Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Sifat Mustahil Para Rasul yang Harus Dihindari Umat Islam

ilustrasi lafaz Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW (pexels.com/Faheem Ahamad)

Salah satu dari rukun iman yang wajib diimani umat Islam adalah mempercayai adanya para nabi dan rasul. Setidaknya ada 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui. Mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW, mereka merupakan manusia-manusia yang dipilih langsung oleh Allah SWT.

Para nabi itu disebut rasul lantaran diperintah untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia. Para rasul mempunyai empat sifat wajib, yakni sidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathanah (cerdas). Kebalikannya, ada empat sifat mustahil atau yang tidak mungkin ada di diri para rasul. Sifat mustahil itulah yang harus dihindari umat Islam. Apa saja?

1. Kidzib yang artinya dusta

ilustrasi saling diam saat bertengkar (pexels.com/Liza Summer)

Para rasul pasti selalu jujur, sehingga mustahil memiliki sifat dusta atau bohong. Para rasul diberi tanggung jawab besar untuk menyampaikan kebenaran. Jika mereka bohong, tentu ajaran Islam yang kini tersebar luas tidak akan mendatangkan kebaikan.

Sebagaimana mustahil bagi para rasul, bohong adalah sifat negatif yang harus dihindari umat Islam. Kebohongan hanya akan menimbulkan konflik yang panjang. Integritas diri akan tercoreng dan sulit dipercaya kembali oleh orang lain.

2. Khianat yang artinya curang

ilustrasi dua wanita sedang bertengkar (pexels.com/Liza Summer)

Masih berkaitan dengan sifat bohong, para rasul juga mustahil memiliki sifat khianat yang artinya curang. Allah SWT mempercayakan tugas mulia kepada para rasul, karena mereka tidak akan mungkin berkhianat. Para rasul sangat terjaga dari perbuatan buruk.

Khianat sendiri dapat diartikan suatu keadaan ketika seseorang dipercaya, tetapi ia malah berbuat curang. Ketika berjanji, ia mengingkari janjinya. Umat Islam tentu tidak boleh memelihara sifat buruk tersebut. Para rasul juga tidak mencontohkannya.

3. Kitman yang artinya menyembunyikan (tidak menyampaikan)

ilustrasi menyembunyikan rahasia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada perbedaan yang signifikan dari artian nabi dan rasul. Keduanya sama-sama mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Nabi tidak diperintahkan untuk menyampaikan wahyu tersebut. Di sisi lain, tugas utama rasul adalah diutus untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia.

Bisa disimpulkan bahwa para rasul sangat mustahil memiliki sifat kitman yang artinya menyembunyikan atau tidak menyampaikan. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam, yang mana umat harus saling menyampaikan kebaikan. Hindari sifat menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu. Bersikap terbukalah kepada sesama manusia.

4. Baladah yang artinya bodoh

ilustrasi bermain media sosial (pexels.com/cottonbro studio)

Manusia bodoh tidak mungkin dipilih Allah SWT untuk menjadi rasul yang diutusnya. Para rasul sudah pasti memiliki tingkat kecerdasan yang luar biasa dan mustahil memiliki sifat baladah atau bodoh. Rasul harus cerdas agar dapat menyampaikan risalah Islam dengan baik dan benar.

Manusia biasa pun tidak ingin memiliki sifat bodoh. Kebodohan akan menyulitkan seseorang dalam menjalani kehidupan. Jangan pelihara sifat bodoh. Jika merasa tidak cukup pintar, maka belajar dan cari tahu lebih banyak ilmu untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Umat Islam harus meneladani sifat wajib bagi para rasul, karena terdapat kebaikan di dalamnya. Sebaliknya, sifat mustahil bagi rasul harus dihindari, karena terdapat keburukan di dalamnya. Setuju?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us