Mitos vs. Fakta: Gimana Sih Rasanya Kena Serangan Panik?

Jangan sepelekan, lawan stigma yang beredar

Ada banyak kesalahpahaman yang beredar mengenai bagaimana serangan panik terasa. Salah satu cara menekan stigma yang beredar adalah dengan mempelajarinya baik-baik dan memisahkan antara fakta dengan asumsi semata.

Kamu mungkin sering dengar orang tentang serangan panik dan serangan kecemasan seolah-olah kedua hal itu sama. Padahal berbeda. Serangan panik datang tiba-tiba dan melibatkan rasa takut yang intens dan berlebihan. Biasanya diikuti dengan tanda-tanda biologis seseorang yang sedang ketakutan seperti detak jantung hebat, nafas yang pendek, atau bahkan mual.

Di antara banyaknya mitos yang beredar, kita coba untuk bedah satu-satu dan ungkap kebenarannya, yuk. Agar di kemudian hari tak ada yang menyalah artikan serangan panik seseorang dengan alasan lebay atau pun dramatis.

1. Mitos: Semua serangan panik gejalanya sama

Mitos vs. Fakta: Gimana Sih Rasanya Kena Serangan Panik?unsplash.com/@yrss

Fakta: Serangan panik bisa terasa berbeda di setiap orang dan tergantung pengalaman pribadi masing-masing.

Gejala umum serangan panik biasanya adalah:

  • Nafas yang pendek
  • Jantung berdebar kencang
  • Merasa tak aman atau tak memiliki kontrol
  • Nyeri dada
  • Mual
  • Pusing

Ada banyak tanda yang berbeda dan sangat mungkin jika seseorang hanya merasakan beberapa gejala, tak semuanya. Biasanya, serangan panik sering diawali dengan hawa tubuh yang gerah dan wajah memerah, kemudian diikuti dengan rasa takut intens, jantung berdebar kencang, dan menangis tiba-tiba tanpa adanya pemicu.

Stigma yang beredar membuat orang yang terkena serangan panik mendapat label lebay dan dramatis sehingga banyak di antara mereka tak mendapatkan penanganan yang tepat. Kenyataannya, panik bisa terlihat seperti banyak hal, terlepas dari label apa pun yang melekat di kamu, kamu pantas untuk mendapat dukungan moral yang sesuai.

2. Mitos: Serangan panik sebenarnya cuma reaksi berlebihan yang terlalu ditanggapi dramatis

Mitos vs. Fakta: Gimana Sih Rasanya Kena Serangan Panik?unsplash.com/@dannyg

Fakta: Berlawanan dengan stigma yang beredar, serangan panik bukanlah sesuatu yang bisa dikendalikan seseorang.

Kamu gak bakal tahu apa yang menyebabkan serangan panik, tapi kamu bisa mengetahui bahwa hal itu biasanya dipicu oleh stres, gangguan mental, atau perubahan lingkungan sekitarmu.

Serangan panik sangat tidak nyaman, tak disadari, dan sering terjadi tanpa adanya gejala atau peringatan. Alih-alih mencari perhatian, orang yang terkena serangan panik sudah sibuk dengan mengatasi rasa malunya. Apalagi jika serangan panik tiba-tiba menyerang di tempat umum.

Biasanya jika terkena serangan panik, ia biasanya akan meninggalkan situasi yang menyebabkannya panik dan pulang untuk menghindari perasaan malu di tempat umum. Bagi yang tak tahu, mereka sering berkata, "Yaelah gak usah sewot juga bisa. Biasa aja kali!" atau "Bisa gak sih kamu kalem gak usah lebay gitu?" Perkataan seperti ini biasanya malah akan membuat orang yang terkena serangan panik akan semakin susah untuk menenangkan dirinya.

Kalau kamu kenal atau tahu seseorang sedang mengalami serangan panik, langsung tanyakan padanya apa yang ia butuhkan dan apa yang bisa kamu lakukan untuk menenangkannya. Jika ia mau terbuka, ia akan memberitahumu apa saja yang bisa membantunya untuk tenang dan kembali ke mode normal.

dm-player

Baca Juga: Sering Diabaikan Orang, Sebenarnya Ada 5 Cara Mencegah Depresi

3. Mitos: Orang yang mengalami serangan panik membutuhkan penanganan medis dan harus didampingi

Mitos vs. Fakta: Gimana Sih Rasanya Kena Serangan Panik?unsplash.com/@annapostovaya

Fakta: Rasanya bisa menakutkan jika mendekati seseorang yang sedang kena serangan panik. Tapi penting untuk diingat, bahwa mereka gak sedang berhadapan dengan bahaya secara langsung. Kamu harus tetap tenang biar mereka gak makin panik.

Penting bagi kamu untuk mampu menolong orang yang kena serangan panik. Jika mereka sudah berpengalaman, mereka pasti akan memberitahumu dan menjelaskan apa yang sedang terjadi dengan cara yang mereka anggap ideal.

Kalau kamu sudah bertanya pada mereka apa yang dibutuhkan, hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah dengan menghargai apa pun jawaban mereka. Kamu harus percaya bahwa mereka bisa menghadapi serangan panik tersebut, meski pun mereka berkata bisa menghadapinya sendirian.

4. Mitos: Hanya orang dengan gangguan mental saja yang merasakan serangan panik

Mitos vs. Fakta: Gimana Sih Rasanya Kena Serangan Panik?unsplash.com/@all_who_wander

Fakta: Setiap orang bisa merasakan serangan panik, bahkan tanpa diagnosa gangguan kesehatan sekali pun.

Beberapa orang mungkin akan berisiko untuk terkena serangan panik berkali-kali selama hidup mereka, termasuk dengan orang yang memiliki riwayat dengan keluarga yang juga pernah memiliki serangan panik atau pun riwayat kekerasan anak atau trauma. Beberapa kondisi di bawah ini juga berisiko terkena serangan panik:

  • Gangguan panik
  • Generalized Anxiety Disorder (GAD)
  • Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Orang yang tak memilik kondisi di atas pun masih tetap berisiko, terlebih jika mereka pernah mengalami kejadian traumatis, atau sedang berada di lingkungan yang membuat mereka stres atau tertekan, atau kurangnya tidur atau asupan nutrisi.

5. Jadi, penting bagi setiap orang untuk memiliki bayangan ideal tentang seperti apa serangan panik itu dan hal terbaik yang bisa mereka lakukan untuk merasa tenang

Mitos vs. Fakta: Gimana Sih Rasanya Kena Serangan Panik?unsplash.com/@andrewtneel

Memahami serangan panik dan belajar untuk memberi dukungan akan mengurangi stigma yang beredar mengenai gangguan mental. Hal ini bisa meringankan bagian tersulit dari serangan panik, yaitu menjelaskan apa yang sedang terjadi pada orang-orang sekitarmu.

Stigma tentang gangguan mental sudah terlalu berat untuk dihadapi ketika seseorang sudah hidup di tengah-tengahnya dan memiliki hari-hari yang tak ringan.

Belajar untuk memisahkan mitos dan fakta untuk membuat perubahan, entah itu untuk orang yang mengalami, atau pun orang di dekat mereka yang memang akan mendukung sepenuh hati.

Baca Juga: 5 Manfaat Seni Origami Bagi Kesehatan Mental yang Perlu Kamu Ketahui

Ice Juice Photo Verified Writer Ice Juice

A dyslexic peculiar organism capable of turning caffeine into words.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya