membelinya menjadi cukup kesulitan.

Salah satu yang terkena dampak panic buying adalah warga yang terkena dampak Erupsi Gunung Merapi. Hujan abu yang terjadi sangat berbahaya jika terhirup, sehingga warga membutuhkan masker untuk melindungi dirinya. Sayangnya persediaan masker yang terbatas dan kosong akibat panic buying, membuat warga kesulitan mencarinya. Melihat fenomena ini, justru mereka lah yang saat ini benar-benar membutuhkannya. 

2. Pikirkan betapa bahayanya jika petugas kesehatan tidak mendapatkan masker atau perlindungan lainnya

Pikirkan 5 Hal Ini untuk Hentikan Panic Buying Akibat Kasus COVID-19 unsplash/@anikolleshi

Petugas kesehatan adalah seseorang yang paling diandalkan pada saat ini. Merekalah yang berada di garis terdepan dan dikerahkan untuk mengobati dan warga yang terindikasi positif virus COVID-19. Dalam menjalankan tugasnya, petugas kesehatan juga memerlukan perlindungan diri seperti mengenakan sarung tangan dan juga masker. Tujuannya adalah supaya mereka tidak tertular dan tetap sehat, meski harus berdekatan dengan warga yang sakit. 

Kepanikan dalam membeli barang yang saat ini terjadi membuat perlengkapan yang dibutuhkan mereka, menjadi terbatas. Bayangkan jika petugas kesehatan tidak mendapatkan perlindungan, maka mereka bisa saja ikut tertular. Ketika petugas kesehatan sudah banyak yang tertular, akan semakin membahayakan masyarakat. Maka justru saat inilah kepanikan akan semakin terjadi. Orang yang ahli untuk mengobati saja sudah tertular, bagaimana dengan nasib warga yang butuh pertolongan mereka?

3. Pikirkan munculnya oknum yang nakal dan memanfaatkan hal ini untuk keuntungan dirinya

Pikirkan 5 Hal Ini untuk Hentikan Panic Buying Akibat Kasus COVID-19 unsplash/@macauphotoagency
dm-player

Media di luar sana mengabarkan adanya peningkatan harga untuk beberapa barang yang menjadi sasaran panic buying. Persediaan masker, hand sanitizer dan sabun cuci tangan yang terbatas, akhirnya menjadikan barang tersebut seakan langka. Peristiwa ini dapat dimanfaatkan oleh oknum nakal untuk menjualnya dengan harga tinggi. Para oknum tersebut sengaja membeli banyak persediaan, kemudian menjualnya lagi dengan harga dua hingga tiga kali lipat. Yup, oknum tersebut memanfaatkan ketakutan, kepanikan dan kecemasan warga untuk keuntungannya sendiri.

Pemerintah pun untungnya tidak tinggal diam menghadapi masalah ini, dengan memberikan hukuman bagi oknum nakal tersebut. Sekarang giliranmu untuk mengontrol dirimu sendiri. Jika kamu terus melakukan panic buying, maka sama saja kamu telah berpartisipasi menciptakan oknum nakal tersebut dan memberi keuntungan bagi mereka. Kamu pasti tidak mau dimanfaatkan oleh orang jahat, kan?

Baca Juga: Efek Panic Buying, Wawali Balikpapan Bantah Stok Masker Kosong 

4. Pikirkan kebutuhan hidup lain, yang juga perlu mendapat perhatian dan juga uangmu

Pikirkan 5 Hal Ini untuk Hentikan Panic Buying Akibat Kasus COVID-19 pexels.com/Artem Beliaikin

Ketakutan akan virus COVID-19 ini pada akhirnya juga berdampak pada pengeluaranmu. Membeli puluhan pack masker dan sejumlah hand sanitizer membutuhkan biaya yang tidak murah. Padahal ada kebutuhan hidup lain yang juga penting untuk kamu perhatikan, seperti membeli beras, sayuran, membayar air dan juga listrik.

Jika kamu sudah berkeluarga, maka kamu harus menyiapkan uang untuk anakmu. Begitu pula jika kamu memiliki hewan peliharaan, maka kamu juga harus menyiapkan budget untuk membeli makanannya. Jangan sampai kamu mengurangi persediaan kebutuhan untuk pangan, hanya agar budgetnya bisa kamu alokasikan untuk membeli banyak masker atau hand sanitizer. Bukannya menderita karena virus COVID-19, kamu malah menderita karena terserang penyakit maag.

5. Pikirkan bahwa pemerintah juga pasti telah bertindak untuk mengatasi hal ini. Meski sulit, cobalah untuk percaya

Pikirkan 5 Hal Ini untuk Hentikan Panic Buying Akibat Kasus COVID-19 unsplash/@dollargill

Pemerintah tidak tinggal diam dalam mengatasi kepanikan warganya akan kasus COVID-19 ini. Salah satunya adalah mereka menjamin bahwa kebutuhan pokok dan supply barang akan baik-baik saja. Tidak akan ada kelangkaan dan keterbatasan stok, sehingga kamu tidak perlu memborong suatu barang sekaligus dalam satu waktu.

Barang tersebut akan tetap ada, entah hari ini maupun jika kamu membelinya lagi dua minggu kemudian. Memang sulit untuk percaya pada seseorang di saat terjadi kepanikan seperti ini, namun itu adalah salah satu cara untuk membuat kita dapat berpikir jernih dalam menghadapi suatu hal.

Salah satu cara mencegah panic buying adalah dengan aktif membaca dan mencari informasi mengenai virus Corona. Pilihlah sumber berita yang valid dan terpercaya, supaya tidak termakan hoax dan menambah kepanikan!

Baca Juga: Cegah Panic Buying, Polisi Jaga Toko Swalayan di Makassar

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya