Tahan Lisan, Ini 5 Kondisi di Mana Kamu Harus Tetap Diam

Banyak orang suka mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran. Luar biasa rasanya saat kita berhasil mengatakan apa yang ada di dalam otak. Selain itu, bicara juga seringkali dapat mengubah keadaan sehingga banyak orang belajar agar menjadi ahli dalam berbicara.
Namun, yang tidak banyak disadari orang adalah bahwa terkadang diam lebih baik daripada berbicara. Pada kondisi tertentu, peribahasa diam itu emas benar-benar berlaku, karena berbicara seringkali memperburuk keadaan.
Di bawah ini akan dibahas beberapa situasi di mana diam lebih baik daripada berbicara.
1. Saat kamu terlibat dalam argumen bodoh

Terkadang, konflik dan perdebatan dapat membuat kedua belah pihak sama-sama bertumbuh. Namun, tidak setiap argumen bisa memberikan manfaat. Karenanya, tidak semua argumen harus diladeni.
Jika seseorang mencoba mengajak kamu ke dalam argumen atau perdebatan bodoh, katakan saja kamu tidak tertarik dengan itu. Dengan demikian, kamu bisa membuat konflik tersebut cepat selesai. Atau, jika orang tersebut memaksa kamu, ada baiknya kamu tetap diam atau menuruti mereka, dengan begitu mereka tidak akan memiliki siapa pun untuk diajak berdebat sehingga masalah cepat berakhir.
2. Jika perkataanmu menyakiti seseorang atau memperburuk keadaan

Kamu pasti pernah berada pada momen di mana kamu menyesali apa yang baru saja kamu katakan. Ambil pelajaran dari pengalaman ini dengan tetap diam saat berada di situasi tertentu daripada mengatakan sesuatu yang mungkin akan kamu sesali.
Jika kamu merasakan adanya dorongan untuk mengatakan sesuatu yang berpotensi merusak atau menyakiti orang lain, ambil napas dalam-dalam dan pertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Juga, jika kamu tidak yakin tentang suatu hal, adalah hal yang baik untuk tetap diam. Singkatnya, lebih baik diam daripada mengatakan sesuatu yang bisa memperburuk keadaan atau menimbulkan kesalahpahaman.
3. Saat seseorang membicarakan masalahnya

Saat seseorang sedang mencurahkan perasaannya padamu, terkadang orang tersebut hanya ingin didengarkan dengan sepenuh hati. Didengarkan sudah dapat membuat mereka merasa lebih baik. Sebaliknya, saat emosi sedang berkecamuk, seseorang seringkali tidak bisa begitu saja menerima nasihat.
Selain itu, tidak semua orang ingin agar orang lain membantu memecahkan masalah mereka. Justru, seringkali orang hanya ingin didengarkan. Atau, kamu bisa bertanya kepada mereka sebelum percakapan dimulai untuk membantu menjernihkan kesalahpahaman dan memungkinkan kamu membantu orang lain dengan diam atau berbicara.
4. Jika berbicara hanya akan meningkatkan kemarahan

Membalas kata-kata seseorang yang baru saja membuat kamu merasa kesal hanya akan memperburuk keadaan. Hampir tidak mungkin merespons dengan bijaksana saat kamu berada dalam emosi yang memuncak dan tidak stabil. Akibatnya, ini bisa membuat keadaan makin tak terkendali dan kamu semakin marah.
Jadi, lebih baik tahan lidah dan tenangkan diri. Lebih baik diam saat kamu ingin meledak-ledak daripada mengatakan sesuatu yang akhirnya akan kamu sesali.
5. Saat seseorang sedang memberikan kritik yang membangun

Jika seseorang sedang memberikan kritik yang membangun, kamu perlu mengesampingkan ego dan mempertimbangkan sudut pandang mereka. Jadi, lebih baik kamu diam dan mendengarkan mereka dengan penuh perhatian.
Pada akhirnya, apakah kamu setuju dengan penilaian mereka atau tidak, penting untuk menilai validitasnya secara terbuka. Saat diberi kritik, mungkin ada dorongan dalam diri untuk langsung membela diri. Namun, jika kamu tidak dapat menahan ini, kamu mungkin kehilangan kesempatan berharga untuk mempelajari sesuatu yang penting dan meningkatkan kualitas diri.
Diam tidak selalu berarti pasif. Sebaliknya, ada banyak situasi di mana diam adalah segalanya, seperti pada situasi di atas. Jadi, belajarlah untuk diam pada situasi yang diperlukan.