6 Sikap jika Orangtua Membelikanmu Rumah daripada Kos saat Kuliah

- Harus sangat berterima kasih dan bersyukur atas rumah yang lebih lega dan tenang daripada kos.
- Gak usah ribut soal ukuran dan lokasi rumah, orangtua pasti sudah memperhitungkan semuanya.
- Rumah jangan dipakai buat pergaulan bebas, harus selektif mengajak teman ke rumah dan rajin bersih-bersih.
Untuk kamu yang sudah duduk di kelas 2 atau 3 SMA. Sebentar lagi dirimu akan mencari kampus buat meneruskan pendidikan. Kamu barangkali sudah punya target universitas dan fakultasnya.
Kalau dirimu membidik kampus di luar kota, hal pertama yang terpikirkan olehmu pasti mesti indekos. Namun, orangtua bisa punya rencana berbeda untukmu. Mereka sangat serius memikirkan kuliahmu dan ingin memberikan yang terbaik.
Tak main-main, mereka malah berkehendak membeli rumah sekalian agar dirimu tak perlu indekos. Lantas, bagaimana sikap jika orangtua membelikanmu rumah daripada kos saat kuliah? Perlu diingat, beli rumah di zaman sekarang sama sekali gak murah, lho.
1. Harus sangat berterima kasih dan bersyukur

Kalau kamu indekos cuma dapat sepetak kamar. Sekalipun di dalamnya sudah ada kamar mandi dan mungkin dapur kecil, luasnya tetap amat terbatas. Sementara dengan orangtua membelikanmu rumah, dirimu merasakan ruangan yang lebih lega.
Bahkan meski rumah bertipe 30 atau 36. Sudah lebih dari cukup buat ditempati olehmu selama berkuliah. Pun suasana di rumah sendiri pasti jauh lebih tenang. Gak seperti di kos-kosan yang memaksamu agar dapat sangat toleran.
Kegaduhan dari penghuni kos lain sering kali tidak bisa diredam dengan cara apa pun. Kamu mengurung diri di kamar pun bakal tetap terganggu. Dirimu dapat belajar lebih fokus di rumah pemberian orangtua.
2. Gak usah ribut soal ukuran dan lokasi

Jarang sekali ada orangtua yang bela-belain membelikan rumah untuk anaknya yang hendak berkuliah di luar kota. Bahkan tak sedikit mahasiswa yang tinggal kos-kosan kurang layak demi berhemat. Seperti masih pakai sistem piket kamar mandi bersama.
Oleh sebab itu, kamu sebaiknya gak banyak protes terkait ukuran dan lokasi rumah. Orangtua pasti telah memperhitungkan supaya lokasi rumah tak terlalu jauh dari kampusmu nanti. Kalaupun agak jauh, mereka bakal membelikanmu kendaraan pribadi.
Terkait ukuran rumah, bila hanya dihuni sendiri tipe 21 pun cukup. Apalagi jika orangtua memilih tipe di atasnya. Gak usah minta rumah yang lebih gede dan biasa buat keluarga dengan empat anggota atau lebih. Misalnya, tipe 40 ke atas.
3. Rumah jangan dipakai buat pergaulan bebas

Pergaulan bebas bisa terjadi di mana saja. Di kos-kosan, hotel, dan tempat-tempat lain pun dapat terjadi. Faktor utamanya memang kehendak dari orang-orang yang melakukannya. Di mana ada niat pasti akan ada cara.
Namun, rumah pribadi lebih privat dari kos-kosan atau hotel sekalipun. Beberapa hotel masih menerapkan aturan tamu lawan jenis dalam satu kamar cuma boleh buat suami istri. Di kos-kosan juga biasanya terdapat penjaga yang tak sungkan menegur.
Sementara warga di kawasan yang semuanya pendatang seperti perumahan baru sering kali lebih individualis. Mereka tak mau saling mengganggu urusan pribadi masing-masing. Kamu sendiri yang wajib tahu batasan.
4. Juga hindari sembarangan mengajak teman ke rumah

Dalam hal kamu mengajak teman ke rumah pun mesti selektif. Walaupun kalian sama-sama cowok atau cewek, memasukkan sembarang orang ke rumah gak selalu baik. Mungkin maksudmu cuma biar mereka main ke rumah.
Namun, pasti ada saja kawan yang suka kebablasan. Seperti ia meminta menginap kapan saja ingin. Padahal, dirimu sebenarnya lagi tak mau diganggu. Ada pula yang menjadikan rumahmu sebagai tempatnya berkencan dengan pacar.
Soalnya, mereka gak indekos. Jika mereka bertemu di rumah masing-masing, orangtua tak senang. Lebih sedikit kawan yang tahu dirimu dibelikan rumah lebih baik. Cukup mereka yang tak suka aneh-aneh dan bisa dipercaya.
5. Harus rajin bersih-bersih

Ini tantangan besar buatmu yang gak terbiasa bersih-bersih. Merawat satu kamar agar tetap rapi saja sulit, apalagi satu rumah. Ada lantai yang harus disapu dan dipel. Begitu pula halaman mesti dibersihkan.
Masih pula area dapur dan kamar mandi yang biasanya paling bikin orang malas bersih-bersih. Namun, kamu harus tetap melakukannya. Kasihan orangtua apabila telah mengeluarkan uang hingga ratusan juta rupiah untuk membeli rumah itu, tapi dirimu tidak merawatnya.
Bagaimanapun caranya, kamu harus latihan meluangkan waktu buat mengurus rumah. Kurangi nongkrong di luar. Jangan malah saban orangtuamu datang, mereka seperti kerja bakti membersihkan setiap sudut.
6. Setelah lulus tanyakan kejelasan status rumah itu

Rumah itu dibeli dalam rangka memfasilitasi kamu yang akan berkuliah di luar kota. Maka kelak setelah dirimu hampir lulus ada baiknya statusnya diperjelas. Terlebih kamu bisa saja diterima bekerja di daerah lain.
Jangan sampai terjadi kesalahpahaman soal rumah. Seperti orangtua berharap dirimu terus tinggal di sana. Itu berarti semestinya kamu pun bekerja di kota yang sama. Namun, dirimu malah sudah mengikuti seleksi untuk penempatan yang jauh.
Bentuk kesalahpahaman lain misalnya, kamu menganggap rumah tersebut sepenuhnya diberikan padamu. Padahal, itu masih milik orangtua. Terserah nantinya mereka bakal menggunakannya buat apa, menjualnya setelah kamu lulus, atau justru diberikan ke saudaramu.
Terapkan enam sikap jika orangtua membelikanmu rumah daripada kos saat kuliah karena hal ini adalah privilese yang gak bisa didapatkan oleh orang lain pada umumnya. Tetaplah rendah hati di hadapan siapa pun. Jangan berlagak sok kaya karena orangtuamu yang punya uang sebanyak itu buat beli rumah. Bukan dirimu.


















