Perjalanan Mira Lesmana Menjadi Produser Ternama, Awalnya Diam-Diam!

Tentu saja gak semudah membalikkan tangan!

Nama Mira Lesmana tentu saja sudah gak asing lagi di dunia perfilman tanah air. Selain sebagai produser film, Mira juga turut andil dalam menghidupkan kembali mutu dan kualitas perfilman Indonesia. Tentunya, perjalanannya hingga bisa menggandeng Riri Riza dan memproduksi film berkualitas pun, gak semudah membalikkan tangan.

Terlahir dari keluarga berjiwa artistik, membuat darah seni turut mengalir dalam diri Mira. Wanita yang akrab disapa Mirles ini, merupakan lulusan Institut Kesenian Jakarta. Ia juga merupakan kakak kandung dari Indra Lesmana, musisi ternama di Indonesia.

1. Awal mula memproduksi film, Mira harus melakukannya secara underground dan diam-diam

Perjalanan Mira Lesmana Menjadi Produser Ternama, Awalnya Diam-Diam!Dok. IDN Times

Mira Lesmana telah terjun di dunia film sejak tahun 1995. Pada tahun tersebut, film Indonesia sangat susah untuk masuk ke layar lebar. Hampir semua pekerja film gak mendapatkan bayaran sama sekali.

"Saat itu, kita memproduksi film Kuldesak yang sebenarnya melanggar begitu banyak aturan. Sehingga, kami buat secara underground dan diam-diam. Dulu itu, kita gak bisa sembarangan bikin film, harus mengikuti prosedur organisasi, dan sebagainya," jelas Mira.

Pembuatan film Kuldesak membutuhkan waktu sekitar tiga tahun. Film ini berhasil rilis bersamaan dengan terjadinya reformasi, pada tahun 1998. Hebatnya, Kuldesak berhasil dinominasikan sebagai Best Asian Feature Film dalam Silver Screen Awards di Singapore International Film Festival tahun 1999.

Sejak saat itu, Mira memutuskan untuk fokus di layar lebar. Film pertamanya yang berhasil ditayangkan untuk umum adalah Petualangan Sherina.

2. Menurut Mira, film merupakan medium komunikasi yang penting

Perjalanan Mira Lesmana Menjadi Produser Ternama, Awalnya Diam-Diam!instagram.com/mirles

Mira merasa bahwa film itu merupakan medium yang sangat penting. Lulus sebagai seorang sarjana film, membuatnya memutuskan fokus bergelut di dunia perfilman.

"Karena memang aku sekolah film, Riri juga sama. Kami ini memang sarjana film. Tugas kami adalah membuat film. Karena film adalah medium komunikasi yang penting dan sangat populer," tutur Mira.

Bagi Mira, film itu bukan hanya sekadar cerita dan hiburan. Ada sesuatu yang harus disampaikan ketika film tersebut dibawa ke layar lebar. Sebagai sarjana film, Mira juga merasa bahwa dirinya harus berekspresi melalui film.

3. Industri film zaman dulu dengan sekarang berbanding terbalik

Perjalanan Mira Lesmana Menjadi Produser Ternama, Awalnya Diam-Diam!instagram.com/mirles

Dalam perjalanannya mengembangkan industri film, banyak tantangan yang dihadapi oleh Mira. Berbeda dengan zaman sekarang, mendapatkan dana untuk pembuatan film itu sangatlah susah. Padahal banyak sekali talenta berbakat yang sudah ingin bergabung dengan Mira.

"Lucunya, sekarang dana itu ada di mana-mana. Tapi, justru orangnya yang kurang. Menurut saya, karena ada sesuatu yang gak dipahami oleh industrinya. Kita butuh pendidikan film. Semuanya berkembang, tapi sekolah film gak," ujar dia.

Menurut pengamatannya, keinginan anak muda dalam dunia film terbilang banyak. Namun, gak semua mau dan mampu untuk mengisi bagian yang ada di industri film.

Misalnya, sutradaranya banyak. Tapi, yang jadi soundman gak banyak. Yang mau jadi penulis skenario serta penata artistik pun gak banyak, sehingga menghasilkan ketidakseimbangan dalam pembuatan film tersebut.

