Di banyak tempat, kekeringan sering dipandang sebagai persoalan ketiadaan air. Namun di Desa Ban, Karangasem, sulitnya akses terhadap air bersih menimbulkan risiko krisis kesehatan. Air yang keruh dan tidak layak pakai membuat warga rentan diare dan dehidrasi.
Fakta memprihatinkan ini ditemukan sendiri oleh seorang perawat asal Klungkung, Bali yang bernama Reza Riyady Pragita. Hati nuraninya terketuk setelah melihat perjuangan para perempuan dari Desa Ban harus berjalan setidaknya 5 kilometer setiap hari untuk menimba air. Bahkan perjalanan tersebut semakin dipersulit dengan medan yang tak beraspal.
Berangkat dari kepedulian terhadap sesama dan prinsip keperawatan yang dipegangnya, Reza bertekad untuk menghadirkan sumber air bersih di Desa Ban. Sebab ia memahami bahwa upaya memperbaiki kesehatan masyarakat Desa Ban harus dimulai dari akar, yaitu mempermudah akses air bersih bagi warga.
