#GreenBeauty 5 Aksi Green Lifestyle untuk Menyelamatkan Bumi

Kalau bukan kita yang memulai, lalu siapa lagi?

Momen tahun baru biasanya identik dengan resolusi atau pencapaian yang ingin diraih di tahun mendatang. Resolusi tahun baru bisa berupa keinginan untuk mempelajari bahasa asing, rutin berolahraga, dan lainnya. Kamu biasanya membuat resolusi tahun baru juga, gak?

Setelah melewati tahun 2020 dengan resolusi "tidak lagi membuang sampah sembarangan", aku mengatur resolusi 2021 dengan menjalani green lifestyle atau gaya hidup ramah lingkungan. Aku memulai #onegreenstep dari aktivitas sehari-hari yang aku lakukan di rumah, di kantor, saat berbelanja hingga hangout di cafe

Meskipun sederhana, aku berharap apa yang aku lakukan ini bisa berdampak pada kelestarian alam. Berikut ini kisah green lifestyle yang ingin aku bagi dalam program #GarnierxIDNTimes!

1. Meminimalkan penggunaan kertas di kantor

#GreenBeauty 5 Aksi Green Lifestyle untuk Menyelamatkan BumiMeminimalisir penggunaan kertas dan memaksimalkan surat elektronik untuk berbagi dokumen. (unsplash.com/@corinnekutz)

Sehari-hari aku bekerja sebagai Account Executive di sebuah perusahaan periklanan. Pekerjaan ini membuatku harus berurusan dengan tumpukan berkas. Untuk menghemat penggunaan kertas, aku mencetak beberapa berkas secara dua sisi. Sementara, kertas bekas yang satu sisinya masih kosong akan aku gunakan untuk menulis draf, memo dan sebagainya. Aku juga memaksimalkan penggunaan surat elektronik untuk mengirim proposal penawaran, brosur dan pamflet promosi.

Melansir dari berbagai sumber, setiap hari ada 80.000 hingga 160.000 pohon di seluruh dunia yang ditebang dan sebagian besar digunakan untuk memproduksi kertas. Sedangkan untuk menghasilkan 17 rim kertas dibutuhkan satu batang pohon. Coba bayangkan, bila setiap hari aku harus mengirim hard copy proposal dan brosur ke minimal 15 perusahaan. Ada berapa banyak pohon yang harus ditebang?

Itulah sebabnya, perusahaan tempatku bekerja menekankan penggunaan surat elektronik sebagai cara utama untuk berbagai dokumen kepada klien. Selain menghemat biaya, cara ini juga merupakan salah satu langkah untuk mengurangi penebangan pohon yang bisa mengakibatkan banjir, tanah longsor hingga pemanasan global.

2. Memilih cafe yang gak menggunakan kemasan plastik dan membawa reusable straw 

#GreenBeauty 5 Aksi Green Lifestyle untuk Menyelamatkan BumiAku memilih cafe yang ramah lingkungan sebagai coworking space. (dok. pribadi/Ratumas Ovvy)

Sebagai seorang Community Writer IDN Times, aku rutin mengirimkan artikel-artikel yang aku tulis untuk dimoderasi oleh editor. Agar menghasilkan tulisan yang menarik, aku membutuhkan suasana yang nyaman dan santai. Maka dari itu, setelah jam kerja selesai, aku biasanya mendatangi cafe atau coffee shop untuk menulis. 

Sesuai dengan green commitment yang tengah aku jalani, aku selalu memilih cafe yang gak menggunakan plastik dalam penyajian makanan dan minuman. Beruntung, kini sudah banyak cafe di Kota Jambi yang menerapkan pelayanan ramah lingkungan. Mereka mengganti penggunaan gelas plastik sekali pakai dengan cangkir kaca estetik. Selain itu, aku juga selalu reuseable straw ke mana pun aku pergi. In case, cafe yang aku datangi masih menggunakan sedotan plastik.

Langkah ini mulai rutin aku terapkan sejak awal 2021. Di satu sisi, aku tetap bisa menghasilkan tulisan-tulisan baru untuk dikirimkan ke IDN Times Community, dan di sisi lain, aku bisa berpartisipasi untuk menjaga keselamatan bumi. Ibaratnya, sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui!

Baca Juga: #GreenBeauty 5 Tips buat Kamu yang Mulai Menerapkan Prinsip Zero Waste

3. Memilih produk skincare yang berkomitmen pada lingkungan

#GreenBeauty 5 Aksi Green Lifestyle untuk Menyelamatkan BumiAku selalu menggunakan produk skincare dari Garnier. (dok. pribadi/Ratumas Ovvy)

Kesehatan kulit adalah hal yang sangat penting bagi perempuan, benar, kan? Wajar saja bila kaum Hawa gemar mencoba satu per satu produk perawatan untuk menemukan merek yang paling cocok dengan kulitnya. Siapa sih yang gak mau mempunyai kulit glowing? Apalagi, untuk aku yang akan menginjak usia 28 tahun ini. Merawat kulit ibarat sebuah investasi agar eleastisitas dan kesehatannya tetap terjaga hingga tua nanti.

Untuk urusan kulit, sejak lama aku telah memercayakannya pada rangkaian produk Garnier. Aku merasa, Garnier menjawab semua kebutuhan kulitku. Mulai dari micellar water, facial foam, serum cream, hingga sunscreen, semuanya lengkap!

Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, pekerjaanku sebagai Account Executive menuntutku untuk berhubungan dengan banyak klien. Wajah dan penampilan yang segar membuatku lebih percaya diri saat harus bertemu klien untuk keperluan negosiasi. Aku rutin menggunakan rangkaian Garnier Sakura White yang diawali dengan Sakura Micellar Water untuk mengangkat sisa skincare di malam hari, mencuci muka dengan Sakura White Whipfoam, dilanjutkan dengan Sakura Waterglow Essence dan Hyaluron 30x Booster Serum, lalu ditutup dengan Sakura White Serum. Ini adalah skincare routine yang aku lakukan sebelum menyapu makeup ke wajah. Setelah seharian beraktivitas, aku mengulangi langkah di atas dan menggunakan Garnier Sakura Night Cream untuk nutrisi kulit di malam hari.

dm-player

Rasa cintaku pada Garnier semakin bertambah saat tahu bahwa Garnier mengeluarkan produk baru, yaitu hand sanitizer dan hand cream. Yup, sejak pandemik melanda, Garnier Pure Active Hand Sanitizer Gel adalah item yang wajib ada di dalam tasku. Aku gak perlu khawatir kulit tangan menjadi kering karena hal itu gak berlaku untuk produk Garnier. Untuk lebih menjaga kelembaban telapak tangan, aku juga menggunakan Garnier Light Complete Hand Cream setelahnya. Kandungan ekstrak lemonnya bermanfaat untuk membuat kulit telapan tanganku tampak lebih cerah. Komplit banget, kan?

Aku memilih Garnier sebagai produk perawatan kulit bukan hanya karena manfaat dan hasil yang ia berikan. Lebih jauh, Garnier mendukung komitmenku dalam menjaga lingkungan, lho! Mengusung tajuk #GarnierGreenBeauty, Garnier berkomitmen menjadi industri kecantikan yang berkelanjutan. Komitmen ini dibuktikan melalui gebrakan-gebrakan baru di dalam proses produksi mereka. Sejak beberapa tahun terakhir, Garnier menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan dan berasal dari sumber yang berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah memproduksi masker wajah dengan lapisan tisu yang dapat terurai dengan metode kompos.

Kamu pasti gak asing lagi dengan bahaya emisi karbon yang berdampak pada perubahan iklim, pemanasan global, banjir dan lainnya. Sadar akan bahaya ini, Garnier mendesain ulang situs industrinya agar menjadi karbon netral dan menggunakan 100% energi terbarukan dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Hasilnya, pada 2019, Garnier berhasil mengurangi  84% emisi CO2 dan menjadi pelopor penggunaan energi terbarukan di Indonesia. Keren, kan?

Begitu pula dengan penggunaan botol plastik. Sudah tahu, belum, kalau produk Garnier yang saat ini kita gunakan berasal dari plastik daur ulang? Berkat gerakan recycle ini, Garnier telah menghemat 32 ton pemakaian plastik baru. Komitmen ini tentunya sangat berdampak pada keselamatan bumi di masa yang akan datang. Apalagi, saat ini, sebanyak 350 juta ton plastik diproduksi setiap tahun dan hanya 20% yang didaur ulang. Andai saja seluruh industri di dunia melakukan langkah yang sama seperti Garnier! Bumi yang hijau dan asri di masa yang akan datang bukan sekadar mimpi.

Jadi, sudah tahu mengapa aku dan banyak perempuan di Indonesia memilih Garnier sebagai produk perawatan kulit, kan? Selain mendapat kulit yang glowing dan sehat, bersama Garnier kita juga berpartisipasi dalam penyelamatan dan pelestarian bumi yang kita huni ini.

4. Menyukseskan gerakan diet kantong plastik

#GreenBeauty 5 Aksi Green Lifestyle untuk Menyelamatkan BumiMengganti kantong plastik dengan tas belanja ramah lingkungan. (unsplash.com/@sashapestano)

Sejak awal 2019, Pemerintah Kota Jambi menerapkan program Diet Kantong Plastik di pusat perbelanjaan. Aturan ini tertuang pada Peraturan Walikota Nomor 54/2018 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Sejak diberlakukan pada Januari 2019, pengelola mall dan retail tidak lagi menyediakan kantong plastik dan mengharuskan konsumen untuk membawa kantong belanja sendiri.

Aku dan teman-teman sangat mengapresiasi langkah pemerintah yang berkomitmen pada pelestarian lingkungan ini. Memang, di awal penerapannya, masih banyak masyarakat yang harus menyesuaikan diri dengan peraturan baru. Berkat sosialiasi yang terus dilakukan, kini masyarakat sudah terbiasa dengan program Diet Kantong Plastik. Bahkan, ke depannya program ini juga akan diberlakukan di pasar tradisional, lho!

Untuk kamu yang berencana mengunjungi Kota Jambi, jangan lupa untuk selalu membawa kantong belanja sendiri, ya! Lagi pula, reusable shopping bag dengan desain dan motif kekinian membuat penampilan kita terlihat lebih keren daripada menenteng kantong plastik, kan?

5. Membiasakan kegiatan pilah sampah mulai dari rumah 

#GreenBeauty 5 Aksi Green Lifestyle untuk Menyelamatkan Bumipilah sampah (unsplash.com/@splashabout)

Gerakan kecil untuk berpartisipasi menyelamatkan bumi juga aku terapkan bersama keluarga di rumah. Langkah sederhana yang aku lakukan adalah memilah dan memisahkan sampah. Sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan yang sifatnya dapat terurai oleh alam kami olah menjadi pupuk. Kebetulan, aku dan ibuku adalah pencinta tanaman hias. Pupuk kompos yang dihasilkan dari sampah organik tadi kami manfaatkan untuk nutrisi koleksi tanaman di halaman rumah. Selain bisa mengurangi jumlah sampah, langkah ini juga merupakan solusi agar makanan yang sudah gak dikonsumsi menjadi lebih bermanfaat.

Sementara, sampah anorganik seperti botol dan plastik kemasan aku serahkan kepada bank sampah yang dikelola oleh warga di lingkungan tempat aku tinggal. Yup, ibu-ibu di sini juga aktif melakukan gerakan recycle, lho. Mereka mendaur ulang sampah plastik menjadi barang-barang bermanfaat seperti pot tanaman hingga kerajinan tangan. Lalu, hasil penjualan produk digunakan untuk biaya kebersihan dan keamanan kompleks.

Kalau kamu juga sama seperti aku yang gak mempunyai cukup waktu untuk mengolah sampah plastik, kamu bisa berpartisipasi dalam program eRecycle yang merupakan bagian dari kampanye Garnier Green Beauty. eRecycle adalah aplikasi berbasis digital untuk penjemputan sampah yang memudahkan konsumen melakukan proses recycle. Kamu hanya perlu mengunduh aplikasi eRecycle melalui telepon genggam, memilah sampah plastik di rumahmu dan input datanya ke aplikasi. Lalu, duduk manis sambil menunggu tim eRecycle menjemput sampah ke rumah. Kamu juga bisa mengantarkannya langsung ke titik-titik yang telah ditentukan. Menariknya lagi, dana yang dihasilkan dari program eRecycle ini akan disalurkan untuk bantuan pendidikan dan kesehatan anak-anak pemulung di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Mendapatkan kulit glowing, turut  menjaga lingkungan dan berdonasi, cuma Garnier yang bisa begini. Tunggu apa lagi? Segera kunjungi https://garnier.co.id/green-beauty untuk bergabung dengan program Garnier Green Beauty yang punya segudang manfaat ini.

Seperti itulah kisah gaya hidup ramah lingkungan yang sudah enam bulan ini aku jalani. Menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru tentunya susah-susah gampang. Aku sendiri pun masih dalam tahap belajar dan beradaptasi, kok. Yang terpenting, kita sebagai anak muda harus mempunyai tekad dan komitmen yang tinggi untuk menjalankan gerakan ramah lingkungan. 

Yuk, para Millennial dan Gen Z sama-sama kita jaga bumi yang kita cintai ini dengan memulai #onegreenstep dan menjadi bagian dari #GarnierGreenBeauty. Gak ada kata terlambat untuk memulai perubahan yang baik. Semoga kisah yang aku ceritakan di program #GarnierxIDNTimes ini bisa menginspirasi!

Baca Juga: #GreenBeauty 5 Cara Mudah Lakukan Carbon Offsetting Demi Menjaga Bumi

Ratumas Ovvy Photo Verified Writer Ratumas Ovvy

Find me on Instagram @ratumasovvy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya