5 Contoh Khotbah Natal Lengkap dengan Ayat Alkitab

Bisa menjadi bahan renungan

Khotbah Natal harus memberikan rasa damai dan membawa kerukunan antarsesama. Mengutip laman Kemenag, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga menjelaskan bahwa ceramah Natal 2023 ini harus lebih bersifat moderat, memberikan pemahaman, dan penguatan keberagaman umat.

Untuk itu, berikut ini beberapa contoh khotbah Natal yang bisa menjadi referensi. Penuh penuh damai dan sebarkan sukacita Natal. Simak di bawah ini!

1. “Natal Melepaskan Kita dari Ketakutan”

5 Contoh Khotbah Natal Lengkap dengan Ayat AlkitabIlustrasi Natal (unsplash.com/S&B Vonlanthen)

Pendahuluan

Ketakutan adalah permasalahan manusiawi yang pasti akan dialami oleh semua manusia yang ada di dunia. Selama manusia ada di dalam dunia, maka pasti akan mengalami masalah ketakutan ini. Apa pun tingkat golongannya, kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, pastilah semuanya akan tetap merasakan yang namanya ketakutan.

Kita merasa takut ketika berhadapan dengan sesuatu yang mengerikan atau hal-hal yang menakutkan. Ketakutan itu normal, tetapi terus tinggal dalam ketakutan itu yang tidak normal. Hari-hari ini ada banyak peristiwa yang terjadi di dunia ini yang dapat membuat kita merasa takut.

Peristiwa bencana alam seperti tanah longsong, gempa bumi, kecelakaan pesawat dapat saja menjadi alasan untuk orang mengalami ketakutan. Belum lagi kondisi ekonomi yang tidak menentu hari-hari ini. Harga-harga yang terus melambung tinggi, bahkan kekerasan yang terjadi di sana-sini, membuat banyak orang merasa kehilangan kedamaian.

Mampukah kita merasakan makna Natal yang sesungguhnya? Atau kah Natal hanya sekedar perayaan yang nanti nya berlalu begitu saja tanpa makna? Mari kita memperhatikan makna Natal yang sejati yaitu bahwa Natal melepaskan kita dari ketakutan.

Mengapa kita menjadi takut?

Ketakutan dapat terjadi kepada setiap orang. Sekalipun mungkin orang tersebut memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan, Memang ketakutan ada dua hal. Ada ketakutan yang positif dan memang harus kita kembangkan. Tetapi ada juga ketakutan negatif yang seharusnya tidak perlu ada dalam kehidupan kita. Ketakutan yang positif misalnya: takut kepada Allah kalau melakukan kebohongan, dll. Ketakutan yang negatif misalnya; takut kepada setan, takut kepada kegagalan, dll. Persoalannya ada anak-anak Tuhan yang mengalami ketakutan yang negatife. Mengapa hal ini terjadi?

1. Kehilangan Pengharapan (Lukas 1:7,18)

“Kehilangan pengharapan dapat terjadi kepada siapa saja, bahkan hal ini terjadi dalam kehidupan Zakharia dan Elisabet. Ternyata tidak semua orang mengenal dan tahu siapa yang menjadi pengharapannya. Pertanyaannya: Kita tahu kepada siapa kita berharap, akan tetapi apakah kita mengenal siapa yang menjadi sumber pengharapan kita.”

2. Ketika melihat segala sesuatu sesuai dengan pikiran manusia (Lukas 1:34)

“Allah menciptakan manusia beda dengan yang lainnya karena manusia memiliki otak dan pikiran. Namun seringkali dengan pikiran membuat kita mengecilkan kuasa Tuhan. Maria melihat kuasa Tuhan pikirannya (ayat 34). Memang secara manusia, hal tersebut nyata dan tidak mungkin terjadi (ayat 18). Pikiran kita sangat mempengaruhi kita untuk mempercayai kuasa Allah.”

3. Kehilangan sukacita (Lukas 1:10,14)

“Kehilangan sukacita menimbulkan ketakutan dalam hidup manusia. Zakharia dan Elisabeth kehilangan sukacita karena tidak memiliki keturunan. Sukacita dapat lenyap karena beban, pergumulan dalam kehidupan manusia. Apakah sukacita kita ditentukan dengan keadaan di luar diri kita? Atau siapa yang menjadi sumber sukacita kita?”

Apa yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus Juru Selamat kita?

1. Yesus Kristus memberikan pengharapan yang baru (Lukas 1:13)

“Amsal 23:18, 24:14 Yesus memberikan pengharapan yang baru dalam hidup kita. Pengharapan akan masa depan di dunia ini. Pengharapan akan penyelesaian segala persoalan kita, bahkan pengharapan "Hidup yang kekal" di dalam Yesus Kristus.”

Agnes Monica menyanyikan sebuah lagu "Dimanakah Letak surga itu". Ada begitu banyak orang yang belum paham betul bahkan tidak ada jaminan tentang pengharapan saat penghakiman. Namun kelahiran Yesus Kristus menggenapkan pengharapan yang kekal dan abadi.

Jika pengharapan kita di surga, Dia menyatakan melalui Yesus, mengapa kita mesti takut menghadapi segala hal yang terjadi di dunia ini. Kalau yang kekal saja Dia berikan kenapa mesti takut untuk masalah-masalah yang tidak kekal?

2. Yesus Kristus memungkinkan segala sesuatu (Lukas 1:37)

“Pikiran manusia sangat terbatas untuk mampu memahami kemahakuasaan Tuhan. Namun seringkali justru manusia menggunakan pikirannya untuk melihat kuasa Tuhan dinyatakan. Ketika kita mengukur kemahakuasaan Tuhan dengan pikiran kita, maka sama saja dengan kita mengecilkan kuasa Tuhan. Bagi Allah segala sesuatu mungkin. Apa yang menyebabkan kita mengalami ketakutan? Keadaan, pergumulan, bean hidup yang membuat kita meragukan kuasa Allah. Namun Allah sanggup melakukan semua dengan kuasa-Nya.”

3. Yesus Kristus sumber segala sukacita kita (Lukas 2:10).

“Yesus Kristus memberikan sukacita yang melampaui segala batas, karena Dialah sumber sukacita itu. Sukacita kita tidak ditentukan dengan apa yang ada di luar kita melainkan apa yang ada di dalam kita.”

Penutup

Hari ini apa yang menjadi ketakutan kita? Allah melalui kelahiran Yesus Kristus melenyapkan segala ketakutan kita. Ia memberikan pengharapan yang baru, memungkinkan segala jawaban doa yang menurut manusia tidak mungkin dan Ia memberikan sukacita penuh melebihi segalanya. Jangan biarkan Natal hanya sebagai perayaan biasa, namun biarlah Natal melepaskan kita dari segala ketakutan.

2. “3 Tipe Manusia Menyambut Kelahiran Juru Selamat”

5 Contoh Khotbah Natal Lengkap dengan Ayat AlkitabIlustrasi Natal (pexels.com/Pixabay)

Pendahuluan

Kelahiran Yesus adalah sebuah sejarah dunia yang tidak bisa diabaikan oleh siapa pun, khususnya bagi kita orang-orang percaya. Kita sudah sering mendengar, membacakan bahkan menyaksikan kisah Natal ini baik melalui pertunjukan drama Natal, atau film tentang kelahiran Yesus Sang Juru selamat.

Namun ada beberapa hal yang sering kita lupakan dari sejarah kelahiran-Nya. Bahkan kita sering hanya terpesona dengan tayangan-tayangan tersebut tanpa dapat memahami makna dan pelajaran apa dari kisah tersebut.

Kali ini mari kita belajar tentang bagaimana sikap hati dalam menyambut Natal, khususnya melalui para tokoh yang biasanya muncul dalam drama atau pertunjukkan-pertunjukkan Natal. Mari kita akan belajar tentang 3 (tiga) tipe manusia dalam menyambut Natal khususnya dari tokoh: para gembala, orang majus dari timur dan Herodes.

Tokoh-tokoh ini pasti tidak asing lagi karena kerap kali muncul dan diperankan dalam pertunjukkan-.pertunjukan Natal di gereja-gereja. Tapi bagaimana sikap hati mereka dalam menyambut bayi Yesus?. Mari kita renungkan satu persatu.

1. Para Gembala

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang para gembala ini, ada baiknya kita membaca beberapa ayat yang berhubungan dengan para gembala ini. Secara keseluruhan kisah tentang para gembala ini dicatat dalam Lukas 2:8-120.

