5 Reaksi Gak Sopan saat Ada Berita Duka di Grup WA, Pakai Stiker?

- Penggunaan stiker dalam chat grup WA harus bijaksana
- Bahasa yang digunakan harus personal dan tulus
- Emoji sebaiknya digunakan secara tepat dan tidak berlebihan
Grup di aplikasi percakapan WA tidak hanya berisi kabar-kabar menyenangkan atau membahas pekerjaan jika grup kantor. Makin banyak anggota grup makin mungkin suatu saat ada kabar duka yang silih berganti. Bisa kabar meninggalnya anggota grup, orangtua, atau pasangannya.
Umumnya anggota grup lainnya segera menyampaikan belasungkawa. Beberapa orang yang rumahnya tidak jauh mungkin akan melayat. Ada pula koordinator yang mengumpulkan uang duka. Di tengah keterkejutan akibat berita sedih begini, reaksi setiap orang bisa menunjukkan karakter aslinya.
Jangan sampai kamu termasuk dalam anggota grup yang bereaksi kurang sopan setiap ada berita lelayu. Mungkin dirimu gak sadar tentang hal tersebut. Tapi banyak anggota grup yang memperhatikannya. Andai pun ada beberapa orang yang terbiasa melakukan lima hal di bawah ini, kamu jangan menirunya.
1. Menyampaikan belasungkawa cuma dengan stiker

Stiker memang sangat praktis untuk menggambarkan perasaanmu. Bahkan sudah ada tulisan dalam stiker yang menunjukkan kamu ikut berbelasungkawa. Akan tetapi, stiker juga terkesan main-main atau tidak serius. Apa susahnya sih, dirimu mengetik langsung 1 atau 2 kalimat dukacita?
Itu gak butuh waktu lama, kok. Kamu hendak mengirim stiker saja perlu mencari dulu stiker yang tepat. Jangan sampai dirimu tidak sengaja salah memilih stiker yang malah kocak. Bagi sebagian orang yang sedang berduka, mending mereka tak mendapat ucapan belasungkawa darimu kalau cuma dikasih stiker.
Stiker bukannya tidak boleh digunakan dalam chat. Namun, lihat-lihat dulu situasinya. Stiker gak pas dipakai bukan hanya saat ada berita duka di grup. Ketika seseorang sudah bercerita panjang lebar, juga tak etis untukmu cuma membalasnya dengan stiker. Itu terkesan meremehkan semua yang telah disampaikannya.
2. Copas ucapan dukacita anggota grup lainnya

Kamu harus tahu bahwa bahasa menggambarkan siapa dirimu. Mental copas harus ditinggalkan. Bukan malah dijadikan kebiasaan. Tidak hanya ketika dirimu mengerjakan tugas yang tidak boleh copas dari tugas orang lain. Membalas pesan di grup WA pun jangan menyalin tempel kalimat anggota lainnya.
Meski apa yang hendak disampaikan sama dengan hampir semua anggota grup, buat pernyataanmu sendiri. Sekecil apa pun perbedaan antara ucapan dukacitamu dengan orang lain, itu sudah memberi makna besar bagi penerimanya. Apalagi dalam konteks berita duka. Pesan yang murni dipikirkan dan diketik sendiri olehmu terasa sangat personal.
Kamu mau meluangkan waktu dan perhatian buat membalas kabar lelayu itu sebaik mungkin. Ini adalah cara sederhana untuk menunjukkan bahwa dirimu benar-benar peduli. Tidak diperlukan kepandaian menulis panjang sekadar buat menyampaikan rasa duka. Ketulusanmu terpancar dari sesimpel kesediaanmu mengetik balasan sendiri.
3. Hanya kirim emoji atas kabar lelayu itu

Saat ini percakapan di WA memungkinkan pengguna menanggapi chat dengan emoji. Sama seperti stiker, emoji juga berguna buat menyampaikan suatu maksud. Akan tetapi, berita duka tidak sama dengan pesan yang hanya memerlukan jawaban seperti oke atau sama-sama.
Berita lelayu sudah pasti melibatkan rasa kehilangan yang mendalam. Meski emoji yang kamu kirim juga menunjukkan raut sedih, maksudmu perlu diperjelas. Seandainya banyak anggota grup yang bereaksi sepertimu dengan cuma kirim emoji, anggota lain pasti menjadi malas mengabarkan berita duka.
Jangan hanya fokus pada kepraktisan memakai emoji dalam komunikasi teks. Emoji sebaiknya digunakan hanya untuk membuat pesan teksmu lebih ekspresif. Ini pun tidak untuk sembarang konteks. Kaitannya dengan berita duka, kamu cukup mengucapkan belasungkawa tanpa tambahan emoji apa pun.
4. Dibaca doang padahal kenal almarhum atau almarhumah

Apakah kamu terbiasa hanya membaca pesan tanpa membalasnya? Apalagi saat isi pesan itu tidak secara khusus ditujukan padamu. Dirimu makin merasa gak menjawabnya juga tak apa-apa. Termasuk berita duka yang sifatnya pemberitahuan. Pikirmu, toh kamu sudah tahu sekarang dan tak ada yang perlu dilakukan.
Pemikiran seperti di atas sangat tidak tepat. Meski tujuan dari pemberitahuan kabar duka itu telah tercapai, tetap dirimu mesti meresponsnya dengan kalimat yang pantas. Ini sama dengan percakapan lisan. Ketika ada seseorang memberitahukan sesuatu, apakah kamu diam saja? Tentu tidak sebab dirimu tahu bahwa mendiamkannya amat tidak sopan.
Hal yang sama juga perlu diterapkan ketika ada berita duka di grup WA. Daripada tanggung kamu cuma membacanya mending sekalian membalas. Hindari pula pemikiran yang penting nanti dirimu melayat. Tidak ada ruginya melakukan keduanya sekaligus. Tak semua orang tahu bahwa kamu melayat ke rumah duka. Jangan sampai beberapa orang berpikir dirimu pribadi yang gak sopan dan tak punya empati.
5. Boro-boro bilang ikut berduka, malah menggunjingkan mendiang

Misalnya, seorang teman yang juga anggota grup tersebut berpulang. Ketika ada kawan lain yang mengabarkannya, kamu malah gak fokus pada berita duka tersebut. Dirimu lebih memperhatikan masa lalu atau masalah yang sedang membelitnya sekarang. Kamu memulai percakapan yang kurang menyenangkan dan tentu tidak sopan.
Seperti dirimu tahu-tahu menanyakan bukankah almarhum atau almarhumah sedang dalam proses cerai dari pasangannya? Respons-respons seperti ini sangat tidak bijak. Apa pun yang terjadi dalam hidupnya, sekarang buku kehidupannya telah tertutup untuk selamanya. Dia sudah meninggalkan dunia di belakangnya.
Maka bagi orang yang masih hidup sepertimu tidak pantas buat membicarakan masa lalunya yang kurang baik atau dapat menimbulkan fitnah. Hanya hal-hal terpuji tentang mendiang yang perlu diungkit. Seperti sosoknya yang sangat ramah dan rendah hati atau pengalamanmu ditolong olehnya. Itu pun tetap selepas kamu menyampaikan ucapan duka terlebih dahulu.
Tidak selamanya berita duka di grup WA mengenai orang lain. Suatu saat nanti boleh jadi namamu yang tersiar dan mengejutkan anggota grup. Maka selagi kamu masih bisa membuka smartphone dan mengetik, respons setiap kabar lelayu dengan sebaik mungkin dan penuh empati.