Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Surat Al-Kahfi Ayat 69-91 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

ilustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/Mufid Majnun)

Surat Al-Kahfi terdiri dari 110 dan menjadi surat ke-18 dalam Al-Qur'an. Surat ini dinamakan juga surat Ashabul Kahfi karena di dalamnya berisi tentang pemuda yang tidur dalam gua selama bertahun-tahun.

Surat Al-Kahfi merupakan surat yang tergolong dalam surat Makkiyyah. Lebih lanjut, inilah bacaan surat Al-Kahfi ayat 69–91 beserta arti hingga keutamaannya yang perlu kamu tahu. Simak dengan cermat, ya!

1. Surat Al-Kahfi ayat 69–91 beserta artinya

ilustrasi membaca Al-Qur'an (Unsplash.com/Madrosah Sunnah)

Surat Al-Kahfi masuk dalam Al-Qur'an juz 15 dan juz 16. Nah, berikut merupakan surat Al-Kahf ayat 69–91 beserta dengan artinya yang bisa kamu pelajari.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Bismillahirrahmannirrahiim.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ayat 69

قَالَ سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ صَابِرًا وَّلَاۤ اَعۡصِىۡ لَكَ اَمۡرًا

Qoola satajiduniii in shaa 'al laahu saabiranw wa laaa a'sii laka amraa.

Artinya: Dia (Musa) berkata, "Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun."

Ayat 70

قَالَ فَاِنِ اتَّبَعۡتَنِىۡ فَلَا تَسۡـَٔـلۡنِىۡ عَنۡ شَىۡءٍ حَتّٰٓى اُحۡدِثَ لَـكَ مِنۡهُ ذِكۡرًا

Qoola fa init taba'tanii falaa tas'alnii 'an shai'in hattaaa uhdisa laka minhu zikraa.

Artinya: Dia berkata, "Jika engkau mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku menerangkannya kepadamu."

Ayat 71

فَانْطَلَقَا حَتّٰۤى اِذَا رَكِبَا فِى السَّفِيۡنَةِ خَرَقَهَا‌ ؕ قَالَ اَخَرَقۡتَهَا لِتُغۡرِقَ اَهۡلَهَا‌ ۚ لَقَدۡ جِئۡتَ شَيۡــًٔـا اِمۡرًا

Fantalaqoo hattaaa izaa rakibaa fis safiinati kharaqahaa qoola akharaqtahaa litughriqa ahlahaa laqad ji'ta shai'an imraa.

Artinya: Maka berjalanlah keduanya, hingga ketika keduanya menaiki perahu lalu dia melubanginya. Dia (Musa) berkata, "Mengapa engkau melubangi perahu itu, apakah untuk menenggelamkan penumpangnya?" Sungguh, engkau telah berbuat suatu kesalahan yang besar.

Ayat 72

قَالَ اَلَمۡ اَقُلۡ اِنَّكَ لَنۡ تَسۡتَطِيۡعَ مَعِىَ صَبۡرًا

Qoola alam aqul innaka lan tastatii'a ma'iya sabraa.

Artinya: Dia berkata, "Bukankah sudah aku katakan, bahwa sesungguhnya engkau tidak akan mampu sabar bersamaku?"

Ayat 73

قَالَ لَا تُؤَاخِذۡنِىۡ بِمَا نَسِيۡتُ وَلَا تُرۡهِقۡنِىۡ مِنۡ اَمۡرِىۡ عُسۡرًا‏

Qoola laa tu'aakhiznii bimaa nasiitu wa laa turhiqnii min amrii 'usraa.

Artinya: Dia (Musa) berkata, "Janganlah engkau menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah engkau membebani aku dengan suatu kesulitan dalam urusanku."

Ayat 74

فَانْطَلَقَا حَتّٰۤى اِذَا لَقِيَا غُلٰمًا فَقَتَلَهٗ ۙ قَالَ اَقَتَلۡتَ نَـفۡسًا زَكِيَّةً ۢ بِغَيۡرِ نَـفۡسٍ ؕ لَـقَدۡ جِئۡتَ شَيۡــًٔـا نُّـكۡرًا‏

Fantalaqoo hattaa izaa laqiyaa ghulaaman faqatalahuu qoola aqatalta nafsan zakiy yatam bighairi nafs, laqad ji'ta shai'an nukraa.

Artinya: Maka berjalanlah keduanya, hingga ketika keduanya berjumpa dengan seorang anak muda, maka dia membunuhnya. Dia (Musa) berkata, "Mengapa engkau bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sungguh, engkau telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar."

Ayat 75

قَالَ اَ لَمۡ اَ قُلْ لَّكَ اِنَّكَ لَنۡ تَسۡتَطِيۡعَ مَعِىَ صَبۡرًا

Qoola alam aqul laka innaka lan tastatii'a ma'iya sabraa.

Artinya: Dia berkata, "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa engkau tidak akan mampu sabar bersamaku?"

Ayat 76

قَالَ اِنۡ سَاَ لۡـتُكَ عَنۡ شَىۡءٍۢ بَعۡدَهَا فَلَا تُصٰحِبۡنِىۡ‌ ۚ قَدۡ بَلَـغۡتَ مِنۡ لَّدُنِّىۡ عُذۡرًا

Qoola in sa altuka 'an shai'im ba'dahaa falaa tusaahibnii qad balaghta mil ladunnii 'uzraa.

Artinya: Dia (Musa) berkata, "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu setelah ini, maka jangan lagi engkau memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya engkau sudah cukup (bersabar) menerima alasan dariku."

Ayat 77

فَانْطَلَقَا حَتّٰۤى اِذَاۤ اَتَيَاۤ اَهۡلَ قَرۡيَةِ  ۨاسۡتَطۡعَمَاۤ اَهۡلَهَا فَاَبَوۡا اَنۡ يُّضَيِّفُوۡهُمَا فَوَجَدَا فِيۡهَا جِدَارًا يُّرِيۡدُ اَنۡ يَّـنۡقَضَّ فَاَقَامَهٗ‌ ؕ قَالَ لَوۡ شِئۡتَ لَـتَّخَذۡتَ عَلَيۡهِ اَجۡرًا‏

Fantalaqoo hattaaa izaaa atayaaa ahla qaryatinis tat'amaaa ahlahaa fa abaw any yudaiyifuuhumaa fawajadaa fiihaa jidaarany yuriidu any yanqadda fa aqoomah, qoola law shi'ta lattakhazta 'alaihi ajraa.

Artinya: Maka keduanya berjalan, hingga ketika keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka berdua meminta dijamu oleh penduduknya, tetapi mereka (penduduk negeri itu) tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dinding rumah yang hampir roboh (di negeri itu), lalu dia menegakkannya. Dia (Musa) berkata, "Jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk itu."

Ayat 78

قَالَ هٰذَا فِرَاقُ بَيۡنِىۡ وَبَيۡنِكَ‌‌ ۚ سَاُنَـبِّئُكَ بِتَاۡوِيۡلِ مَا لَمۡ تَسۡتَطِعْ عَّلَيۡهِ صَبۡرًا‏

Qoola haazaa firaaqu bainii wa bainik, sa unabi 'uka bitaawiili maa lam tastati' 'alaihi sabraa.

Artinya: Dia berkata, "Inilah perpisahan antara aku dengan engkau, aku akan memberikan penjelasan kepadamu atas perbuatan yang engkau tidak mampu sabar terhadapnya.

Ayat 79

اَمَّا السَّفِيۡنَةُ فَكَانَتۡ لِمَسٰكِيۡنَ يَعۡمَلُوۡنَ فِى الۡبَحۡرِ فَاَرَدْتُّ اَنۡ اَعِيۡبَهَا وَكَانَ وَرَآءَهُمۡ مَّلِكٌ يَّاۡخُذُ كُلَّ سَفِيۡنَةٍ غَصۡبًا

Ammas safiinatu fakaanat limasaakiina ya'maluuna fil bahri fa arattu an a'iibahaa wa kaana waraaa' ahum malikuny yaakhuzu kulla safiinatin ghasbaa.

Artinya: Adapun perahu itu adalah milik orang miskin yang bekerja di laut, aku bermaksud merusaknya, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang akan merampas setiap perahu.

Ayat 80

وَاَمَّا الۡغُلٰمُ فَكَانَ اَبَوٰهُ مُؤۡمِنَيۡنِ فَخَشِيۡنَاۤ اَنۡ يُّرۡهِقَهُمَا طُغۡيَانًا وَّكُفۡرًا‌ۚ‏

Wa aammal ghulaamu fakaana abawaahu mu'minaini fakhashiinaaa any yurhiqa humaa tughyaananw wa kufraa.

Artinya: Dan adapun anak muda (kafir) itu, kedua orang tuanya mukmin, dan kami khawatir kalau dia akan memaksa kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran.

Ayat 81

فَاَرَدۡنَاۤ اَنۡ يُّبۡدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيۡرًا مِّنۡهُ زَكٰوةً وَّاَقۡرَبَ رُحۡمًا

Faradnaa any yubdila humaa Rabbuhumaa khairam minhu zakaatanw wa aqraba ruhmaa.

Artinya: Kemudian kami menghendaki, sekiranya Tuhan mereka menggantinya dengan (seorang anak) lain yang lebih baik kesuciannya daripada (anak) itu dan lebih sayang (kepada ibu bapaknya).

Ayat 82

وَاَمَّا الۡجِدَارُ فَكَانَ لِغُلٰمَيۡنِ يَتِيۡمَيۡنِ فِى الۡمَدِيۡنَةِ وَكَانَ تَحۡتَهٗ كَنۡزٌ لَّهُمَا وَكَانَ اَبُوۡهُمَا صَالِحًـا ۚ فَاَرَادَ رَبُّكَ اَنۡ يَّبۡلُغَاۤ اَشُدَّهُمَا وَيَسۡتَخۡرِجَا كَنۡزَهُمَا ۖ رَحۡمَةً مِّنۡ رَّبِّكَ‌‌ ۚ وَمَا فَعَلۡتُهٗ عَنۡ اَمۡرِىۡ‌ ؕ ذٰ لِكَ تَاۡوِيۡلُ مَا لَمۡ تَسۡطِعْ عَّلَيۡهِ صَبۡرًا

Wa ammal jidaaru fakaana lighulaamaini yatiimaini fil madiinati wa kaana tahtahuu kanzul lahumaa wa kaana abuuhumaa saalihan fa araada Rabbuka any yablughaaa ashuddahumaa wa yastakhrijaa kanzahumaa rahmatam mir Rabbik, wa maa fa'altuhuu 'an amrii zaalika.

Artinya: Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang shalih. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya."

Ayat 83

وَيَسۡـــَٔلُوۡنَكَ عَنۡ ذِى الۡقَرۡنَيۡنِ‌ ؕ قُلۡ سَاَ تۡلُوۡا عَلَيۡكُمۡ مِّنۡهُ ذِكۡرًا

Wa yas'aluunaka 'an Zil Qarnaini qul sa atluu 'alaikum minhu zikraa.

Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah, "Akan kubacakan kepadamu kisahnya."

Ayat 84

اِنَّا مَكَّنَّا لَهٗ فِى الۡاَرۡضِ وَاٰتَيۡنٰهُ مِنۡ كُلِّ شَىۡءٍ سَبَبًا

Innaa makkannaa lahuu fil ardi wa aatainaahu min kulli shai'in sababaa.

Artinya: Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu,

Ayat 85

فَاَ تۡبَعَ سَبَبًا‏

Fa atba'a sababaa.

Artinya: maka dia pun menempuh suatu jalan.

Ayat 86

حَتّٰٓى اِذَا بَلَغَ مَغۡرِبَ الشَّمۡسِ وَجَدَهَا تَغۡرُبُ فِىۡ عَيۡنٍ حَمِئَةٍ وَّوَجَدَ عِنۡدَهَا قَوۡمًا ؕ ‌قُلۡنَا يٰذَا الۡقَرۡنَيۡنِ اِمَّاۤ اَنۡ تُعَذِّبَ وَاِمَّاۤ اَنۡ تَتَّخِذَ فِيۡهِمۡ حُسۡنًا

Hattaaa izaa balagha maghribash shamsi wajadahaaa taghrubu fii 'aynin hami'a tinw wa wajada 'indahaa qawmaa, qulnaa yaa Zal Qarnaini immaaa an tu'az ziba wa immaaa an tattakhiza fiihim husnaa.

Artinya: Hingga ketika dia telah sampai di tempat matahari terbenam, dia melihatnya (matahari) terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan di sana ditemukannya suatu kaum (tidak beragama). Kami berfirman, "Wahai Zulkarnain! Engkau boleh menghukum atau berbuat kebaikan (mengajak beriman) kepada mereka."

