Siti Marliah, Gigih Menyampaikan Ide yang Berdampak Lewat Tulisan

- Siti Marliah terpilih menjadi Community Writer of the Month Desember 2024 di IDN Times Community.
- Awalnya mengalami hambatan, Lia berhasil memperhatikan detail tulisan dan pandai membaca situasi yang relevan.
- Lia fokus menulis di kanal science, mengakui manfaat finansial dari menulis, dan optimis terhadap masa depan dunia kepenulisan.
Menulis adalah salah satu bentuk seni dan komunikasi yang tak lekang oleh waktu. Di balik karya-karya hebat, ada penulis berkualitas yang berupaya untuk menyampaikan gagasan, menyentuh emosi, dan memberikan dampak kepada pembacanya lewat tulisannya.
Salah satu dari penulis hebat itu adalah Siti Marliah atau Lia yang terpilih menjadi Community Writer of the Month (CWOTM) di bulan Desember 2024 ini.
Sebagai penulis di IDN Times Community, Lia dikenal memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam melihat dunia. Dia mampu mengolah ide sederhana menjadi karya yang punya daya tarik tinggi. Kreativitasnya juga terlihat dalam pemilihan diksi, alur cerita, hingga sudut pandang yang segar. Maka tak heran jika ia memang benar-benar layak menjadi inspirasi bagi para penulis di platform menulis ini.
Mulai bergabung dengan IDN Times Community sejak tahun 2018, bagaimana kiprah dara asal Bogor ini di bidang kepenulisan?
1. Tantangan Lia awal menulis di IDN Times Community

Terpilihnya Lia menjadi CWOTM di bulan Desember 2024 ini tidak serta merta. Di awal menulis, ia juga pernah mengalami beberapa hambatan sama seperti penulis lainnya, seperti artikel yang pending selama berbulan-bulan, revisi dari editor, hingga penolakan yang membuat artikelnya tak kunjung diterbitkan. Alhasil, ia pun memilih berpaling sementara waktu dari IDN Times Community.
Namun, di bulan Mei 2018, Lia mencoba peruntungan dengan kembali mengirimkan tulisan. Tak mau ditolak lagi, kali ini Lia benar-benar memperhatikan tulisan yang akan ia kirimkan. Ia membaca artikel-artikel dari penulis yang sudah pernah terbit di IDN Times Community hingga detail.
"Aku perhatikan gimana cara mereka nulis, seperti apa sih gaya tulisan yang IDN Times suka sampai perkara titik koma pun aku cek berkali-kali. Alhamdulillah, artikel keduaku berhasil terbit," ceritanya.
Selain memperhatikan detail tulisan yang berhasil terbit, Lia juga pandai membaca situasi yang relevan dengan tulisan yang ia buat. Kala itu karena bertepatan dengan bulan Ramadan, maka ia menulis tentang tips supaya bibir tetap lembap selama bulan Ramadan. Alhasil, tulisannya pun terbit dan menjadi artikel perdananya yang tayang di IDN Times Community.
2. Perjalanan Lia menjadi Community Writer of the Month (CWOTM) IDN Times Community

Proses menulis tidak selalu mulus. Ide yang tumpul, kesulitan menuangkan pikiran, atau sekadar kehilangan motivasi sering kali menjadi penghalang. Namun, seorang penulis berkualitas memiliki ketekunan luar biasa dalam melewati hambatan tersebut. Mereka menjadikan menulis sebagai bagian dari rutinitas, bahkan ketika ide-ide sulit ditemukan. Semangat inilah yang terlihat dalam pribadi Lia.
Setelah tulisan perdananya berhasil terbit, Lia tak berpuas diri. Ia mengirimkan kembali tulisannya yang lain meski ia juga tetap mendapatkan revisi tulisan. Catatan dari editor ini ia perhatikan dengan seksama hingga beberapa tulisannya mendapatkan views tinggi seperti "10 Pulau Terpadat di Dunia, Ternyata Jawa Bukan Salah Satunya!", "Bukan Jeruk, Ini 7 Buah dan Sayuran dengan Kadar Vitamin C Tertinggi", hingga "Resep Kue Pukis Istimewa Empuk dan Lembut untuk Camilan Sore". Dari titik inilah, Lia kemudian rajin menulis hingga menjadikan dirinya CWOTM IDN Times Community.
Kalau ditanya apa kanal favoritnya untuk jadi tempat menulis, maka Lia menjawab bahwa kanal science terutama yang menyangkut tema seputar astronomi dan sejarah menantang ide kreatifnya.
"Aku suka nulis topik science yang jarang orang tahu, atau bahkan gak kepikiran sama sekali. Menyenangkan aja untuk berbagi apa yang kita tahu kepada orang lain, melalui tulisan kita," pungkasnya.
Dari hasil menulisnya di IDN Times Community, secara jujur Lia mengakui bahwa ia tidak pernah menghitung secara pasti berapa pendapatannya. Namun yang pasti apa yang ia dapat sangat membantunya secara finansial terutama ketika masa pandemik berlangsung.
3. Optimis, dunia menulis tak akan hilang tergerus Zaman

Di tengah kesibukan sebagai admin online shop dan guru les matematika untuk anak SMP di akhir pekan, Lia tetap mengutamakan aktualisasi dirinya di dunia kepenulisan. Baginya, menulis merupakan cara untuk menyampaikan pendapat dan menyebarkannya pada khalayak umum.
"Aku suka nulis karena lewat tulisan kita bisa menyampaikan informasi yang kita punya ke lebih banyak orang. Menulis juga bisa jadi tempat untuk mengutarakan pandangan kita terhadap satu hal."
Karena hal ini pula, Lia tidak gentar ketika Artificial Intelligence (AI) memasuki di dunia literasi. Lia berpendapat bahwa meski AI "memudahkan" pekerjaan manusia di bidang menulis mulai dari mempermudah riset hingga menghasilkan draft tulisan; namun, peran penulis tetap vital karena kreativitas, empati, dan perspektif manusia tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh mesin.
"Tulisan yang dibuat AI cenderung lebih baku dan kadang gak menarik untuk dibaca. Sedangkan tulisan yang dibuat manusia menarik karena setiap penulis punya gaya tulisannya masing-masing. Aku juga merasa kalau informasi yang diberikan oleh AI gak selalu kredibel, kadang malah gak up to date," tambahnya.
Lia begitu optimis bahwa sampai kapan pun, dunia kepenulisan akan tetap ada. Sebab menulis merupakan salah satu cara manusia menyampaikan ide, nilai, dan emosi yang tak tergantikan. Dengan menulis pula, penulis berkontribusi menjaga keberagaman perspektif dan melestarikan budaya literasi.
4. Saran Lia untuk Penulis Baru IDN Times Community

Menulis adalah proses yang panjang bagaikan menyajikan sebuah masakan yang dibuat sendiri. Prosesnya dimulai dari menentukan ide atau topik tulisan, melakukan riset dan mencari sumber kredibel, mengolahnya dengan taste penulis, hingga menyajikannya dengan cantik agar menarik minat pembaca dan bisa dinikmati. Tak hanya panjang dan berliku, kadang juga melelahkan.
Melihat hal ini, Lia pun membagikan nasihatnya untuk para penulis baru yang akan maupun sedang berjuang agar tulisannya terbit di IDN Times Community.
"Setiap kali ada penulis baru yang minta saran, aku selalu bilang ke mereka untuk rajin membaca artikel dari community writer lain yang tulisannya sudah lebih dulu terbit. Intinya, jadi penulis itu gak boleh malas untuk membaca. Kita perlu banyak membaca untuk mengerti topik yang sedang kita tulis. Kita perlu banyak membaca untuk tahu lebih banyak dan semakin banyak hal yang kita tahu, akan semakin banyak hal juga yang bisa kita tulis," tuturnya.
Menulis nyatanya terlihat tak sesederhana itu. Ada proses panjang dengan beragam variable yang terlibat. Meski begitu ketika tulisan sudah berhasil dilahirkan, maka akan memberikan kepuasan sendiri untuk penulisnya, terlebih lagi Ketika mengetahui bahwa tulisan yang mereka buat memberikan dampak besar pada peradaban.