Surat Az-Zukhruf Ayat 23-44 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

Surat Az-Zukhruf termasuk golongan surat Makkiyah yang terdiri dari 89 ayat. Menjadi surat ke-43 dalam Al-Qur'an, surat ini diturunkan setelah surat Asy-Syura.
Adapun penamaan surat ini diambil dari lafaz az-zukhruf yang tersemat pada ayat 35, di mana secara bahasa artinya adalah "Perhiasan". Lebih lanjut, yuk, simak bacaan surat Az-Zukhruf ayat 23–44 lengkap dengan arti, kandungan, dan keutamaannya.
1. Surat Az-Zukhruf ayat 23–44 beserta artinya

Surat Az-Zukhruf menjadi bagian dari Al-Qur'an juz 25. Nah, berikut bacaan arab surat Az-Zukhruf ayat 23–44, latin dan artinya.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
Bismillahirrahmannirrahiim.
Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ayat 23
وَكَذٰلِكَ مَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِيْ قَرْيَةٍ مِّنْ نَّذِيْرٍۙ اِلَّا قَالَ مُتْرَفُوْهَآ ۙاِنَّا وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا عَلٰٓى اُمَّةٍ وَّاِنَّا عَلٰٓى اٰثٰرِهِمْ مُّقْتَدُوْنَ
Wa każālika mā arsalnā ming qablika fī qaryatim min nażīrin illā qāla mutrafụhā innā wajadnā ābā`anā 'alā ummatiw wa innā 'alā āṡārihim muqtadụn.
Artinya: Dan demikian juga ketika Kami mengutus seorang pemberi peringatan sebelum engkau (Muhammad) dalam suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah (di negeri itu) selalu berkata, “Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu (agama) dan sesungguhnya kami sekedar pengikut jejak-jejak mereka.”
Ayat 24
قٰلَ اَوَلَوْ جِئْتُكُمْ بِاَهْدٰى مِمَّا وَجَدْتُّمْ عَلَيْهِ اٰبَاۤءَكُمْۗ قَالُوْٓا اِنَّا بِمَآ اُرْسِلْتُمْ بِهٖ كٰفِرُوْنَ
Qāla a walau ji`tukum bi`ahdā mimmā wajattum 'alaihi ābā`akum, qālū innā bimā ursiltum bihī kāfirụn.
Artinya: (Rasul itu) berkata, “Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih baik daripada apa yang kamu peroleh dari (agama) yang dianut nenek moyangmu.” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami mengingkari (agama) yang kamu diperintahkan untuk menyampaikannya.”
Ayat 25
فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ
Fantaqamnā min-hum fanẓur kaifa kāna 'āqibatul-mukażżibīn.
Artinya: Lalu Kami binasakan mereka, maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (kebenaran).
Ayat 26
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖٓ اِنَّنِيْ بَرَاۤءٌ مِّمَّا تَعْبُدُوْنَۙ
Wa iż qāla ibrāhīmu li`abīhi wa qaumihī innanī barā`um mimmā ta'budụn.
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah.
Ayat 27
اِلَّا الَّذِيْ فَطَرَنِيْ فَاِنَّهٗ سَيَهْدِيْنِ
Illallażī faṭaranī fa innahụ sayahdīn.
Artinya: kecuali (kamu menyembah) Allah yang menciptakanku; karena sungguh, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”
Ayat 28
وَجَعَلَهَا كَلِمَةً ۢ بَاقِيَةً فِيْ عَقِبِهٖ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَۗ
Wa ja'alahā kalimatam bāqiyatan fī 'aqibihī la'allahum yarji'ụn.
Artinya: Dan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).
Ayat 29
بَلْ مَتَّعْتُ هٰٓؤُلَاۤءِ وَاٰبَاۤءَهُمْ حَتّٰى جَاۤءَهُمُ الْحَقُّ وَرَسُوْلٌ مُّبِيْنٌ
Bal matta'tu hā`ulā`i wa ābā`ahum ḥattā jā`ahumul-ḥaqqu wa rasụlum mubīn.
Artinya: Bahkan Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka dan nenek moyang mereka sampai kebenaran (Al-Qur'an) datang kepada mereka beserta seorang Rasul yang memberi penjelasan.
Ayat 30
وَلَمَّا جَاۤءَهُمُ الْحَقُّ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ وَّاِنَّا بِهٖ كٰفِرُوْنَ
Wa lammā jā`ahumul-ḥaqqu qālụ hāżā siḥruw wa innā bihī kāfirụn.
Artinya: Tetapi ketika kebenaran (Al-Qur'an) itu datang kepada mereka, mereka berkata, “Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami mengingkarinya.”
Ayat 31
وَقَالُوْا لَوْلَا نُزِّلَ هٰذَا الْقُرْاٰنُ عَلٰى رَجُلٍ مِّنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيْمٍ
Wa qālụ lau lā nuzzila hāżal-qur`ānu 'alā rajulim minal-qaryataini 'aẓīm.
Artinya: Dan mereka (juga) berkata, “Mengapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada orang besar (kaya dan berpengaruh) dari salah satu dua negeri ini (Mekah dan Taif)?”
Ayat 32
اَهُمْ يَقْسِمُوْنَ رَحْمَتَ رَبِّكَۗ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيْشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۙ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗوَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
A hum yaqsimụna raḥmata rabbik, naḥnu qasamnā bainahum ma'īsyatahum fil-ḥayātid-dun-yā wa rafa'nā ba'ḍahum fauqa ba'ḍin darajātil liyattakhiża ba'ḍuhum ba'ḍan sukhriyyā, wa raḥmatu rabbika khairum mimmā yajma'ụn.
Artinya: Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
Ayat 33
وَلَوْلَآ اَنْ يَّكُوْنَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً لَّجَعَلْنَا لِمَنْ يَّكْفُرُ بِالرَّحْمٰنِ لِبُيُوْتِهِمْ سُقُفًا مِّنْ فِضَّةٍ وَّمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُوْنَۙ
Walau lā ay yakụnan-nāsu ummataw wāḥidatal laja'alnā limay yakfuru bir-raḥmāni libuyụtihim suqufam min fiḍḍatiw wa ma'ārija 'alaihā yaẓ-harụn.
Artinya: Dan sekiranya bukan karena menghindarkan manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), pastilah sudah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada (Allah) Yang Maha Pengasih, loteng-loteng rumah mereka dari perak, demikian pula tangga-tangga yang mereka naiki,
Ayat 34
وَلِبُيُوْتِهِمْ اَبْوَابًا وَّسُرُرًا عَلَيْهَا يَتَّكِـُٔوْنَۙ
Wa libuyụtihim abwābaw wa sururan 'alaihā yattaki`ụn.
Artinya: dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka, dan (begitu pula) dipan-dipan tempat mereka bersandar,
Ayat 35
وَزُخْرُفًاۗ وَاِنْ كُلُّ ذٰلِكَ لَمَّا مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَالْاٰخِرَةُ عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِيْنَ
Wa zukhrufā, wa ing kullu żālika lammā matā'ul-ḥayātid-dun-yā, wal-ākhiratu 'inda rabbika lil-muttaqīn.
Artinya: dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan dari emas. Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, sedangkan kehidupan akhirat di sisi Tuhanmu disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
Ayat 36
وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ
Wa may ya'syu 'an żikrir-raḥmāni nuqayyiḍ lahụ syaiṭānan fa huwa lahụ qarīn.
Artinya: Dan barang siapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur'an), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya.
Ayat 37
وَاِنَّهُمْ لَيَصُدُّوْنَهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ
Wa innahum layaṣuddụnahum 'anis-sabīli wa yaḥsabụna annahum muhtadụn.
Artinya: Dan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalang-halangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.
Ayat 38
حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَنَا قَالَ يٰلَيْتَ بَيْنِيْ وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِيْنُ
Hattā iżā jā`anā qāla yā laita bainī wa bainaka bu'dal-masyriqaini fa bi`sal-qarīn.
Artinya: Sehingga apabila orang–orang yang berpaling itu datang kepada Kami (pada hari Kiamat) dia berkata, “Wahai! Sekiranya (jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat! Memang (setan itu) teman yang paling jahat (bagi manusia).”
Ayat 39
وَلَنْ يَّنْفَعَكُمُ الْيَوْمَ اِذْ ظَّلَمْتُمْ اَنَّكُمْ فِى الْعَذَابِ مُشْتَرِكُوْنَ
Wa lay yanfa'akumul-yauma iẓ ẓalamtum annakum fil-'ażābi musytarikụn.
Artinya: Dan (harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu pada hari itu karena kamu telah menzalimi (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu pantas bersama-sama dalam azab itu.
Ayat 40
اَفَاَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ اَوْ تَهْدِى الْعُمْيَ وَمَنْ كَانَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
A fa anta tusmi'uṣ-ṣumma au tahdil-'umya wa mang kāna fī ḍalālim mubīn.
Artinya: Maka apakah engkau (Muhammad) dapat menjadikan orang yang tuli bisa mendengar, atau (dapatkah) engkau memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?
Ayat 41
فَاِمَّا نَذْهَبَنَّ بِكَ فَاِنَّا مِنْهُمْ مُّنْتَقِمُوْنَۙ
Fa immā naż-habanna bika fa innā min-hum muntaqimụn.
Artinya: Maka sungguh, sekiranya Kami mewafatkanmu (sebelum engkau mencapai kemenangan), maka sesungguhnya Kami akan tetap memberikan azab kepada mereka (di akhirat),
Ayat 42
اَوْ نُرِيَنَّكَ الَّذِيْ وَعَدْنٰهُمْ فَاِنَّا عَلَيْهِمْ مُّقْتَدِرُوْنَ
Au nuriyannakallażī wa'adnāhum fa innā 'alaihim muqtadirụn.
Artinya: atau Kami perlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka. Maka sungguh, Kami berkuasa atas mereka.
Ayat 43
فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِيْٓ اُوْحِيَ اِلَيْكَ ۚاِنَّكَ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Fastamsik billażī ụḥiya ilaīk, innaka 'alā ṣirāṭim mustaqīm.
Artinya: Maka berpegang teguhlah engkau kepada (agama) yang telah diwahyukan kepadamu. Sungguh, engkau berada di jalan yang lurus.
Ayat 44
وَاِنَّهٗ لَذِكْرٌ لَّكَ وَلِقَوْمِكَ ۚوَسَوْفَ تُسْٔـَلُوْنَ
Wa innahụ lażikrul laka wa liqaumik, wa saufa tus`alụn.
Artinya: Dan sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar suatu peringatan bagimu dan bagi kaummu, dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban.
2. Kandungan surat Az-Zukhruf ayat 23–44

Surat Az-Zukhruf menyinggung bahwa perhiasan dan harta benda yang dimiliki tidak akan berguna untuk menyelamatkan diri di akhirat. Selain itu dijelaskan pula sifat-sifat Allah SWT dan beberapa pokok kandungan lainnya, yaitu:
- Menegaskan bahwa dunia adalah kesenangan dan akhirat merupakan kehidupan yang kekal. Di mana bagi orang-orang musyrik, mereka melalaikan kehidupan akhirat dan menjadi terlena pada apa yang dimilikinya di dunia. Sementara itu, orang-orang beriman berusaha memanfaatkan waktunya sebaik mungkin untuk beribadah.
- Menjelaskan bahwa setan akan menghalangi jalan manusia menuju kebenaran. Sesuai dengan perjanjian dengan Allah SWT sebelum dikeluarkan dari surga, maka setan akan menggoda anak keturunan Nabi Adam a.s hingga Hari Kiamat ditentukan.
- Perintah untuk memegang teguh agama dan Al-Qur’an adalah sebuah peringatan.
3. Keutamaan surat Az-Zukhruf

Surat Az-Zukhruf yang termaktub dalam Al-Qur'an termsuk Al-Matsani untuk Rasulullah SAW karena menggantikan kitab Injil. Surat satu ini memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengimaninya dengan sepenuh hati, di antaranya:
- Membaca surat Az-Zukhruf dapat menghindari diri kita dari mimpi buruk. Kamu bisa membaca surat ini setelah memanjatkan doa hendak tidur.
- Allah SWT mengizinkan bagi hamba-Nya yang rajin membaca surat ini, memasuki surga melalui pintu mana saja.
- Allah SWT akan meringankan beban yang dialami jika rajin membaca surat Az-Zukhruf.
- Menjadi lebih dekat kepada Allah SWT dan merasakan hidup yang lebih damai dari sebelumnya.
Itulah bacaan surat Az-Zukhruf ayat 23–44 beserta arti hingga keutamaannya. Pelajari agar terhindar dari kesesatan, yuk!