Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dua perempuan (pexels.com/cottonbro studio)

Ibarat pasangan, menemukan terapis seperti psikolog, psikiater, atau konselor rupanya susah-susah gampang. Alih-alih menyelesaikan masalah, tak jarang para ahli tersebut justru membuatnya semakin bertambah. Banyak orang menemukan jalan buntu meski melakukan puluhan sesi konsultasi bersama pakar yang juga gak terhitung jumlahnya.

Biar gak zonk, kita mesti jeli membaca tanda-tanda terapis yang berpotensi membahayakan kesehatan mental maupun tubuh. Bisa diketahui sejak dini, berikut beberapa red flag terapis yang wajib diwaspadai seperti dilansir dari laman Verywell Mind. Apa saja?

1. Tidak memiliki lisensi resmi

ilustrasi dua orang menulis dan berbicara (pexels.com/SHVETS Production)

Sebelum menentukan terapis untuk membuat janji, ada baiknya kita mengulik beberapa informasi umum dari media maya atau media sosial. Gak cuma latar belakang pendidikan atau pelatihan, pastikan psikolog, psikiater, atau konselor pilihan memiliki lisensi resmi. Dokumen ini merupakan bukti hitam di atas putih jika terapis layak melakukan praktik.

Bila kita mendapati mereka berbohong soal izin atau lisensi praktik, mempunyai latar belakang pendidikan atau pelatihan gak jelas, tertutup soal biaya terapi, atau bahkan menyembunyikan feedback negatif dari klien sebelumnya, lebih baik kita menghindar, deh!

2. Menangani kasus di luar spesialisasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di