Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi negosiasi bisnis (pexels.com/Khwanchai Phanthong)
ilustrasi negosiasi bisnis (pexels.com/Khwanchai Phanthong)

Intinya sih...

  • Bersikap tenang dan terkendali dalam negosiasi bisnis

  • Mampu mendengarkan dengan baik untuk menemukan titik temu yang menguntungkan kedua belah pihak

  • Bersikap fleksibel tetapi tetap tegas untuk menciptakan keseimbangan dalam negosiasi

Dalam dunia bisnis, negosiasi merupakan keterampilan penting yang dapat menentukan keberhasilan suatu kesepakatan. Kemampuan untuk bersikap diplomatis dalam negosiasi tidak hanya membantu mencapai hasil yang menguntungkan, tetapi juga menjaga hubungan baik antara pihak-pihak yang terlibat.

Diplomasi dalam negosiasi mencakup berbagai sikap, seperti kemampuan mendengarkan dengan baik, menjaga ketenangan, serta menyampaikan argumen dengan cara yang meyakinkan tanpa menimbulkan konflik. Sikap diplomatis memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif dan membangun kepercayaan dengan lawan bicara.

Untuk menciptakan suasana diskusi yang kondusif, yuk terapkan ketujuh sikap diplomatis dalam negosiasi bisnis berikut ini. Scroll sampai habis!

1. Bersikap tenang dan terkendali

ilustrasi negosiasi bisnis (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ketika terlibat dalam negosiasi, menghadapi berbagai argumen dan kemungkinan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Sikap tenang dan terkendali akan membantu menjaga profesionalisme serta menciptakan suasana yang kondusif untuk berdiskusi. Jika emosi menguasai diri, keputusan yang diambil cenderung kurang rasional dan bisa merugikan posisi dalam negosiasi.

Menjaga ketenangan juga mencerminkan kepercayaan diri. Sikap yang terlalu agresif atau defensif dapat membuat pihak lawan merasa terintimidasi atau justru lebih waspada. Sebaliknya, ketika tetap tenang dan mengendalikan ekspresi, pihak lain akan lebih terbuka untuk mendengarkan argumen yang disampaikan.

2. Mampu mendengarkan dengan baik

ilustrasi negosiasi bisnis (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Diplomasi dalam negosiasi bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga mendengarkan. Kemampuan untuk memahami perspektif pihak lain akan membantu menemukan titik temu yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Mendengarkan dengan baik memungkinkan untuk mengenali kebutuhan, kekhawatiran, serta harapan lawan negosiasi.

Menunjukkan perhatian terhadap apa yang dikatakan pihak lain akan meningkatkan rasa saling menghormati. Selain itu, dengan memahami argumen yang disampaikan, peluang untuk menyusun tanggapan yang lebih tepat menjadi lebih besar. Sikap ini juga dapat membantu dalam mengidentifikasi area kompromi tanpa harus mengorbankan kepentingan sendiri.

3. Bersikap fleksibel tetapi tetap tegas

ilustrasi negosiasi bisnis (pexels.com/Kindel Media)

Negosiasi bisnis sering kali melibatkan penyesuaian dan kompromi. Sikap yang terlalu kaku akan menyulitkan proses mencapai kesepakatan. Namun, fleksibilitas dalam negosiasi bukan berarti mengorbankan semua kepentingan yang dimiliki. Kemampuan untuk menyesuaikan strategi tanpa kehilangan prinsip utama adalah ciri khas seorang negosiator yang baik.

Menerapkan fleksibilitas dengan tetap menjaga ketegasan terhadap hal-hal yang dianggap krusial akan menciptakan keseimbangan dalam negosiasi. Jika ada permintaan yang tidak sesuai dengan kepentingan, menolak secara diplomatis dengan alasan yang logis dapat mencegah terjadinya ketidakseimbangan dalam kesepakatan.

4. Menggunakan bahasa yang positif dan persuasif

ilustrasi negosiasi bisnis (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kata-kata yang digunakan dalam negosiasi memiliki peran besar dalam membentuk hasil akhir. Bahasa yang positif dan persuasif dapat menciptakan kesan profesional, membangun kepercayaan, serta mendorong pihak lain untuk mempertimbangkan sudut pandang yang diajukan.

Pemilihan kata yang tepat dapat memengaruhi cara lawan negosiasi merespons. Daripada menggunakan ungkapan yang bernada konfrontatif, lebih baik menggunakan pendekatan yang lebih halus tetapi tetap meyakinkan. Dengan demikian, suasana diskusi tetap konstruktif dan kesepakatan bisa lebih mudah tercapai.

5. Memahami perspektif pihak lain

ilustrasi negosiasi bisnis (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Memasuki negosiasi dengan hanya berfokus pada kepentingan sendiri bisa menjadi kesalahan besar. Untuk mencapai hasil yang optimal, memahami perspektif pihak lain sangat diperlukan. Sikap empati terhadap kebutuhan, prioritas, serta kendala yang dihadapi lawan negosiasi akan memperbesar kemungkinan menemukan solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Memahami sudut pandang pihak lain juga dapat membantu dalam menyusun strategi negosiasi yang lebih efektif. Dengan mengetahui batasan serta ekspektasi lawan negosiasi, keputusan yang diambil bisa lebih realistis dan tidak menimbulkan konflik berkepanjangan.

6. Mengontrol gestur dan ekspresi wajah

ilustrasi negosiasi bisnis (pexels.com/fauxels)

Selain komunikasi verbal, aspek non-verbal juga memainkan peran penting dalam negosiasi. Gestur dan ekspresi wajah dapat memberikan sinyal yang memperkuat atau justru melemahkan posisi dalam diskusi. Sikap tubuh yang terlalu kaku bisa mencerminkan ketegangan, sementara ekspresi yang terlalu santai bisa memberikan kesan kurang serius.

Menjaga kontak mata yang tepat, menghindari gerakan yang menunjukkan ketidaksabaran, serta mempertahankan postur yang terbuka akan membantu menciptakan suasana yang lebih nyaman dan meyakinkan. Hal ini juga dapat membangun kepercayaan dengan pihak lain, yang merupakan faktor penting dalam mencapai kesepakatan.

7. Menghindari konfrontasi langsung

ilustrasi negosiasi bisnis (pexels.com/Edmond Dantès)

Negosiasi tidak selalu berjalan mulus, dan sering kali ada perbedaan pendapat yang cukup tajam. Namun, menghadapi ketidaksepakatan dengan konfrontasi langsung hanya akan memperburuk situasi. Sikap yang terlalu agresif bisa membuat lawan negosiasi menjadi defensif dan sulit diajak berdiskusi secara produktif.

Menggunakan pendekatan yang lebih diplomatis dalam menyampaikan ketidaksepakatan akan membantu menjaga hubungan tetap baik. Jika ada perbedaan pendapat, lebih baik mencari cara untuk mengarahkan diskusi ke solusi yang lebih konstruktif. Dengan demikian, suasana negosiasi tetap terkendali dan peluang untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan tetap terbuka.

Negosiasi bukan hanya tentang memenangkan argumen, tetapi juga tentang membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan. Menerapkan sikap-sikap ini dapat membantu menciptakan hasil yang lebih optimal dalam setiap interaksi bisnis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team