Untuk kali ini kita akan membaca ayat 8-11, dikatakan demikian "Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.”

Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya kau memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juru selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. “

Ketika kita mendengar kisah tentang para gembala yang datang untuk menjumpai bayi Yesus, ada perasaan sukacita di dalam hati kita. Bagaimana tidak, seorang Malaikat Tuhan memberitakan tentang kelahiran Yesus kepada para gembala.

Tuhan memberi perintah kepada malaikat untuk memberitakan tentang kelahiran Yesus kepada mereka, padahal mereka hanyalah orang-orang biasa. Tetapi para gembala ini sangat penting bagi Tuhan, karena Tuhan mengasihi orang-orang biasa seperti orang-orang Majus ini dan juga kita tentunya.

Mengapa Tuhan memilih para gembala menjadi orang-orang yang pertama kali diberikan kesempatan untuk mendengar berita tentang kelahiran Yesus? Jawabnya yaitu karena pengorbanan. Para gembala ini benar-benar memiliki pemahaman yang luar biasa tentang pengorbanan.

Walaupun pengorbanan mereka tidak dalam wujud materi, tetapi kesediaan untuk mendengar suara Tuhan dan menjumpai bayi Yesus di Bethlehem sungguh pengorbanan yang luar biasa. Jarak antara Bethlehem dan Yerusalem memang jarak yang dekat, tetapi antara Yerusalem dan Bethlehem dibatasi dengan bukit-bukit dimana para gembala menggembalakan domba-domba mereka.

Natal adalah kesempatan untuk kita berkorban. Belajar dari para gembala, kesederhanaan bukan halangan untuk kita berkorban bagi Tuhan. Mari kita persembahkan hati dan hidup kita bagi kemuliaan nama Tuhan.

2. Orang-orang Majus dari Timur

Kisah tentang orang-orang Majus ini dapat dibaca dalam Matius 2:1-12. Kisah tentang orang-orang Majus ini adalah kisah tentang kasih.juga tentang penyembahan dan pemujaan. Selain itu juga tentang pengorbanan tentunya. Orang Majus ini mewakili kaum ningrat dan cendekiawan yang ada pada waktu itu.

Mereka adalah kelompok orang-orang kaya, terpelajar, dan memiliki pengetahuan tinggi. Tuhan mengasihi mereka. Tuhan juga lahir buat kelompok seperti yang diwakili oleh orang-orang Majus ini. Tuhan bahkan memberikan tanda istimewa seperti kemampuan dan kecakapan mereka dalam dunia perbintangan yaitu melalui bintang khusus yang ditunjukkan kepada mereka dan menuntun mereka untuk menemukan Yesus.

Orang Majus mempergunakan kepandaian mereka untuk mempelajari tentang Mesias dan mereka sangat bersukacita ketika semua nubutan itu tergenapi. Ketika mereka menemukan Yesus, Alkitab mencatat, mereka segera sujud menyembah. Itulah sebabnya dari orang Majus ini kita belajar tentang penyembahan dan pemujaan kepada Tuhan Yesus Kristus.

Ini menjadi peringatan buat kita, Di tengah-tengah suasana Natal ini, masihkah fokus hidup kita hanya kepada Yesus? Ataukah kita terlena dengan kesibukan suasana Natal, sampai-sampai kita tidak lagi menyadari bahwa Natal adalah peringatan kelahiran Yesus, dan kita harus sujud menyembah kepada-Nya.

Matius 2:11 dikatakan,"Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu, dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur".

Dari ayat ini kita juga dapat belajar tentang pengorbanan. Mereka tidak sayang-sayang untuk berkorban bagi Yesus dengan mempersembahkan harta milik mereka yang terbaik. Orang-orang Majus tahu bahwa memberi persembahan adalah bagian dari penyembahan yang sejati.

Apa makna dari persembahan orang Majus ini yaitu; Emas, Kemenyan dan Mur?

a. Emas

Arti persembahan berupa Emas yaitu pengakuan bahwa Yesus adalah raja. Emas pada masa itu, bahkan sampai saat ini adalah barang mulia yang tidak sembarang orang memilikinya. Pada masa itu para raja biasanya menerima persembahan berupa emas dari pajak yang dikumpulkan dari rakyatnya dan disimpan dalam rumah perbendaharaan raja.

 Jadi orang-orang Majus itu bukan membawa persembahan hanya untuk "orang yang baik", tetapi membawa persembahan untuk keluarga kerajaan. Mereka mengakui bahwa Yesus adalah Raja, karena memang Dia adalah Raja di atas segala raja, dan Penguasa di atas segala penguasa di bumi ini.

Bukalah hati kita untuk Yesus masuk dan bertahta dalam hati dan hidup kita.

Raja Edward VIII raja dari Kerajaan Inggris adalah raja yang sangat peduli dengan rakyatnya, terutama mereka yang miskin dan membutuhkan bantuan. Pada suatu hari ia berkunjung ke sebuah desa nelayan untuk meresmikan sebuah kapal. Ia menggunakan kesempatan itu untuk mengunjungi salah satu rumah penduduk yang ia tahu membutuhkan kepeduliannya.

Ia memang mengetahui bahwa pemilik rumah itu memiliki reputasi yang kurang baik. Tapi Raja Edward tidak mempedulikan semuanya itu. Orang itu mendengar pintu rumahnya diketuk. Dari dalam rumah, ia berseru dengan suara kasar, "Siapa kamu?". Raja Edward menjawab, "Aku adalah rajamu. Bolehkan aku masuk?". Karena orang itu berpikir, tidak mungkin raja yang agung itu mau masuk ke rumahnya, jangan-jangan hanya orang yang bergurau saja".

Maka ia memutuskan untuk tetap tidak membukakan pintu rumahnya. Raja Edward VIII adalah seorang raja yang sopan yang tidak mau memasuki rumah orang yang tidak mengijinkan ia masuk. Ia pun segera meninggalkan rumah itu dan berpindah ke rumah lainnya yang menyambutnya. Akhirnya orang miskin itu kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan rajanya dan mendapatkan hadiah dari rajanya itu.

Yesus yang kita peringati kelahirannya di Natal ini memang lahir sebagai bayi. Tapi Dia adalah Raja segala raja. Ia akan masuk dan menjadi raja dalam setiap hati orang-orang yang membuka pintu dan memberikan kesempatan kepada-Nya untuk masuk.

b. Kemenyan

Arti persembahan berupa kemenyan adalah pengakuan bahwa: Yesus adalah Imam Agung dan Tuhan kita. Kemenyan digunakan sebagai salah satu elemen dalam penyembahan. Kemenyan itu dibakar sehingga asapnya menyebar di sekeliling mezbah oleh imam yang memimpin ibadah. Dalam Alkitab, kemenyan melambangkan doa-doa kita dan harus kita naikkan dalam nama Tuhan Yesus.

Ibrani menyatakan bahwa Ia adalah satu-satunya perantara antara kita dengan Bapa. Dia adalah Imam Agung kita yang memahami penderitaan kita dan Dia juga pernah mengalami pencobaan seperti kita.

Jangan membiarkan kesibukan seputar Natal membuat kita tidak berdoa. Jangan membiarkan kesibukan itu memutus "hubungan" dengan Bapa melalui doa dalam nama Yesus.

c. Mur

Arti persembahan dalam bentuk Mur adalah pengakuan bahwa: Kristus Adalah Korban Kita. Mur adalah cairan untuk pembalseman jenazah pada waktu itu. Betapa anehnya mur dijadikan persembahan oleh orang-orang Majus untuk Yesus pada waktu itu. Tetapi rupanya ini adalah persiapan untuk kematian Yesus yang akan datang. Ini juga adalah bentuk pengakuan bahwa Yesus harus mati untuk menebus dosa manusia.

Persembahan mur itu mendapat konfirmasi melalui pernyataan Hana dan Simeon pada waktu Yesus berumur 8 hari dan diserahkan di Bait Allah untuk disunat. Lukas 2:35 mencatat tentang hal ini dalam kalimat: "Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya nyata pikiran dan hati banyak orang".

3. Herodes

Jika para gembala dan orang-orang majus siap menyambut kelahiran Yesus dengan sukacita, maka keadaan yang bertolak belakang justru terjadi dalam kehidupan tokoh yang ketiga ini yaitu Herodes. Ia tidak siap menyambut kelahiran Yesus. Ia bahkan menyambut kelahiran Yesus dengan ketakutan.

Ia takut tersaingi dengan lahirnya Yesus ini. Ia berpikir bahwa posisinya sudah terancam. Itu sebabnya ia menyambut Yesus dengan ketakutan dan bahkan mengeluarkan peraturan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang berumur dua tahun ke bawah.

Mungkin ada yang berpikir, mengapa Herodes tidak melihat bintang yang dilihat orang Majus itu? Mengapa ia tidak mendengar berita Natal dari para malaikat? Seharusnya ia bisa melihat dan mendengar hal itu, tetapi ia tidak mempunyai mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar.

Herodes adalah gambaran orang-orang yang menyambut Natal dengan kesedihan dan ketakutan. Gambaran orang-orang yang tidak merasakan sukacita Natal. Barangkali yang ada di pikirannya adalah: kalau sudah musim Natal, itu artinya sebentar lagi ada banyak pengeluaran untuk Natal. Belum lagi kalau yang pengusaha memikirkan bagaimana ia harus mengeluarkan dana ekstra untuk THR para karyawan dan relasinya.

Penutup

Dari ketiga sikap hati dalam menyambut Natal ini, Mari kita koreksi diri, ada di pihak mana kita? Apakah seperti para gembala yang menyambut Natal dengan sukacita dan ketaatan untuk memenuhi panggilan Tuhan. Apakah seperti Orang-orang Majus yang dengan hati tulus datang kepada Tuhan Yesus bahkan memberikan persembahan yang terbaik bagiNya. Ataukah justru seperti Herodes yang dengan pesimis, penuh dengan ketakutan dalam menyambut Natal? Tuhan ingin mengubah semua Herodes menjadi seperti para gembala dan orang Majus.

3. “Dia Datang Pasti Ada Jawaban”

5 Contoh Khotbah Natal Lengkap dengan Ayat AlkitabIlustrasi Natal (pexels.com/DanaTentis)

Pendahuluan

Mari kita memperhatikan ayat yang menjadi tema Natal kita kali ini, yaitu Matius 1:18-25. Dari ayat-ayat ini kita akan mendengarkan firman Tuhan, sesuai dengan tema yang diberikan yaitu, "Dia Datang Pasti Ada Jawaban".

Yesus adalah jawaban atas semua permasalahan hidup manusia. Kelahiran-Nya ke dalam dunia ini adalah untuk menjawab semua pergumulan kita.

Yesus jawaban atas masalah apa saja?

Berdasarkan ayat-ayat bacaan kita ini, mari kita perhatikan bersama-sama, jawaban atas masalah apa saja yang ada dalam diri Tuhan Yesus Kristus.

Pertama: Yesus jawaban atas persoalan keselamatan.

Matius 1:21, "Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka".

Setiap orang membutuhkan keselamatan. Banyak agama-agama yang mengajarkan jalan keselamatan. Tetapi sesungguhnya sampai kapan pun keselamatan tidak akan kita dapatkan kalau kita berusaha meraihnya dengan kemampuan kita sendiri. Keselamatan hanya ada dalam Tuhan Yesus Kristus. Keselamatan akan dianugerahkan Tuhan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 3:16 menulis, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal". Juga dalam Yohanes 14:6 dengan jelas mencatat, “Kata Yesus kepadanya: 'Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku'".

Yesus adalah satu-satunya jawaban untuk pengampunan dan keselamatan yang kita perlukan. Dialah satu-satunya yang berhak menghapuskan dosa-dosa kita, karena Dia telah mati untuk kita. Dialah satu-satunya yang punya kuasa untuk menghapus segala dosa-dosa kita, karena Dia adalah Allah. Karena Yesus jawaban atas persoalan keselamatan kita, untuk apa kita mencari jalan yang lain?

Kedua: Yesus jawaban atas persoalan ketakutan manusia.

Ketakutan adalah perasaan yang banyak menghinggapi manusia di dunia. Tuhan Yesus mengetahui banyak orang yang dilanda ketakutan. Banyak hal yang terkadang menjadi alasan untuk orang merasa takut dan kuatir, bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan.

Karena itu Yesus datang ke dalam dunia untuk menjadi jawaban atas persoalan ketakutan yang dialami oleh banyak manusia di bumi ini. Beberapa kali ketika hendak menemui para tokoh-tokoh dalam Natal, mulai dari Yusuf, orang-orang Majus dan para gembala selalu diawali dengan perkataan "jangan takut".

Misalnya ketika menemui Yusuf, Tuhan berkata: "Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepada nya dalam mimpi dan berkata:'Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isteri mu...'" (Matius 1:21).

Ketiga: Yesus jawaban atas semua persoalan hidup manusia.

Banyak masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia. Seringkali banyak orang merasa depresi dan putus asa. Sesungguhnya bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan, tidak ada alasan untuk mengalami ketakutan atau depresi. Yesus adalah Allah Imanuel. Allah yang selalu beserta dengan kita.

"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita". (Matius 1:23)

Allah kita adalah Allah yang Imanuel. Allah yang senantiasa beserta kita. Kalau Tuhan kita adalah Allah yang Imanuel, mengapa kita masih khawatir?

Matius 11:28 menulis, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,Aku akan memberi kelegaan kepadamu".

Apa pun persoalan yang ada di hadapan kita, kalau kita menyertakan Tuhan dalam setiap langkah, pasti kita akan dimampukan dalam menghadapi apa pun yang terjadi.

Penutup

Yesus adalah jawaban. Ada tiga hal yang sudah kita pelajari hari ini. Pertama, Yesus atas persoalan keselamatan. Kedua Yesus jawaban atas persoalan ketakutan manusia dan yang ketiga, Yesus adalah jawaban atas semua persoalan hidup manusia.

Baca Juga: 10 Puisi Natal untuk Hangatkan Suasana, Bermakna Banget!

4. “Dia Datang Mewujudkan Kasih-Nya”

5 Contoh Khotbah Natal Lengkap dengan Ayat AlkitabIlustrasi Natal (pexels.com/Brett Sayles)

Pendahuluan

Mari kita membaca ayat bacaan kita dalam Yohanes 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal". Ayat ini tentu saja bukan ayat yang asing bagi kita. Hampir di setiap acara Natal, ayat ini muncul dan menjadi ayat tema. Memang ayat ini adalah ayat kunci dari seluruh kitab suci. Ayat ini juga adalah inti dari kekristenan.

Ayat ini mengingatkan akan begitu besarnya cinta Allah kepada kita umat-Nya. Dalam dunia ini tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih Allah kepada kita. Sebetulnya sebagai orang-orang yang berdosa, kita tidak layak untuk dikasihi. Tetapi Allah, yang karena kasih-Nya sudah menjadikan kita orang yang tidak layak untuk dikasihi, menjadi obyek kasih-Nya.

 Inilah kasih yang sejati. Kasih adalah salah satu sifat dari Allah. Kasih menjadi dasar yang membentuk hubungan Allah dengan manusia. Berbagai perbuatan Allah bagi manusia adalah sebagai bukti perwujudan kasih Allah kepada manusia.

1 Yohanes 4:9 mencatat bahwa bukti kasih Allah kepada manusia adalah Dia telah mengutus anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Yesus datang ke dunia untuk menggantikan manusia menjalani hukuman atas dosa. Kematian-Nya memberi hidup kepada manusia yang percaya kepada-Nya. Dan ini bukan karena manusia yang lebih dahulu mengasihi Allah tetapi karena Allah yang lebih dahulu mengasihi manusia.

Perwujudan Kasih Allah

Mari kita lihat bagaimana wujud kasih Allah kepada manusia. Hal ini dapat dilihat dari arti nama-nama dari Allah yang diperkenalkan langsung oleh Allah kepada manusia.

Pertama: Allah mewujudkan kasih-Nya dengan menyelamatkan manusia.

Matius 1:21 "Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan dia Yesus, karena dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka".

Nama Yesus adalah nama yang menyelamatkan setiap orang-orang yang percaya kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan arti nama-Nya yaitu penyelamat. Yesus Kristus adalah satu-satunya juru selamat, jalan yang tepat, untuk kita beroleh rahmat dunia akhirat.- ISA ALMASIH; Ia Saja Allah, Allah Maha Kasih. Ia datang membawa Rahmat. sehingga Rekonsiliasi Antara Allah dan Manusia terjadi.

Kedua: Allah mewujudkan kasih-Nya dengan ber-Immanuel kepada manusia.

