3 Kekurangan Tinggal di Kawasan Pedesaan, Ada Tantangan Tak Terduga

Benarkah warga desa selalu memiliki hati yang mulia?

Bagi mereka yang terbiasa tinggal di daerah perkotaan, menghadapi masalah-masalah seperti kemacetan, biaya hidup yang mahal, hingga orang-orang yang bersifat individual sering kali bisa membuat stres. Terkadang, ingin rasanya hidup di kawasan yang tenang di mana setiap hari bisa melihat pemandangan hijau tanpa tuntutan pekerjaan berlebihan. Situasi ini sering kali membawa lamunanmu melayang ke pedesaan.

Membayangkan tinggal di desa yang alamnya masih sangat cantik dan penduduknya murah senyum ternyata asyik juga. Hidup rasanya bebas dari rasa khawatir sehingga hati bisa selalu bergembira. Namun, benarkah kenyataannya seperti itu? Tanpa disadari, ternyata hidup di desa juga punya beberapa kekurangan seperti berikut ini, lho!

1. Pilihan hiburan yang minimal

3 Kekurangan Tinggal di Kawasan Pedesaan, Ada Tantangan Tak Terdugailustrasi seorang perempuan yang sedang berdiri di samping seekor sapi (pexels.com/cottonbro studio)

Tinggal di desa memang bisa dibilang lebih menenangkan karena jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Kehidupan bertetangga yang ramah, alam yang masih cukup terjaga, hingga harga-harga barang yang relatif murah menjadikan tempat ini cocok bagi mereka yang ingin hidup dengan damai di masa senja. Namun, bagi kaum muda, tinggal di desa rasanya kurang cocok. Pasalnya, tidak banyak pilihan hiburan di sana sehingga rawan mendatangkan rasa bosan. Selain hamparan gunung, sawah, atau pantai, mungkin hanya ada toko-toko kecil dan warung saja yang bisa dijumpai. Tidak ada pusat perbelanjaan besar, kafe, taman hiburan, dan segala macam wahana wisata menarik.

Baca Juga: 6 Suka Duka Tinggal di Pedesaan, Gak Senyaman yang Kamu Pikirkan!

2. Orang-orang desa senang ikut campur urusan orang lain

3 Kekurangan Tinggal di Kawasan Pedesaan, Ada Tantangan Tak Terdugailustrasi warga desa (pexels.com/Asad Photo Maldives)
dm-player

Salah satu kebudayaan yang selalu dijunjung tinggi oleh orang-orang pedesaan adalah gotong royong. Adanya kerja sama semacam ini menciptakan kehidupan yang guyub, saling merangkul layaknya saudara sendiri. Senang dan susah dirasakan bersama-sama. Inilah alasan mengapa mereka bisa tampak tenang, bahagia, dan seolah tidak ada beban, meski sebenarnya menjalani keseharian yang penuh dengan kesederhanaan.

Namun, di sisi lain, tidak semua orang memahami soal batasan sejauh mana gotong royong itu berlaku. Pasalnya, masih banyak orang-orang desa yang suka mencampuri urusan orang lain karena menganggap bahwa apa yang dihadapi oleh seseorang artinya menjadi masalah bersama. Tidak jarang, tindakan seperti ini bisa menciptakan perkara baru atau memerkeruh perkara yang sudah ada.

3. Punya kebiasaan bermuka dua

3 Kekurangan Tinggal di Kawasan Pedesaan, Ada Tantangan Tak Terdugailustrasi seorang warga desa yang berjalan bersama seekor sapi (pexels.com/Huy Phan)

Bicara soal tinggal di desa, hal yang sering muncul dalam benak kebanyakan orang adalah keramahan warganya. Membayangkan hidup di antara manusia-manusia berhati lembut dan berwajah riang karena murah senyum itu saja sudah membuat hati terasa bahagia. Kalau suatu saat nanti benar-benar harus mengalami hal tersebut, rasanya tidak akan menjadi situasi yang perlu dirisaukan.

Namun, jangan mudah senang dulu. Percaya atau tidak, sama seperti masyarakat perkotaan, ada juga warga desa yang bermuka dua. Di sisi lain, mereka begitu ramah kepada semua orang. Tetapi, begitu ada yang berbuat salah atau melakukan tindakan yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, mereka bisa membicarakan keburukan tanpa sepengetahuan orang tersebut. Akibatnya, seseorang tidak mengetahui bahwa orang-orang yang disangkanya baik, ternyata mencelanya habis-habisan.

Tinggal di mana saja, termasuk di desa, tentu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Apa yang telah disebutkan di atas tentu tidak terjadi di semua desa atau berlaku untuk semua orang. Hal yang terpenting adalah berusaha untuk mampu beradaptasi sebaik mungkin dan menghindari apa saja yang sekiranya bisa memicu timbulnya ketidaknyamanan. Dengan begini, hidup bermasyarakat bisa terasa lebih aman dan damai.

Baca Juga: 7 Keuntungan Berlibur ke Pedesaan bagi Kesejahteraan Mental

Ratna Kurnia Ramadhani Photo Verified Writer Ratna Kurnia Ramadhani

Manusya mriga satwa sewaka.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya