5 Sikap yang Perlu Diambil Saat Orang Lain Meremehkan atau Menghinamu

Alasan mengapa seseorang begitu nyinyir, kepo, dan benci dengan segala hal yang kamu lakukan, sebaik apa pun itu, bisa jadi karena dia sendiri memiliki kesulitan yang tak bisa dia atasi. Mungkin dia sedang memiliki masalah dengan pasangannya, makanya dia jadi nyinyir karena kamu baru punya pacar atau saat kamu memilih untuk melajang. 

Karena dia merasa tidak bahagia dengan hidupnya sendiri (entah apa pun masalah yang sedang atau tengah dia hadapi), dia merasa bahwa orang lain, yakni kamu, juga tidak berhak untuk merasa bahagia. Dia ingin mencari "teman" sehingga tidak hanya dia sendiri yang merasa tidak puas dan tidak bahagia dengan hidup yang dimiliki.

Kalau sudah begini, bagaimana dia tak patut dikasihani?

Mengapa seseorang merasa perlu untuk mengomentari nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidupmu kalau bukan karena dia iri padamu?

Bisa jadi dia merasa bahwa kamu begitu keren karena memiliki prinsip hidup sendiri sementara dia belum tahu apa yang ingin dilakukannya dan apa prinsip hidupnya sendiri. 

Seperti kata orang, sebetulnya haters itu adalah fans terselubung. Jika fans mengagumi sosok idolanya secara jujur dan pelan-pelan meniru berbagai hal positif yang dilakukan oleh sang idola, haters menyembunyikan kekagumannya pada sosok yang sama.

Alih-alih secara bebas meniru hal-hal positif, dia memanifestasikan rasa kagumnya menjadi kebencian dan rasa iri yang membuatnya ingin mengomentari dengan negatif segala tindak-tandukmu, sebaik apa pun tindakanmu.  

Kata-katanya yang meremehkan, menghina, dan mengkritik bisa membuat hatimu terluka. Karenanya untuk sementara waktu (atau seterusnya kalau bisa), menjauhlah darinya sebisa mungkin. Minimalkan interaksi dengannya. 

Sebaliknya, fokuskan dirimu untuk melakukan hal-hal yang lebih positif dan membuat hatimu senang. Hang out bersama teman karib, makan makanan kesukaan, nonton film, melakukan hobi, berkebun, berkencan dengan pasangan, atau menghabiskan waktu bersama keluarga. 

Dengan melakukan hal-hal positif yang membuat hatimu senang, secara tidak langsung kamu menyingkirkan pengaruh negatif dari kata-kata menyakitkan orang toxic tersebut padamu. Selain perasaan jadi ikut positif, pikiran juga jadi lebih jernih.

Sebetulnya pepatah tersebut bermakna tidak mendengarkan nasihat. Namun kembali lagi. Berapa persen sih kata-kata orang toxic yang suka meremehkan, mengkritik, dan menghujat itu mengandung kebaikan suatu nasihat?

Nasihat adalah kata-kata yang mengandung kebaikan untuk orang yang diberi nasihat. Sementara itu, kata-kata meremehkan, mengkritik, dan menghujat dari orang lain bukan bermaksud untuk kebaikanmu melainkan kebaikan menurut versinya sendiri.

Dia merasa bahwa apa yang kamu lakukan, nilai dan prinsip hidup yang kamu pilih, bahkan hidupmu sendiri tidak cukup baik baginya. Dia merasa dirimu tidak cukup memenuhi syarat kebaikan menurut standar yang diyakininya.

Jadi, abaikan saja kata-katanya. Saat menjauh tak mungkin dilakukan (misalnya karena kalian tinggal di satu rumah atau bekerja di satu tempat yang sama), setidaknya kurangi intensitas berinteraksi dan saat dia mulai mengomentari dirimu, segera abaikan. Pergi kalau bisa, atau "iya-iyain" saja tapi jangan dihiraukan lebih lanjut.  

Sudah dijauhi, sudah diabaikan, pun ada saja orang-orang yang tetap merongrong kehidupanmu. Mengomentarimu, mengkritikmu, meremehkan mimpi dan keputusanmu. Betul-betul menjengkelkan dan serupa benalu.

Ya sudah, kalau sudah begini, kamu senyumin saja setiap dia berkomentar negatif terhadapmu, abaikan kata-katanya, dan sesegera mungkin cari alasan untuk pergi. Daripada menghiraukan orang toxic macam dia, lebih baik kamu fokus melakukan usahamu meraih mimpi, melakukan hobimu, bekerja, tidur, atau apa pun yang bersifat positif.

Sering kali segala usaha yang kamu lakukan masih saja salah di mata orang lain. Dan sebesar apa pun usahamu untuk menyingkirkan orang-orang negatif seperti itu, tetap saja mereka datang lagi dan lagi. 

Karena itu, penting bagimu untuk menyadari dan mengambil sikap positif terhadap mereka. Bukan dengan cara berdebat panjang, bertengkar, atau bertarung secara fisik dan verbal, melainkan dengan cara positif yang elegan.

Yakinilah bahwa orang-orang negatif dan toxic itu tidak cukup berharga untuk kamu perhatikan. Lebih baik untuk melakukan hal-hal yang lebih positif dan menyenangkan daripada mengurusi orang-orang macam itu, yang mencari kesenangan dengan mengomentari dan menyakiti hati orang lain.

Tetap semangat, ya!