"Mereka tahu caranya cuci tangan, cara gosok gigi yang benar. Bukannya gak mau melakukan hal itu, tetapi mereka gak punya akses air bersih," tutur Reza saat menjadi pembicara spesial dengan IDN Times Community pada selasa (21/10/2025).
Kekeringan Jadi Kehidupan: Transformasi Desa Ban SAUS Reza Riyady

Bali merupakan sebuah pulau yang terkenal dengan destinasi wisatanya, sehingga selalu menjadi incaran wisatawan, baik lokal maupun internasional. Mungkin kamu berpikir bahwa seluruh wilayah di Bali mendapat perhatian karena menawarkan bentang alam yang memesona. Namun, di balik itu semua, ada satu daerah yang jarang tersorot oleh siapa pun, yaitu Desa Ban yang terletak di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.
Pemukiman penduduk Desa Ban berada di antara tiga gunung, yaitu Gunung Agung, Gunung Abang, dan Gunung Batur. Desa ini harus menghadapi tantangan krisis air bersih akibat letusan gunung vulkanik aktif, sehingga Reza Riyady terketuk hatinya untuk membantu masalah yang telah dihadapi oleh masyarakat Desa Ban. Melalui program SAUS (Sumber Air untuk Sesama), masyarakat setempat bisa mendapatkan air bersih yang berkelanjutan, sehingga berhasil membawa perubahan di Desa Ban.
1. Dimulai dari setetes air

Pada 2019, Reza, seorang perawat di RSUD Klungkung, sedang liburan ke daerah Bali bagian timur, tepatnya di Desa Ban. Ia melihat kondisi pemukiman rusak akibat erupsi Gunung Agung. Awalnya ia merencanakan untuk memperbaiki rumah-rumah yang rusak, tetapi seiring berjalannya waktu, Reza Riyady menemukan fakta pahit bahwa Desa Ban mengalami krisis air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat Desa Ban harus membeli air bersih yang harga satu jerikennya mencapai Rp100.000 dan harus menimba air sejauh 5 km. Pemerintah setempat juga pernah menyalurkan bantuan air gratis. Namun, program tersebut jarang terlaksana di Desa Ban. Melalui fakta ini, Reza dan tim, membuat program SAUS (Sumber Air untuk Sesama) dan diharapkan dapat mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Sebelum mulai mengembangkan program, mereka bermusyawarah dengan masyarakat desa, mengenai program SAUS. Sempat kesulitan dana, akhirnya Reza berhasil mengumpulkan uang donasi sekitar Rp30 juta. Ia langsung menghubungi kelian adat (ketua adat) setempat untuk dibuatkan bak penampungan air oleh masyarakat Desa Ban.
2. Pemberdayaan yang menumbuhkan kemandirian

"Ternyata hal sederhana yang kita bisa kasih itu berarti banget. Itu cuma air, tapi ternyata bisa berefek besar," pungkas Reza.
Pemuda yang berprofesi sebagai perawat ini menyaksikan sendiri perbaikan sumber air yang ia rencanakan bisa terlaksana dengan baik. Bahkan, sehari sebelum hari peresmian SAUS, ia mengatakan kalau Desa Ban diguyur hujan. Konon, katanya kalau hujan turun ketika melakukan kebaikan, itu pertanda Tuhan sedang memberi restu.
Berkat usahanya dalam mengembangkan SAUS, Desa Ban dan sekitarnya menjadi mudah untuk memperoleh akses air bersih. Ia menerima banyak ungkapan terima kasih dari masyarakat setempat karena sudah memberikan harapan yang berkelanjutan di masa depan. Reza berharap masyarakat Desa Ban bisa mandiri dan berdaya dengan memanfaatkan sumber alam yang ada di sekitarnya.
Ia ingin pemuda desa tidak perlu merantau ke daerah lain untuk bekerja, tetapi berkontribusi dan membangun potensi yang bisa menghasilkan peluang untuk lebih berkembang lagi. Reza memiliki harapan penuh untuk masyarakat Desa Ban supaya mampu mengelola perusahaan air mineral mereka sendiri. Selain itu, mereka juga harus ikut mengembangkan wisata religi tirta pangelukatan yang kembali populer di Bali.
Kesehatan masyarakat Desa Ban juga sudah membaik. Sebelumnya, angka dehidrasi akibat diare pada anak tergolong tinggi, setelah berhasilnya program SAUS, angka ini menjadi berkurang signifikan. Hal ini bisa dikatakan bahwa air menjadi kebutuhan dasar bagi mahkluk hidup, termasuk manusia untuk keberlangsungan hidup.
3. Menyatu dengan nilai sosial dan lingkungan

"Senyumku, senyummu, senyum kita semua," ujar Reza sambil mengutip slogan Komunitas Bali Tersenyum.id yang menjadi semangat di setiap langkah.
Tidak hanya tim Bali Tersenyum.id yang membangun bak penampungan air, melainkan dari warga Desa Ban sendiri yang turun tangan melakukannya. Dari dana bantuan Rp30 juta, mereka menyulapnya menjadi fasilitas air bersih yang bermanfaat bagi ratusan kepala keluarga. Setiap hal yang dilakukan menjadi wujud nyata semangat gotong royong dan harapan untuk kehidupan lebih baik lagi.
Aksi nyata Reza Riyady Pragita membawanya terpilih sebagai penerima SATU Indonesia Awards 2022 di bidang Kesehatan yang diselenggarakan oleh Astra Indonesia. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa dedikasinya sebagai anak muda dalam membantu memperluas akses air bersih di daerah terpencil patut diapresiasi. Melalui ketulusannya, Reza menunjukkan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari hal kecil yang dilakukan dengan hati.
Perjalanan Reza Riyady Pragita bersama program SAUS dimulai dari hal kecil yang menjadi perubahan berdampak besar di masa depan. Dari setetes air, lahir kembali kehidupan baru bagi Desa Ban yang menginspirasi banyak orang. Transformasi ini bukan hanya tentang air yang mengalir, melainkan tentang semangat, harapan, dan kepedulian yang terjadi di desa yang dulunya gersang.


















