Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Reza Riyady Pragita
Reza Riyady Pragita (instagram.com/rezariyadyid)

Siapa yang tak mengenal Bali? Pulau yang dikenal dengan hamparan sawah hijau, pantai memesona, dan budaya yang begitu kaya ini seolah menjadi surga bagi siapa pun yang datang. Namun, di balik pesona keindahannya, ada kisah lain yang jarang tersorot. Ini kisah tentang Desa Ban di ujung timur Pulau Dewata yang masih bergulat dengan krisis air bersih di tengah gemerlap pariwisata dunia.

Dari sinilah, langkah kecil seorang perawat bernama Reza Riyady Pragita bermula. Ia bukan hanya menyembuhkan luka di tubuh, tapi juga berusaha menyembuhkan dahaga yang telah lama dirasakan warga Desa Ban. Lewat inisiatifnya mendirikan program Sumber Air Untuk Sesama (SAUS), Reza mengalirkan bukan sekadar air, melainkan juga senyuman dan harapan baru bagi masyarakat di sana.

1. Berawal dari rasa peduli terhadap kesenjangan lingkungan

potret seorang ibu yang sedang mengisi air bersih di Desa Ban (dok. Pribadi/Reza Riyady)

Saat berjalan-jalan ke daerah timur Pulau Bali, Reza sebenarnya tidak memiliki rencana besar. Ia hanya ingin melihat kondisi masyarakat di sekitar Desa Ban, daerah yang sempat terdampak erupsi Gunung Agung. Dari pengamatannya, banyak rumah warga yang rusak dan belum sepenuhnya pulih sehingga muncul keinginan untuk membuat proyek bedah rumah sederhana.

Namun, di tengah kegiatannya mengunjungi beberapa rumah warga, Reza melihat sesuatu yang lain. Seorang ibu tampak bersusah payah mengisi air bersih ke dalam drum, lalu membawanya pulang dengan berjalan kaki cukup jauh. Pemandangan itu membuatnya berpikir bahwa masalah utama di desa ini bukan hanya soal rumah yang rusak, tetapi juga tentang sulitnya mendapatkan kebutuhan paling dasar: air bersih.

"Bayangkan Bali yang seoke gitu, lho, pariwisatanya, maju banget, tapi ada kisah pilu di tengah itu gitu," tutur Reza mengawali kisahnya.

Dari situ, Reza mulai merenung dan melihat sisi lain dari Bali yang jarang diperbincangkan. Pulau yang dikenal maju dan populer di mata dunia ternyata masih menyimpan kesenjangan yang cukup besar dalam hal akses air bersih. Sejak saat itu, fokusnya perlahan berubah, dari memperbaiki rumah warga menjadi mencari cara untuk mengalirkan sumber kehidupan bagi Desa Ban.

2. Program SAUS menjadi titik balik perubahan

program SAUS untuk warga Desa Ban (dok. Pribadi/Reza Riyady)

Cerita tentang kesulitan masyarakat Desa Ban dalam mendapatkan air bersih semakin terngiang di benak Reza. Banyak warga yang berharap bisa memiliki cubang atau bak penampungan air agar tidak perlu berjalan jauh setiap kali membutuhkan air. Melihat kebutuhan itu, Reza tergerak untuk membuat program bernama SAUS sebagai langkah nyata membawa perubahan.

Untuk mewujudkan program tersebut, Reza mulai membuat kampanye penggalangan dana. Ia tanpa ragu mengajak teman-temannya untuk ikut berpartisipasi, bahkan tidak malu membagikan kisah perjuangan warga Desa Ban di media sosial. Dukungan lantas datang dari berbagai pihak, termasuk beberapa pemengaruh (influencer) yang turut membantu menyebarkan informasi tentang donasi itu.

Hasilnya benar-benar di luar dugaan. Dana yang terkumpul berhasil digunakan untuk membangun bak penampungan air bersih seperti yang diinginkan masyarakat. Kini, warga Desa Ban tak lagi harus berjalan jauh hanya untuk mendapatkan air. Dari sinilah, perubahan kecil mulai terasa nyata bagi mereka.

3. Berbagai tantangan tidak menyurutkan perjuangan Reza dan kawan-kawan

Reza Riyady bersama tim. (dok. Pribadi/Reza Riyady)

Perjalanan Reza dan tim dalam menjalankan program SAUS tentu tidak selalu berjalan mulus. Selain terkendala dana, ada masa saat harapannya tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Rasa takut dan cemas mulai muncul, apalagi ia tahu sebelumnya pernah ada proyek serupa di daerah itu yang gagal terealisasi.

Meski sempat merasa terpuruk, Reza tidak ingin menyerah begitu saja. Ia terus menguatkan dirinya dengan keyakinan bahwa setiap niat baik akan menemukan jalannya. “Apa yang dikerjakan dari hati akan sampai ke hati lainnya,” begitu kata-kata yang selalu ia pegang untuk menumbuhkan kembali semangat dan kepercayaannya.

Ternyata, keyakinan itu berbuah manis. Dana yang sempat kurang justru datang melimpah dari berbagai pihak. Selain berhasil membangun bak penampungan air bersih, Reza juga menggunakan sisa dana tersebut untuk memberikan bantuan sembako kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk rasa syukur dan kepedulian yang tulus.

Perjalanan Reza Riyady bersama program SAUS menjadi bukti bahwa perubahan besar bisa berawal dari kepedulian sederhana. Dari rasa iba melihat kesulitan warga Desa Ban, tumbuh semangat untuk bergerak dan menebar manfaat bagi sesama. Kini, air bersih tak lagi menjadi barang langka bagi masyarakat desa dan senyuman bisa kembali merekah di wajah mereka. Melalui ketulusan dan kerja nyata, Reza membuktikan bahwa kebaikan yang dikerjakan dari hati akan selalu menemukan jalannya untuk sampai ke hati orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