Tradisi Ziarah Kubur Sebelum Ramadhan Menurut Islam

Biasa juga dikenal dengan nyekar

Menjelang bulan Ramadhan, terdapat suatu kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia, yaitu ziarah kubur. Kebiasaan ziarah kubur menjelang ramadhan ini juga sering disebut dengan nyekar. Nyekar merupakan momen bagi masyarakat untuk mengenang dan mendoakan kerabat yang sudah meninggal.

Nyekar seakan menjadi suatu kegiatan yang wajib dilakukan menjelang Ramadhan. Akan tetapi, bagaimana hukumnya dalam Islam? Untuk mengetahui lebih lanjut, simak artikel berikut ini!

1. Hukum ziarah kubur menjelang Ramadhan

Tradisi Ziarah Kubur Sebelum Ramadhan Menurut IslamSeorang peziarah menangis di samping salah satu makam di Tempat Pemakaman Khusus COVID-19 di Macanda, Kabupaten Gowa. Petugas keamanan menyebut, peziarah tersebut telah menunggu cukup lama agar bisa melihat langsung makam ayahnya pada Sabtu (20/3/2021) (IDN Times/Irwan Idris)

Pada zaman dahulu, ziarah kubur menjadi tradisi yang diharamkan. Hal ini karena reaksi berlebihan ketika melihat orang yang disayang telah meninggalkan dunia. Misalnya berteriak, memukul badan, hingga menangis berlebihan.

Namun, hal ini dibatalkan (manshukh) oleh Rasulullah SAW dan menjadikannya anjuran yang disunahkan. Hal ini karena berziarah dapat mengingatkan kita terhadap orang yang tercinta sedang menghadap Allah SWT. Selain itu, dengan berziarah, orang-orang dapat lebih mengingat akan kematian sehingga berusaha menjalankan hidup dengan baik.

Rasulullah SAW juga pernah bersabda mengenai ziarah kubur ini. Dalam hadisnya, ia mengatakan bahwa “(Dulu) Aku melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah kalian ke kuburan. Sesungguhnya ziarah kubur membuat kalian zuhud di dunia dan mengingatkan kalian pada akhirat.” (HR. Ibnu Majah)

Biasanya, peziarah akan mendoakan orang yang berada dalam kubur. Doa dan zikir yang dibacakan oleh peziarah dengan niat pahala yang ditujukan kepada orang yang telah meninggal, pasti tersampaikan kepada sang mayat (orang yang telah meninggal).

Hal ini seperti dikisahkan dalam kitab Al-Adzkar yang berarti “Imam Nawawi berkata dalam kitabnya, Al-Adzkar: Para Ulama sepakat bahwa doa pada orang yang meninggal, bermanfaat dan sampai pada mereka. Diriwayatkan dari Nabi Muhammad bahwa sesungguhnya beliau bersabda: Tidak ada perumpamaan mayit di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin ditolong, mayit menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya atapun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya. (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nihayat al-Zain, halaman 281).

Kesimpulannya adalah ziarah kubur merupakan sunah yang dapat dilakukan kapan saja. Rasulullah SAW tidak mengharuskan kegiatan ini dan juga tidak dibatasi oleh waktu-waktu tertentu. Baik sebelum bulan Ramadhan maupun setelah bulan Ramadhan, kegiatan ziarah kubur dapat dilakukan.

Baca Juga: Adakah Larangan Puasa Sebelum Ramadhan? Ini Penjelasannya

2. Adab ziarah kubur

Tradisi Ziarah Kubur Sebelum Ramadhan Menurut IslamSukemi ketika ziarah ke makam suaminya, Sudirman. IDN Times/Ardiansyah Fajar

1. Melakukan wudhu

Sebelum melakukan ziarah, ada baiknya untuk mengambil air wudhu terlebih dahulu. Ketika mengunjungi kerabat yang telah meninggal, ada baiknya untuk berwudhu.

2. Mengucapkan salam

Ketika memasuki area pemakaman, ada baiknya mengucapkan salam dan doa bagi seluruh penghuninya. Berikut bacaannya: “Assalamu’alaikum dara qaumin mu’minin wa atakum ma tu’adun ghadan mu;ajjalun, wa inna insya-Allahu bikum lahiqun.”

Artinya adalah “Assalamualaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami InsyaaAllah akan menyusul kalian.”

3. Menghadap kiblat

Adab selanjutnya adalah menghadap kiblat ketika membacakan doa kepada orang yang telah meninggal. Peziarah dapat membacakan tasbih, tahmid, takbir, dan zikir. Berikut bacaan doa untuk almarhum: “Yarhamullahul mustaqdimina minna wal musta’khiriin. Wa inna Insyaa Allahu bikum la laahiquun wa as alullaha lanaa walakumul’aafiyah.” 

Artinya adalah “Semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami Insyaa Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian.”

4. Membaca surat pendek

Ketika ziarah kubur juga disunahkan untuk membaca surat pendek. Hal ini diriwayatkan oleh al-Marwazi dari Ahmad bin Hanbal. Beliau mengatakan bahwa “Bila kalian masuk ke dalam taman makam (kuburan), maka bacalah Al Fatihah, Surat Ikhlas, dan Al Muawwidzatain (Al-Falaq dan An-Naas). Jadikanlah pahalanya untuk mayat-mayat kuburan, karena sesungguhnya pahalanya sampai kepada mereka.”

5. Membaca doa ziarah 

Saat berziarah, jangan lupa untuk membaca doa ziarah kubur yang dikhususkan kepada ahli kubur. Adapun doa ziarah kubur seperti ini “Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu anhu wakrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bilmai was salji, wal baradi, wa naqqihi minal khathaya, kama yunaqqas saubul abyadu minad danas. Wa abdilhu daran khairan min darihi wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, wa adkhilhul jannata wa a’idzhu min adzabil qabri, wa adzabin nari.”

Artinya adalah “Ya Allah! Ampunilah almarhumah (jenazah), berilah Dia rahmat-Mu, kesejahteraan, serta maafkanlah kesalahannya dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan ia dengan air, salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran. Gantikanlah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga (atau istri di surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya) dan masukkan dia ke surga, jagalah dia dari siksa kubur dan neraka.”

6. Menjaga sikap

Saat berziarah, jangan lupa untuk menjaga tata krama agar tetap santun dan tidak melakukan hal-hal yang tidak dianjurkan. Contohnya adalah menginjak makam orang lain, berkata tidak sopan, serta melakukan hal-hal yang berlebihan seperti yang dilarang oleh Rasulullah SAW.

3. Manfaat berziarah kubur

Tradisi Ziarah Kubur Sebelum Ramadhan Menurut Islamilustrasi makam (pexels.com/pixabay)

Kegiatan nyekar atau berziarah kubur memiliki beragam manfaat, di antaranya:

Mengingat kematian

Ketika mendatangi makam, manusia akan termotivasi untuk menjalani kehidupan sebaik-baiknya. Hal ini karena setelah mengingat kematian, manusia akan menghargai waktu dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia.

Memahami silsilah keluarga

Ketika mengunjungi makam keluarga, kita akan mengetahui silsilah keluarga kita terdahulu. Seperti kakek, nenek, dan lain-lain. Hal ini dapat membantu kita mengenal dan mengetahui asal-usul dan ikatan keluarga yang terjalin selama ini.

Demikian informasi mengenai tradisi ziarah kubur sebelum Ramadhan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Sebaiknya, kita senantiasa untuk berdoa kepada keluarga kita yang telah berpulang tidak hanya menjelang Ramadhan saja, tetapi di waktu-waktu lain juga.

Baca Juga: Kapan Malam Nisfu Syaban 2024? Ini Tanggal dan Amalannya

Topik:

  • Bella Manoban
  • Febriyanti Revitasari
  • Retno Rahayu
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya