ilustrasi social loafing saat tarik tambang (pexels.com/Victor Freitas)
Menurut ulasan dalam Journal of Management Policy and Practice tahun 2014, social loafing pertama kali diamati pada tahun 1913 dalam eksperimen menarik tali. Eksperimen ini dilakukan oleh seorang insinyur pertanian Prancis bernama Max Ringelmann.
Kala itu, Ringelmann meminta orang untuk menarik tali sebagai kelompok maupun individu. Selama percobaan, Ringelmann memperhatikan orang-orang melakukan lebih sedikit upaya menarik tali ketika mereka berada sebagai bagian dari kelompok. Sebaliknya, tiap orang melakukan upaya lebih besar saat mereka menarik tali sebagai individu.
Eksperimen Ringelmann dilakukan lagi pada tahun 1974 dan dimuat dalam Journal of Experimental Social Psychology untuk mereplikasi efeknya. Para peneliti menemukan bahwa kemampuan menarik tali menurun secara signifikan ketika jumlah orang dalam satu kelompok bertambah dari satu menjadi dua orang, bukan dari dua menjadi tiga. Pengurangannya tidak signifikan ketika anggota keempat, kelima, dan keenam ditambahkan.
Social loafing juga terjadi pada jenis tugas lainnya. Misalnya, saat harus melakukan tugas kelompok di sekolah, mungkin tidak semua anggota kelompok melakukan upaya yang sama untuk mengerjakan tugas tersebut. Bahkan, beberapa orang mungkin tidak memberikan kontribusi sama sekali.
Hal yang sama dapat terjadi dalam tugas tim di tempat kerja. Saat kinerja dan metrik dinilai hanya pada tingkat tim, beberapa anggota mungkin tidak termotivasi untuk mengerahkan upaya terbaik mereka. Bahkan, tiap anggota mungkin tidak memiliki tanggung jawab yang jelas.