4. Mira gak mau sembarangan dalam memproduksi sebuah film

Perjalanan Mira Lesmana Menjadi Produser Ternama, Awalnya Diam-Diam!instagram.com/mirles

Dalam memproduksi film, Mira mengaku gak mau asal membuatnya. "Kami bikin film itu, setahun cuma satu. Lain dengan studio-studio besar, yang mungkin bisa bikin film antara 12 bahkan sampai 20 film dalam setahun dan di PH yang sama. Kalau PH kami, ya setahun sekali. Kalau toh bikin dua, yang satu pasti kecil gitu, gak dalam skala besar," jelasnya.

Pembuatan film hanya sekali dalam setahun, juga akan memengaruhi proses syuting. Prosesnya akan lebih menyenangkan. Semua kru serta pemain justru akan menanti-nanti kapan jadwal syuting berikutnya. Namun, kekurangannya adalah kadang pada saat ramai-ramainya pembuatan film, talent yang dibutuhkan sudah diajak dengan PH lain.

5. 'Santai aja' menjadi cara Mira menanggapi nyinyiran orang lain

Perjalanan Mira Lesmana Menjadi Produser Ternama, Awalnya Diam-Diam!Dok. IDN Times

Menjadi seorang produser sebuah film, bukanlah impian yang umum. Hal ini pun membuat Mira gak terlepas dari omongan-omongan orang di sekitar.

"Dinyinyirin sering, sih! Tapi bukan karena pilihan hidup menjadi seorang produser, lebih ke cara kerjanya. Misalnya, ya itu tadi, bikin film cuma satu dalam setahun. Saya tahu, banyak yang bilang gimana mau punya profit yang besar kalau bikinnya hanya satu. Tapi, setiap orang punya pilihan. Jadi, kalau saya sih santai aja," tutur istri dari Mathias Muchus itu.

Dalam industri film, tentu saja ada berbagai macam karakter sutradara, produser, hingga PH. Ada yang mengejarnya hanya untuk uang. Ada juga yang untuk tujuan lain. Semuanya gak ada yang salah. Sesuaikan saja dengan keinginan dan tujuan masing-masing. "Ya, kalau kami kan punya keinginan-keinginan lain dalam dunia film," tambah Mira.

dm-player

Baca Juga: Bikin Film karena Passion, Ini Proses Kreatif Mira Lesmana & Riri Riza

6. Seorang Mira Lesmana pun punya titik terendah dalam hidupnya

Perjalanan Mira Lesmana Menjadi Produser Ternama, Awalnya Diam-Diam!instagram.com/mirles

Titik terendah dalam hidup seorang Mira Lesmana adalah ketika film yang dibuatnya, gak direspons baik oleh penonton. Selain itu, filmnya dijadikan sebagai opsi kedua oleh penonton, juga cukup membuatnya sedih.

"Misalnya, ketika kita bersaing dengan film barat dan saat itu tengah hype, film kita jadi pilihan kedua gitu. Tentunya, itu membuat saya sedih karena film luar kan punya dana dan properti yang besar pula. Sementara kami harus benar-benar bekerja keras untuk mendapatkan itu semua," ujar Mira.

Namun, hal ini gak membuat Mira patah semangat. Mira pun melalukan ekstra effort untuk mengingatkan bahwa film yang diproduksinya dibuat dengan penuh cinta. Bukan hanya bagus dan menarik, ia juga selalu menyampaikan pesan di balik film garapannya. Cara Mira menghadapai hal-hal semacam ini adalah dengan kembali ke teman-teman.

Ketika sedih, Mira akan berbagi dengan teman agar bisa saling mengingatkan dan mendukung. Selain itu, Mira juga akan membaur dengan alam seperti pergi ke laut atau traveling.

7. Para perempuanlah yang turut andil dalam kemajuan perfilman Indonesia

Perjalanan Mira Lesmana Menjadi Produser Ternama, Awalnya Diam-Diam!Dok. IDN Times

Dalam dunia perfilman Indonesia, perempuan bukan lagi menjadi minoritas. Pada tahun 90-an, justru para perempuanlah yang membuka pintu perfilman di Indonesia. Termasuk Mira Lesmana dan beberapa rekannya, seperti Nan Achnas, Christine Hakim, Nia Dinata, dan masih banyak lagi lainnya.

"Kita semua sama-sama memulai lagi saat itu. Para lelaki juga memberi penghormatan yang sangat baik terhadap perempuan-perempuan yang ada di perfilman," jelas Mira.

Memang sampai sekarang, menjadi sutradara atau produser menjadi pekerjaan yang diragukan oleh kebanyakan orangtua, terutama perempuan. Padahal banyak sekali produser atau sutradara perempuan berbakat, yang bisa menjadi inspirasi. Meski masih bisa dihitung jari, mereka termasuk orang yang sangat bertalenta dan patut dijadikan contoh.

Selama ini, Mira juga mengaku gak pernah mendapat perlakuan buruk di tempat kerja. "Mungkin karena saya ada di posisi produser, ya. Tapi, memang terus terang akhir-akhir ini saya sering mendengar kasus pelecehan seksual di lapangan. Sekarang, saya membiasakan di dalam kontrak tercantum bahwa apabila terjadi pelecehan seksual dan bisa dibuktikan atau ada pengaduan, hal itu bisa diproses. Itu saya masukkan kontrak supaya proses kerja lebih nyaman. Paling gak, mereka sadar bahwa ini gak main-main. Kamu diperhatikan," tutur Mira dengan tegas.

8. Sosok yang menginspirasi Mira adalah bapaknya sendiri

Perjalanan Mira Lesmana Menjadi Produser Ternama, Awalnya Diam-Diam!instagram.com/mirles

Bapak menjadi sosok yang menginspirasi dalam hidup Mira. Bahkan, ia pun suka traveling karena terinspirasi dari bapaknya.

"Menurut saya, dia punya disiplin yang luar biasa. Dia mengajarkan saya tentang penghormatan terhadap kerja yang kita pilih. Penghormatan terhadap proses kolaborasi, penghormatan terhadap waktu orang lain yang diberikan untuk kita," ungkap produser AAdc tersebut.

Di saat yang sama, Mira mengaku bahwa bapaknya termasuk orang yang happy go lucky. Bapaknya selalu menyampaikan bahwa traveling itu penting. Sesibuk apa pun dirinya, pasti menyempatkan diri untuk mengajak keluarganya pergi jalan-jalan.

9. Perempuan hebat itu perempuan yang bisa memberi

Perjalanan Mira Lesmana Menjadi Produser Ternama, Awalnya Diam-Diam!Dok. IDN Times

Menurutnya, perempuan hebat adalah perempuan yang bisa memberi. Apalagi ketika perempuan tersebut punya privilege yang lebih dibanding yang lain, seperti menimba ilmu di luar negeri, sering berkelana ke banyak tempat, dan sebagainya. Ia harus berbagi sehingga bisa membuat dirinya menjadi orang yang lebih baik.

"Mau perempuan atau laki-laki, saya merasa manusia yang baik itu adalah manusia yang bisa memberi sebanyak mungkin. Karena untuk mencapai kesuksesan, tentunya harus mau tekun, berdedikasi, dan membuktikan bahwa kita mampu. Saya terus terang, gak mau dianggap kasihan karena perempuan. Saya ingin benar-benar membuktikan bahwa I am as good as you," ujarnya.

10. Buat anak muda, gak perlu ragu jika ingin terjun di industri film

Perjalanan Mira Lesmana Menjadi Produser Ternama, Awalnya Diam-Diam!instagram.com/mirles

Mira percaya bahwa kemungkinan perempuan sangat tinggi untuk bisa membuktikan dirinya. Hal yang paling penting adalah jangan pernah merasa takut untuk maju.

"Apalagi kalau di dunia film, mungkin terlihat maskulin sekali gitu ya? Gak perlu khawatir! Ada banyak produser-produser perempuan dan bahkan ada asosiasi produser perempuan yang siap melindungi," ungkap wanita kelahiran Jakarta ini.

Oleh karena itu, buat anak muda yang ingin terjun di industri film, gak perlu takut! Beranilah bersuara ketika hakmu dianiaya atau diinjak.

Baca Juga: Iqbaal Ramadhan Excited Main Film Ali & Ratu Ratu Queen, Ini Alasannya

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya