Sudah Berusaha Baik tapi Tetap Dianggap Kurang? Ingat 5 Hal Ini

Pasti menjengkelkan banget ya, kalau kamu sudah berusaha baik pada orang lain, misalnya dengan memberikan pertolongan, tetapi masih ada saja yang menganggap kebaikanmu kurang. Menurut mereka, kamu seharusnya bisa melakukan lebih seperti begini, seperti begitu, dan seterusnya.
Jika sudah seperti itu, kamu hanya perlu menarik napas dalam-dalam, keluarkan perlahan-lahan, sambil mengingat lagi 5 hal berikut ini supaya suasana hatimu membaik.
1.Kamu tidak punya kewajiban memuaskan semua orang

Kalau di sekitarmu ada seratus orang, kamu tidak mungkin bisa menyenangkan semuanya. Bukan cuma itu, kamu bahkan tidak punya kewajiban memuaskan siapa pun kok.
Jadi, seberisik apa pun omongan orang tentangmu, jalan terus saja. Kalau mereka yang ada di posisi kamu, belum tentu juga mereka bisa melakukan sebaik bahkan lebih baik daripada kamu.
2.Dalam memberikan pertolongan, kamu yang paling tahu batas kemampuanmu, bukan orang lain

Berbuat baiklah sesuai kemampuanmu. Perkara orang lain menganggap kebaikanmu tidak seberapa dan seharusnya kamu bisa melakukan lebih dari itu, itu kan menurut mereka.
Tentu saja, kamu yang paling tahu tentang kemampuanmu atau kelonggaranmu saat itu. Mereka yang terus menganggap kebaikanmu kurang biasanya hanya sibuk menerapkan standar supertinggi pada orang lain tetapi tidak pada diri mereka sendiri.
3.Kamu tidak bisa mengendalikan penilaian orang lain

Sebaik apa pun kamu atau sebesar apa pun pertolongan yang kamu berikan, akan tetap ada orang yang menilainya kurang. Kamu tidak perlu mengoreksi penilaian mereka padamu. Makin kamu berusaha mengoreksi atau mengendalikan penilaian orang lain padamu, makin mereka punya bahan baru untuk menilaimu lebih buruk lagi.
Abaikan saja. Penilaian orang lain bukannya sama sekali tak penting, tetapi yang lebih penting adalah kamu tahu kamu sudah berusaha melakukan yang terbaik dan kamu tidak perlu memperturutkan penilaian orang lain yang terasa mengada-ada.
4.Jangan terjebak berbuat melebihi kemampuanmu

Jangan sampai demi mendapatkan penilaian yang lebih baik dari orang lain, kamu lantas berusaha melakukan berbagai hal yang melebihi kemampuanmu yang sebenarnya. Itu namanya kamu sudah masuk jebakan.
Misal, kamu sampai berutang ke sana kemari demi memberikan bantuan yang lebih besar pada orang lain. Orang itu mungkin jadi tertolong, tetapi akhirnya malah kamu sendiri yang harus ditolong untuk keluar dari lubang-lubang utang itu. Bagaimanapun, kamu harus mengutamakan keselamatanmu sebelum menyelamatkan orang lain.
5.Pada akhirnya, bukan penilaian orang lain yang membuatmu bahagia

Penilaian positif dari orang lain atas apa yang kamu lakukan memang membuatmu merasa didukung. Akan tetapi sumber kebahagiaanmu yang sesungguhnya adalah ketika kamu tahu kamu sudah melakukan yang terbaik yang bisa kamu lakukan untuk orang lain yang membutuhkan sekalipun ada saja yang masih merasa tidak puas dengan bantuanmu.
Kuncinya, jika kamu merasa sudah melakukan yang terbaik yang kamu bisa, orang lainlah yang harus ganti belajar menghargainya. Kalau mereka tidak mau belajar menghargai apa yang sudah kamu lakukan, itu urusan mereka, bukan urusanmu.
Berusaha menjadi orang baik memang tidak mudah. Tidak mudah dalam melawan godaan dalam diri sendiri untuk bersikap egois saja, juga tidak mudah karena tak sedikit orang di luar sana yang selalu lebih cepat menghujat ketimbang mengapresiasi.
Meski begitu, jangan pernah jera jadi orang baik ya. Sebab kebaikan apa pun yang kamu lakukan pada dasarnya adalah untuk dirimu sendiri. Kalau ada yang terus berkomentar tidak mengenakkan, terapkan saja peribahasa anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.