Nampak Sepele, 5 Kebiasaan Ini Bisa Tingkatkan Kecerdasan Emosional!

Termasuk kemampuan mengelola stres dan tekanan

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, dan menggunakan emosi secara positif untuk mengelola kecemasan, berkomunikasi dengan baik, berempati, mengatasi masalah, dan mengelola konflik. Dengan kata lain, semakin besar kecerdasan emosional kita, semakin baik kita dapat mengenal diri sendiri dan orang lain.

Sebagian orang lahir dengan kecerdasan emosional yang lebih dominan. Tapi bukan berarti hal ini tidak bisa dilatih dan dipelajari. Kalau kamu ingin meningkatkan kecerdasan emosional, kamu bisa mulai dari melakukan lima kebiasaan kecil namun powerful berikut ini.

1. Menyisihkan waktu untuk mengamati, mendengarkan, dan mempelajari emosi yang kamu rasakan

Nampak Sepele, 5 Kebiasaan Ini Bisa Tingkatkan Kecerdasan Emosional!Ilustrasi pria sedang merenung (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berlatih mengembangkan kecerdasan emosional adalah keterampilan yang bisa berdampak positif pada berbagai aspek kehidupan. Salah satunya dengan mengamati emosi, pikiran, dan sikap kita.

Ajukan pertanyaan reflektif pada dirimu. Apakah kamu merasakan hal tertentu hari ini? Bagaimana kamu bereaksi terhadap hal tersebut? Kesadaran diri ini membantu kamu lebih memahami emosimu dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Tidak perlu dilawan atau dikoreksi ketika emosi itu muncul, respon dengan netral.

Sisihkan beberapa menit setiap hari untuk berdialog dengan diri. Kegiatan seperti meditasi atau latihan mindfulness juga bisa membantu. Aktivitas ini dapat meningkatkan kemampuanmu untuk mengelola stres dan merespons emosi secara efektif. 

2. Menganalisa alasan dari munculnya emosimu

Nampak Sepele, 5 Kebiasaan Ini Bisa Tingkatkan Kecerdasan Emosional!Ilustrasi pria sedang merenung (pexels.com/cottonbro studio)

Setiap kali ada sesuatu yang mengganggu atau ketika kamu merasa sangat frustrasi, tanyakan pada dirimu apa alasannya. Seringkali, ketika ada sesuatu yang mengganggu dan tidak segera divalidasi, hal itu memiliki efek domino dan cenderung berdampak negatif pada aspek lain di hari kita. 

Misalnya, kamu hari ini merasa sangat kesal karena rekan kerjamu terlambat. Cari tahu apa yang membuatmu kesal? Apakah kamu merasa keterlambatannya menghambat proses kerja secara keseluruhan? Atau apakah kamu menganggap ketepatan waktu sebagai tanda hormat, sehingga kamu merasa seolah-olah dia tidak menghormatimu? 

Dengan merefleksikan alasan di balik emosimu, hal ini akan memberimu gambaran tentang apa saja hal-hal tertentu yang memengaruhi kamu.

3. Menulis jurnal

Nampak Sepele, 5 Kebiasaan Ini Bisa Tingkatkan Kecerdasan Emosional!Ilustrasi wanita sedang menulis jurnal (pexels.com/Vlada Karpovich)

Menulis jurnal atau yang lebih sering disebut journaling adalah salah satu cara kita mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan pengalaman kita secara terstruktur. Kebiasaan ini memungkinkan kamu menjelajahi dan memproses emosi, serta memberikan gambaran tentang pola berulang dan trigger yang mungkin kamu miliki. Ketika rutin menulis jurnal, kamu juga bisa melacak sejauh mana progress pertumbuhanmu dengan membandingkan cerita yang kamu tulis dari waktu ke waktu.

Jurnaling tidak selalu harus berupa narasi deskriptif layaknya cerpen. Kamu bisa menjadikannya berupa pertanyaan poin per poin, berupa ilustrasi atau doodle, dan lain sebagainya.

dm-player

Baca Juga: Perbedaan Mental Health dan Mental Illness, Jangan Keliru!

4. Berlatih pernapasan perut

Nampak Sepele, 5 Kebiasaan Ini Bisa Tingkatkan Kecerdasan Emosional!Ilustrasi wanita sedang meditasi (pexels.com/Natalie Bond)

Sebetulnya, kita semua terlahir dengan kemampuan pernapasan perut atau diafragma. Namun, semakin kita tua dan bertambah usia, kita jadi tidak lagi terbiasa bernapas menggunakan diafragma. Hilangnya kemampuan ini bisa karena banyak hal, termasuk stres karena tekanan sehari-hari. Sehingga kita secara bertahap beralih ke pernapasan dada yang lebih pendek dan kurang menyegarkan.

Mempelajari kembali cara bernapas dari diafragma bermanfaat bisa sangat bermanfaat. Pernapasan diafragma atau disebut pernapasan perut, mendorong pertukaran oksigen penuh. Sehingga tidak mengherankan jika jenis pernapasan ini bisa memperlambat detak jantung dan menurunkan atau menstabilkan tekanan darah.

Cara berlatih pernapasan perut:

  • Berbaringlah di alas yang datar atau di atas kasur dengan menekuk lutut. Kamu bisa menggunakan bantal di bawah kepala atau kaki jika dirasa lebih nyaman.
  • Letakkan satu tangan di atas dada dan satu tangan lainnya di atas perut, tepat di bawah tulang rusuk.
  • Bernapaslah secara perlahan dari hidung, ambil napas dalam-dalam dan biarkan udara masuk ke arah perut bagian bawah. Tangan di bagian dada harus dalam keadaan diam, sedangkan tangan di bagian perut bergerak naik.
  • Kencangkan otot perut dan biarkan jatuh ke bagian dalam saat kamu mengeluarkan napas melalui bibir. Tangan di perut harus bergerak ke bawah ke posisi semula.

5. Berhenti dan ambil jeda sejenak sebelum menjawab pertanyaan

Nampak Sepele, 5 Kebiasaan Ini Bisa Tingkatkan Kecerdasan Emosional!Ilustrasi wanita sedang berbincang (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Baik dalam hubungan pribadi maupun profesional, banyak orang merasa terintimidasi oleh pertanyaan yang tampaknya memiliki makna tersembunyi. Mungkin salah satunya ketika atasanmu bertanya, "Apa kamu punya rencana akhir pekan ini?".

Sebagian dari kita mungkin akan langsung menebak-nebak dalam hati misalnya apa maksud pertanyaan itu? Apakah dia mau menyuruhmu bekerja di akhir pekan? Apa dia gak menghargai waktu liburku di akhir pekan? Padahal ada acara penting, jangan-jangan harus tertunda gara-gara hal ini.

Sikap menerka-nerka tadi tidak jarang menimbulkan persepsi negatif dan memengaruhi perasaan kita terhadap lawan bicara. Sehingga alih-alih memberikan jawaban yang tepat, kita mungkin memberikan jawaban spontan berdasarkan perubahan suasana hati. 

Salah satu hal yang bisa melatih kecerdasan emosional adalah dengan mempertanyakan asumsimu pada yang bersangkutan daripada hanya menebak-nebak atau malah menuduh. 

Kamu bisa mengonfirmasinya dengan kembali bertanya, "Apakah bapak/ibu ada pertanyaan lain di balik pertanyaan ini?" Dengan begitu, orang lain akan mengungkapkan alasannya, apakah memang ingin memintamu bekerja di akhir pekan atau hanya berusaha bersikap ramah saja.

Melakukan hal-hal tersebut untuk mengasah kecerdasan emosional mungkin akan terasa tidak nyaman atau membingungkan awalnya. Tetapi ketika terus dilakukan dan menjadi kebiasaan, kamu akan merasakan perbedaan bagaimana kamu semakin mengenal emosi dan kebutuhanmu, sehingga kamu juga mampu semakin memahami orang lain tanpa menjadi frustasi.

Baca Juga: 5 Makanan Tinggi Triptofan, Bantu Cegah Gangguan Mental

putriana cahya Photo Verified Writer putriana cahya

Tryin to be hooman

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya