5 Trik Anger Management yang Baik Biar Kamu Gak Gampang Meledak
Pexels.com/Moose Photos
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai manusia, pasti kita gak bisa luput dari rasa marah atau pun sedih setiap hari. Apalagi kalau tinggal di perkotaan yang penuh hiruk pikuk seperti Jakarta. Entah saat berada di jalan menuju kantor, saat di kantor, atau bahkan ketika di rumah, akan selalu ada pemicu-pemicu kita untuk marah.
Marah sendiri sebetulnya sesuatu yang normal apabila terjadi pada diri kita. Tapi, terlalu sering marah pun bisa berdampak buruk pada kesehatan kita lho. Seperti dikutip dari merdeka.com, terlalu sering marah bisa menyebabkan kita rentan terserang penyakit jantung, darah tinggi, depresi, dan sakit kepala.
Tapi, yang lebih berbahaya dari perasaan marah adalah ketika kamu tidak bisa mengendalikannya. Karena ketika kamu ada masalah pengendalian amarah atau memiliki anger management yang buruk, bisa-bisa hidupmu akan bermasalah.
Ciri orang yang memiliki masalah pada anger management biasanya akan mudah membanting barang atau memukul objek tertentu untuk melampiaskan amarah, mudah menuduh orang lain berperilaku negatif terhadapnya, mudah menghujat, dan cenderung berperilaku kasar ketika marah.
Memiliki anger management yang buruk bisa sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial lho. Karena orang yang sulit mengendalikan amarahnya akan cenderung dijauhi oleh lingkungan sosialnya, rekan kerja, relasi bisnis, bahkan keluarga karena terlalu mudah untuk marah.
Nah, supaya hal buruk itu gak terjadi kepada kamu, ada baiknya supaya kamu tahu bagaimana caranya memiliki anger management yang baik.
1. Telusuri apa yang membuat kamu sering melakukan hal tertentu saat marah
Pexels.com/GratisographyMembanting barang, memukul dinding, menjerit, atau berteriak keras setiap kali marah pastilah ada pemicunya. Dan biasanya hal itu berhubungan dengan trauma di masa lalu. Misalnya, semasa kecil kamu sering banget melihat kakak atau ayah melempar barang setiap kali marah, atau ibu yang selalu menampar kamu ketika marah.
Traumatik di masa lalu sangat mungkin memengaruhi bagaimana cara kamu mengekspresikan amarah saat ini. Karena dari kejadian masa lalu itu alam bawah sadar kamu seolah sudah mengonfirmasi bahwa cara mengekspresikan kemarahan yang benar adalah seperti apa yang sering kamu saksikan dulu.
2. Lebih peka terhadap tanda-tanda munculnya amarah
Pexels.com/PixabayBanyak di antara kita yang beranggapan bahwa amarah selalu muncul tiba-tiba yang tidak bisa dideteksi. Tapi, sebetulnya selalu ada tanda-tanda peringatan secara fisik yang muncul di tubuh setiap kali amarah akan muncul. Fisik yang merespon amarah adalah sesuatu yang normal. Sebab itu, semakin marah kita maka akan semakin banyak anggota tubuh yang merespon dengan mengalami overdrive.
Sebagai contoh, ketika kamu marah biasanya jantung akan terasa berdetak cepat, tubuh gemetar, atau mulut yang bergemulutuk. Respon-respon tubuh semacam itu perlu untuk segera kamu sadari agar kamu bisa segera mengambil langkah antisipasi sehingga kamu pun tak lepas kendali.
3. Segera temukan cara mendinginkan amarah kamu
Editor’s picks
Pexels.com/Nathan CowleyPentingnya untuk diri bisa mengenali tanda-tanda amarah, adalah agar kamu perlu segera mengambil langkah tepat, yaitu melakukan hal yang bisa segera meredakan amarahmu sebelum lepas kendali. Ada banyak teknik yang bisa dilakukan untuk dapat meredakan amarah. Namun, biasanya setiap orang sudah memiliki caranya masing-masing.
Sebagai contoh, kamu bisa segera beristighfar di dalam hati untuk bisa meredakan amarahmu. Atau ada juga yang langsung menenangkan diri ke tempat yang sepi seperti di toilet. Atau kamu bisa menggunakan metode yang cukup mudah, seperti berhitung di dalam hati 1 sampai 10 sambil menarik napas panjang dan mengembuskannya di setiap hitungan.
Cobalah cari cara untuk bisa meredakan amarahmu sendiri.
Baca Juga: Jangan Suka Emosi, Ini 5 Efek Negatifnya Bagi Kesehatan
4. Cari cara yang lebih positif untuk melampiaskan kemarahan
Pexels.com/PixabaySeperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa marah adalah sesuatu yang manusiawi. Karena itu, amarah memang perlu untuk tetap dilampiaskan. Sebab terlalu lama memendam amarah pun tidak baik buat diri kita. Karena bila terus dipendam tanpa dilampiaskan, sama saja seperti menunggu bom waktu untuk meledak. Tapi, untuk bisa memiliki anger management yang baik, kamu perlu mencari pelampiasan amarah yang lebih positif.
Memang bisa? Banyak kok. Kamu bisa melampiaskan ke bentuk karya seni seperti puisi atau sajak, lukisan, atau membuat lagu. Kamu juga bisa melampiaskannya dengan melakukan olahraga seperti mengangkat beban, panjat tebing, bersepeda, lari, dan sebagainya. Ada banyak cara kok untuk bisa melampiaskan amarah ke arah positif.
5. Ketahui pasti kapan kamu perlu bantuan profesional
Pexels.com/Christina MorilloAnger management terdengar mudah, tapi sebetulnya cukup sukar untuk dilakukan. Apalagi bagi mereka yang tergolong emosian sehingga sulit mengendalikan emosinya. Karena itu, walaupun berbagai teknik anger management sudah banyak dilakukan tapi bisa saja sia-sia. Artinya, karena sudah terlalu lama membiarkan amarah terus meledak-ledak sehingga seseorang bisa sangat kesulitan untuk menghentikannya.
Bila hal itu terjadi kepada kamu atau orang yang kamu kenal, segeralah cari bantuan kepada profesional. Kamu bisa mulai mengikuti banyak kelas, terapi, maupun program anger management yang biasanya dibuka secara umum oleh perusahaan konsultan.
Ingatlah bahwa mencari bantuan bukanlah bentuk kelemahan. Bagaimanapun, kesulitan dalam menahan amarah adalah sesuatu yang buruk dan harus cepat-cepat dihilangkan. Karena kalau tidak, bisa-bisa kamu akan dijauhi oleh lingkungan sosial, mendapat masalah dalam hal karier, bermasalah dalam hubungan keluarga maupun asmara. Pastinya, kamu gak mau kalau sampai hidupmu punya masalah seperti itu, ‘kan?
Baca Juga: 5 Kemarahan Cewek Ini Sering Bikin Cowok Gagal Paham
Rahardian Shandy
Rutin menulis sejak 2011. Beberapa cerpennya telah dibukukan dan dimuat di media online. Ia juga sudah menulis 4 buah buku non-fiksi bertema bisnis. Sementara buku fiksi pertamanya terbit pada 2016 lalu berjudul Mariana (Indie Book Corner).
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Topik:
Berita Terkini Lainnya
