Kenapa Orang Suka Bilang Nanti meski Sebenarnya Bisa Sekarang?

- Biar tertib antrean
- Tipe yang selalu butuh perencanaan
- Tidak ingin terlalu diandalkan
Kata nanti mengarah pada penundaan pelaksanaan sesuatu. Mungkin kamu cukup sering dijawab begitu saat meminta sesuatu pada seseorang. Dalam konteks pekerjaan sampai kehidupan sehari-hari, kata nanti kerap diucapkan orang dan bisa membuatmu sebal.
Dirimu komplain tentang sesuatu, jawaban petugas nanti akan ditindaklanjuti. Padahal, kamu mau hal itu ditangani sekarang juga. Lebih cepat beres lebih baik. Kata nanti tidak selalu bisa membuatmu lebih tenang.
Masa penantian justru bikin dirimu ketar-ketir sampai tak mampu melakukan hal-hal lain. Meski jawaban itu bikin gemas, pahami dari sudut pandang orang lain. Berikut alasan seseorang suka bilang nanti meski sebenarnya bisa sekarang.
1. Biar tertib antrean

Ketika kamu akan membayar belanjaan misalnya, mungkin sering mendengar kasir mengatakan nanti pada pembeli yang ingin dilayani duluan. Jawabannya sudah tepat sebab ada antrean yang mengular. Orang yang selesai belanja terakhir juga akan dilayani terakhir.
Seandainya satu orang yang ingin didahulukan ini dituruti, malah terjadi kericuhan. Pembeli lain tidak terima. Salah-salah gara-gara satu orang, mereka urung membayar belanjaan. Mending mereka pulang atau membeli di tempat lain.
Selama ada alasan yang masuk akal dan demi kebaikan bersama, kamu kudu menerima jawaban itu. Terpenting akhirnya dirimu dilayani juga. Jangan malah kamu menjadi perusuh dengan berkeras didahulukan. Antrean macet karena ulahmu.
2. Tipe yang selalu butuh perencanaan

Buatmu, apa susahnya sesuatu dilakukan sekarang juga? Namun, bagi orang lain urusannya bukan cuma bisa dikerjakan sekarang atau tidak. Beberapa orang selalu memerlukan perencanaan matang sebelum melakukan apa pun.
Soal rute bepergian jarak dekat saja dipikirkannya masak-masak. Seperti saat ia hendak belanja. Berangkat dari rumah jam berapa, ke mana dulu, lalu ke mana lagi. Pokoknya jangan sampai ia telah tiba di titik yang lebih jauh kemudian harus kembali lagi tempat yang lebih dekat dari rumah.
Apalagi buat hal-hal lain yang menurutnya lebih penting dari sekadar belanja harian. Kamu gak akan bisa membuatnya langsung melaksanakan instruksi. Selama situasinya bukan tentang hidup atau matinya seseorang, tipe perencana pasti bilang nanti. Dia menjadi punya waktu buat memikirkan segala sesuatunya sematang mungkin.
3. Tidak ingin terlalu diandalkan

Bila seseorang selalu bergegas saat kamu membutuhkan apa pun darinya, akibatnya bisa buruk. Dirimu seperti orang yang gak tahu diri. Makin lama kamu makin mengandalkannya.
Seakan-akan dia tak punya kesibukan dan permintaan atau perintahmu pasti ditunggu-tunggu olehnya. Dengan ia mengatakan nanti, kamu diberi kesempatan untuk memilih selain dirinya buat keperluan itu. Yaitu, orang yang dapat lebih cepat memenuhi permintaanmu.
Atau, kamu melakukannya sendiri saja. Orang yang gak suka diandalkan bakal menunda tindakan selama mungkin. Dirimu tidak memperoleh kejelasan kapan ia hendak benar-benar mengerjakannya. Kamu menunggu di dekatnya pun, dia pura-pura sibuk dengan hal-hal lain yang tidak ada habisnya.
4. Perintah atau permintaan tolong dianggap kurang penting

Keperluanmu jelas penting menurutmu. Namun, buat orang lain dapat sama sekali berbeda. Atau, setidaknya masih ada hal lain yang lebih utama untuk dikerjakannya sekarang. Urusanmu menjadi bukan prioritas.
Tambah panjang daftar prioritasnya, tambah keperluanmu menempati nomor buncit. Dirimu mesti memahami dan menghargai skala prioritasnya. Kalau kamu masih berharap padanya, bersabarlah menunggunya menyelesaikan semua hal yang lebih utama.
Atau, jika memungkinkan dirimu pun dapat membantunya supaya tugas lain lebih cepat selesai. Bukan kamu hanya diam tanpa melakukan apa-apa buat meringankan kesibukannya. Andai keinginanmu betul-betul dirasa tidak penting, bersiaplah kalau-kalau kata nanti darinya sama dengan tak akan pernah dilaksanakan.
5. Malas saja

Orang kalau sedang malas akan sulit sekali diminta bergegas. Jangankan keperluan orang lain, buat urusan-urusannya sendiri pun ditunda. Memang keliru apabila dirimu berharap pada orang yang pemalas.
Mending suatu keperluan dikerjakan sendiri atau minta bantuan orang lain yang lebih gercep. Akan tetapi, lihat-lihat juga kondisi seseorang. Bila orang yang biasanya cekatan mendadak malas pasti ada penyebab yang kuat.
Seperti kelelahan fisik dan psikis sampai gangguan kesehatan. Atau, dia sehat tetapi tengah menikmati hari liburnya. Sementara keperluanmu masih berkaitan dengan pekerjaan. Kalau ia menuruti keinginanmu, rasanya menjadi seperti gak libur. Dia bakal terus bilang nanti sampai hak istirahatnya terpenuhi.
Ada dua tipe seseorang suka bilang nanti meski sebenarnya bisa sekarang dan hal ini butuh disikapi secara berbeda. Pertama, memang dirimu yang mesti lebih bersabar menunggu giliran. Kedua, kamu berhadapan dengan orang yang sifat malasnya kuat dan mending jangan mengharapkannya.



