Matius 1:23, Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Immanuel-yang berarti: Allah menyertai kita. Kata Immanuel adalah kata kerja aktif dalam bahasa Ibrani dan berarti Allah menyertai kita. Dari ayat ini kita bisa melihat wujud kasih Allah yaitu:

a. Allah secara aktif, bersekutu dengan manusia

b. Allah secara aktif memelihara manusia

c. Allah secara aktif membela kita sehingga kita menang

Kalau kita punya Allah yang sedemikian rupa mengasihi kita, tentu kita tidak akan pernah takut dan gentar menghadapi problematika hidup ini.

Cara merespon kasih Allah

Bagaimana kita merespon kasih Allah? Hidup di dalam kasih adalah respon yang harus ditunjukkan oleh orang-orang yang telah menerima kasih Allah (Matius 22:37-39). Dari ayat-ayat ini kita tahu bahwa kita harus:

  • Mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan pikiran kita
  • Mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri

Penutup

Masa-masa Natal ini biarlah ini waktunya untuk kita berefleksi mengenang betapa besar kasih Tuhan dalam kehidupan kita dan sejauh mana kita sudah mengasihi Tuhan dan sesama sebagai respon kia untuk membalas kasih-Nya. Selamat Natal.

Tuhan Yesus Memberkati. Amin.

5. “Keajaiban Natal”

5 Contoh Khotbah Natal Lengkap dengan Ayat AlkitabIlustrasi Natal (unsplash.com/Tessa Rampersad)

Pendahuluan

Mari kita membaca ayat pokok kita yang kita ambil dari Yesaya 53:2, "Sebagai taruk Ia tumbuh di hadapan Tuhan dan sebagai tunas dari tanah kering".

Dalam kehidupan nyata, sering kita melewati batas wilayah. Biasanya batas itu dibuat untuk menjadi tanda bahwa yang akan dimasuki kita, sudah bukan lagi wilayah yang sama. Biasanya batas dibuat untuk membagi antara satu desa dengan desa lainnya, satu kabupaten dengan kabupaten lainnya dan seterusnya sampai batas antar negara.

Yesus Kristus adalah pembatas dalam sejarah manusia. Itu sebabnya kita mengenal tahun Masehi dan Tahun sebelum Masehi. Ini adalah salah satu peristiwa yang dahsyat dan sangat penting.

Ketika Yesus mengawali pelayanan-Nya di depan umum, berita tentang pengajaran dan mukjizat-mukjizat-Nya tersebar sampai kemana-mana, tentu saja sampai juga ke kampung halaman-Nya, Nazaret. Seandainya pada waktu itu sudah ada surat kabar di Nazaret, mungkin akan menuliskan kepala berita "Pemuda Lokal Meraih Sukses". Ia semakin terkenal dan tenar.

Namun, ketika Yesus berkhotbah di Nazaret, warga di kampung halaman-Nya menolak Dia dan pengakuan-Nya. Mereka tidak dapat menerima seseorang yang mereka kenal selama ini sebagai tukang kayu, lalu mengaku sebagai Mesias.

Mereka tidak dapat mengikuti seseorang yang selama ini mereka pandang sebagai sesama warga, kemudian mengaku sebagai Raja. Itulah sebabnya Yesu berkata, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri." (Markus 6:4).

Markus mencatat reaksi kampung halaman Yesus dengan kata-kata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apapulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya." (ayat 2). Terheran-heran mereka bertanya "Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" (ayat 3). Dengan kata lain,mereka mencari penjelasan tentang Dia dalam hubungan dan istilah manusia.

Bacaan Alkitab kita hari ini berbunyi, "Sebagai taruk Ia tumbuh di hadapan Tuhan dan sebagai tunas dari tanah kering". Tanah kering menggambarkan lapisan yang keras dan gersang, bukan tempat yang cocok bagi tanaman untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Tanah yang kering ini melukiskan tentang beberapa keadaan hidup manusia.

Pertama: Tidak diharapkan. Yesus datang, bukan sebagai orang dewasa, seperti yang diharapkan, melainkan sebagai bayi mungil. Ia tidak dilahirkan di istana yang megah atau rumah yang mewah, tapi di sebuah palungan. Tetapi dari pribadi yang pada saat kelahiran-Nya bahkan sampai hari kematian-Nya mengalami penolakan, tetapi kemudian menjadi pribadi yang sanggup mengubahkan dunia.