Ayat 87

قَالَ اَمَّا مَنۡ ظَلَمَ فَسَوۡفَ نُعَذِّبُهٗ ثُمَّ يُرَدُّ اِلٰى رَبِّهٖ فَيُعَذِّبُهٗ عَذَابًا نُّكۡرًا‏

Qoola amaa man zalama fasawfa nu'azzibuhuu summa yuraddu ilaa Rabbihii fa yu 'azzibuhuu azaaban nukraa.

Artinya: Dia (Zulkarnain) berkata, "Barangsiapa berbuat zhalim, kami akan menghukumnya, lalu dia akan dikembalikan kepada Tuhannya, kemudian Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras.

Ayat 88

وَاَمَّا مَنۡ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًـا فَلَهٗ جَزَآءَ ۨالۡحُسۡنٰى‌ ۚ وَسَنَقُوۡلُ لَهٗ مِنۡ اَمۡرِنَا يُسۡرًا

Wa ammaa man aamana wa 'amila saalihan falahuu jazaaa'anil husnaa wa sanaquulu lahuu min amrinaa yusraa.

Artinya: Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat (pahala) yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah-mudah."

Ayat 89

ثُمَّ اَتۡبَعَ سَبَبًا

Summa atba'a sababaa.

Artinya: Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain).

Ayat 90

حَتّٰٓى اِذَابَلَغَ مَطۡلِعَ الشَّمۡسِ وَجَدَهَا تَطۡلُعُ عَلٰى قَوۡمٍ لَّمۡ نَجۡعَلْ لَّهُمۡ مِّنۡ دُوۡنِهَا سِتۡرًا ۙ‏

Hattaaa izaa balagha matli'ash shamsi wajdahaa tatlu'u alaa qawmil lam naj'al lahum min duunihaa sitraa.

Artinya: Hingga ketika dia sampai di tempat terbit matahari (sebelah timur) didapatinya (matahari) bersinar di atas suatu kaum yang tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari (cahaya matahari) itu,

Ayat 91

كَذٰلِكَؕ وَقَدۡ اَحَطۡنَا بِمَا لَدَيۡهِ خُبۡرًا

Kazaalika wa qad ahatnaa bimaa ladaihi khubraa.

Artinya: demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada padanya (Zulkarnain).

2. Kandungan surat Al-Kahfi ayat 69–91

ilustrasi baca Al-Qur'an (Pexels.com/RODNAE Productions)

Surat Al-Kahfi yang termasuk surat dalam Al-Qur’an menjadi Al-Ma’in bagi Rasulullah SAW karena diturunkan untuk menggantikan kitab Zabur. Nah, berikut beberapa pokok kandungan surat Al-Kahfi ayat 69–91, di antaranya:

  • Mengisahkan interaksi antara Nabi Musa a.s dengan hamba-hamba Allah SWT. Pada saat itu, Nabi Musa a.s ingin mengikuti mereka untuk mendapat sebagian ilmu agama. Namun, hal-hal yang dikerjakan mereka (yang tampak bukan sebuah kebajikan) membuat Nabi Musa a.s bertanya-tanya “mengapa”. Hingga Nabi Musa a.s mendapat kejelasan jika mereka melakukannya untuk melindungi orang-orang lemah dari gangguan kaum kafir.
  • Mengisahkan sebagian perjalanan hidup Nabi Zulkarnain a.s.
  • Menegaskan kembali larangan berbuat zalim, karena itu adalah sebuah kerugian bagi manusia, baik di kehidupan dunia maupun di akhirat.

3. Keutamaan surat Al-Kahfi

ilustrasi membaca Al-Qur'an (unsplash.com/Rachid Oucharia)

Surat Al-Kahfi memuat keutamaan besar bagi siapa pun yang mengimaninya dengan sungguh-sungguh, di antaranya:

  • Makin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  • Sebagai wasilah keselamatan diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
  • Kian memahami kisah para nabi dan rasul Allah SWT, serta berupaya meneladani pelajaran dan hikmah darinya.

Demikian bacaan surat Al-Kahfi ayat 69–91 lengkap dengan arti, kandungan, dan keutamaannya untuk dipelajari. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT dan dihindarkan dari perilaku zalim orang-orang musyrik. Amin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Langgeng Irma Salugiasih
EditorLanggeng Irma Salugiasih
Follow Us