Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Seni Tani, Gerakan Petani Milenial Hidupkan Lahan Tidur di Kota

potret anggota gerakan Seni Tani (instagram.com/kamisenitani)

Vania Febriyantie, seorang sarjana biologi berusia 28 tahun yang juga project officer Seni Tani, yakin bahwa kemakmuran berasal dari tanah yang subur. Dari keyakinan inilah, kemudian dia menginisiasi gerakan Seni Tani.

Vania dan Galih memulai Seni Tani pada bulan November 2020. Perjuangan mereka mengalami beberapa tantangan yang masih terus berlangsung hingga detik ini. Astra Indonesia kemudian melihat gerakan Seni Tani ini dan mengapresiasinya, menjadikan mereka salah satu pemenang Satu Indonesia Awards 202. Berikut adalah seluk beluk perjuangan Vania dan teman-temannya dalam membesarkan Seni Tani.

1. Awal berdirinya Seni Tani

salah satu kegiatan di Seni Tani (instagram.com/kamisenitani)

Seni Tani berawal dari keinginan Vania untuk memanfaatkan sebuah lahan tidur yang berada di bawah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Lahan ini adalah salah satu fasilitas umum milik pemerintah yang terbengkalai dan tidak terurus. 

Vania memulai Seni Tani di Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung. Dia menyebut gerakan ini sebagai urban farming social enterprise, sebuah usaha pertanian sosial di perkotaan. Misinya adalah menginisiasi dan mengaktivasi lahan tidur atau terbengkalai di perkotaan menjadi sebuah lahan pertanian produktif yang bermanfaat bagi masyarakat.

Beberapa bulan lalu saat pandemi, sempat ada kendala yang menghambat akses pangan dari Jawa, yang membuat hasil panen tidak terdistribusi sebagaimana biasanya. Kejadian ini membuat Vania berpikir, apakah mungkin jika kebutuhan pangan dipenuhi oleh para petani dan lahan dari lingkungan sekitar? Pemikiran inilah yang mendasari berdirinya Seni Tani.

2. Tantangan yang dihadapi

salah satu kegiatan di Seni Tani (instagram.com/kamisenitani)

Dalam proses menginisiasi Seni Tani, Vania harus menghadapi berbagai tantangan. Di awal berdirinya, tantangan yang terbesar adalah masalah birokrasi dan perizinan. Langkah pertama mereka adalah membuat proposal kegiatan, kemudian berkoordinasi dengan ketua RT, ketua RW, kelurahan dan kecamatan setempat untuk menjelaskan visi misi Seni Tani serta mendapatkan perizinan. Sempat terjadi perdebatan dengan pemangku kepentingan yang terlibat, tetapi kemudian semua saling mendukung agar kegiatan ini terlaksana.

Setelah kegiatan Seni Tani berjalan, tantangan selanjutnya adalah mengajak warga sekitar untuk terjun dan aktif terlibat dalam kegiatan pertanian ini. Dengan didukung Komunitas 1000 Kebun yang mempunyai lebih banyak anggota dan praktisi, mereka mengadakan kegiatan bertani rutin seminggu sekali, dengan melibatkan warga di sekitar lahan.

“Tantangan yang sekarang dihadapi adalah mengajak warga sekitar di Kelurahan Sukamiskin dan Kecamatan Arcamanik untuk mau sama-sama berkebun bersama kami,” kata Vania saat bincang-bincang dalam program “101 Climate Change Actions” yang diadakan IDN Times secara live di Instagram pada hari Selasa, 14 Desember 2021.

3. Menerapkan sistem CSA

salah satu kegiatan di Seni Tani (instagram.com/kamisenitani)

Tim strategis dari Seni Tani saat ini berjumlah lima orang tetapi relawan yang membantu cukup banyak. Selain relawan, ada banyak anggota juga yang mendukung hasil panen dari kebun Seni Tani.

Vania menerapkan sistem Community Supported Agriculture (CSA), dimana kelompok tani ini yang nantinya akan mendukung dan menampung hasil panen. Anggota kelompok akan membayar di awal musim tanam, dan uang yang diterima akan digunakan untuk mendukung dan mengoptimalkan kegiatan bertani. Dengan sistem CSA ini, petani muda akan punya kepastian hasil panen mereka akan dibeli dan mendapat keuntungan.

Awalnya Seni Tani hanya mengambil anggota CSA dari kecamatan di Kota Bandung saja. Tetapi kemudian datang permintaan dari Jabodetabek, dan berkat adanya jasa kurir yang sehari sampai, hasil panen dapat dikirim ke kota-kota tersebut. Sayuran dapat diterima di Jakarta dan sekitarnya dalam keadaan aman dan masih segar.

4. Menjadi pemenang Satu Indonesia Awards 2021

potret Vania sebagai pemenang Satu Indonesia Awards 2021 (instagram.com/satu_indonesia)

Tidak bisa dimungkiri, gerakan ini juga mendapat cibiran dan dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak. Namun dengan menjadi salah satu pemenang dari Satu Indonesia Awards 2021, Vania seperti mendapat harapan baru karena merasa kerja kerasnya diapresiasi.

“Yang pertama, kita seperti mendapat dorongan dan semangat baru. Karena walaupun di sekitar kita banyak yang memandang sebelah mata, ternyata gerakan kita dianggap lho! Walaupun sekarang gerakan ini masih kecil, kita jadi punya harapan bahwa ke depannya Seni Tani bisa semakin besar,” ungkap Vania.

5. Harapan untuk Seni Tani

potret anggota gerakan Seni Tani (instagram.com/kamisenitani)

Vania berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan diduplikasi oleh kelurahan dan kecamatan lain. Dia ingin agar semakin banyak lahan tidur yang tidak terurus diubah menjadi kebun pangan yang bermanfaat bagi warga sekitarnya.

“Aku sangat optimis urban farmer bisa jadi salah satu lowongan pekerjaan di era sekarang. Kami juga yakin Seni Tani akan terus berjalan karena semakin banyak orang yang peduli dengan bahan pangan lokal yang sehat. Permintaan terhadap sayuran organik dan sehat ke depannya akan semakin banyak dicari oleh masyarakat,” kata Vania menutup pembicaraan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Umara Sri
EditorUmara Sri
Follow Us