Matius 2:1, "Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem". Ini membuktikan kelahiran Yesus dihubungkan dengan dunia luar (orang majus) dan tercatat dalam sejarah, dan kelahiran Yesus menjadi tahun penanggalan sampai hari ini, demikian juga dengan hidup kita, seharusnya menjadi tonggak sejarah yang dikenang orang sepanjang masa.

Kedua: Mujizat. Ia lahir dari seorang perawan. Dikandung oleh Roh Kudus.

Matius 1:18, "Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu- Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri".

Matius 1:24-25, "Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus".

Ini membuktikan kelahiran Yesus sungguh ajaib, lahir bukan karena akibat hubungan suami istri. Dan membuktikan juga bahwa Yesus adalah 100 persen Allah sekaligus 100 persen manusia. Demikian juga hidup kita adalah ajaib, lihat saja bagaimana ajaibnya jantung kita berdenyut. Otak kita berpikir, paru-paru kita bernapas.

Ketiga: Tidak dapat dipahami. Seorang pekebun akan menyiapkan tanah untuk bercocok tanam dan kemudian menjaga tanah itu tetap lembab dan gembur. Jika suatu tanaman tumbuh di tempat yang kering atau diretakkan gunung, pasti ia akan layu dan kerdil. Yesus tumbuh sebagai tunas dari tanah yang kering, namun Ia bukan sosok yang lemah dan rapuh. Ia pribadi yang luar biasa. Ia adalah yang terbaik, termulia, tertinggi dan tersuci di antara seluruh umat manusia.

Lukas 1:34, "Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi,karena aku belum bersuami?". Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang masuk akal pada waktu itu. Jawaban malaikat menunjukkan bahwa ini akan menjadi hasil dari aktivitas Roh Kudus. "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah." (Lukas 1:35).

Mukjizat tidak akan pernah bisa terjadi tanpa pekerjaan Roh Kudus. Itu sungguh benar dalam peristiwa yang menakjubkan dua ribu tahun lalu tersebut dan sekarang pun juga. Jadi, inilah pelajaran bagi kita semua dari kisah Natal, dan itu berlaku untuk kita tidak hanya saat Natal, tetapi setiap hari. Kita tidak bisa menjalani kehidupan yang Tuhan inginkan, dan mencapai impian-Nya bagi kita, tanpa kuasa Roh Kudus.

Karya Roh Kudus adalah sisi keajaiban Allah, namun apakah tanggung jawab Maria? Terselip dalam bahasa asli dari percakapannya dengan malaikat itu kata yang tidak diperhatikan dari pembacaan ayat tentang dialog Maria dengan Gabriel. Malaikat itu berkata kepada Maria, "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil" (Lukas 1:37). Maria menanggapi malaikat itu: "jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Lukas 1:38).

Penutup

Hari ini kita memperingati Natal. Natal adalah pembuktian keajaiban Tuhan. Dalam peristiwa Natal pertama terjadi banyak keajaiban. Kita percaya bahwa keajaiban Natal itu, tidak saja terjadi pada Natal pertama, tetapi juga di Natal saat ini. Mujizat Natal masih terjadi. Alamilah mujizat Natal ini, dengan selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap permasalahan yang terjadi dan sedang kita hadapi. Kita bisa melihat perkara-perkara yang dahsyat karena keajaiban Tuhan.

Mungkin ada diantara kita yang menghadapi Natal dengan berkata,"Saya tidak tahu apakah Natal tahun ini saya bisa merayakannya kembali dengan suami yang sudah sekian lama pergi". Percayalah keajaiban masih ada. Mujizat Natal masih terjadi. Mungkin ada yang mengalami ketakutan karena dokter berkata, "penyakitmu sudah parah dan tidak bisa lagi disembuhkan. Tetap percaya kepada Tuhan dan katakan "pasti ada keajaiban".

Itulah tadi beberapa contoh khotbah Natal yang bisa menjadi bahan renungan. Tetap sebarkan sukacita dan damai Natal di sekitar kita, ya.

Baca Juga: 7 Hiasan Natal di Pintu, Sukacita Natal Makin Terasa!

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya