Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
kaget melihat berita
ilustrasi kaget melihat berita (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Intinya sih...

  • Ranah pribadi sekalipun melibatkan public figure

  • Mustahil tutup mata dan telinga, cuma gak usah fokus ke situ

  • Emosimu terlalu terpengaruh secara negatif

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dari beragam berita yang beredar setiap hari di dunia maya, kabar sensasional masih paling mudah mencuri perhatian publik. Khususnya, sensasi yang melibatkan cinta terlarang seperti perselingkuhan. Makin terkenal pelakunya, makin ramai pula beritanya.

Beranda media sosialmu dapat dipenuhi kabar tersebut sampai berminggu-minggu. Ada berita yang sesuai fakta dengan disertai bukti yang jelas. Namun, tak sedikit juga akun yang cuma berusaha menggorengnya biar lebih panas.

Walaupun kabar skandal seperti itu terasa menarik buat diikuti, sebaiknya kamu tak perlu terlalu mengikuti berita perselingkuhan dan lebih menjaga diri. Gak usah dirimu menghabiskan waktu hanya untuk terus mencari beritanya. Justru skip saja sebagian besarnya. Berikut lima alasannya.

1. Ranah pribadi sekalipun melibatkan public figure

ilustrasi podcast (pexels.com/Los Muertos Crew)

Faktanya, makin suatu peristiwa bersifat pribadi makin menyenangkan bagi orang lain kalau bisa mengetahuinya. Ada rasa penasaran yang tinggi. Apalagi terkait hubungan asmara di luar pernikahan.

Aib tersebut jauh lebih menarik untuk dibahas ramai-ramai daripada kabar bahagia pernikahan seleb dan sebagainya. Semua orang pada dasarnya punya sisi gelap dalam dirinya. Termasuk gemar mengupas hingga tuntas sisi gelap di kehidupan orang lain.

Dirimu mesti menyadari betul bahwa perselingkuhan atau drama cinta lainnya hendaknya cukup di antara orang-orang yang terlibat. Orang luar sepertimu tidak usah sibuk menjadi penonton apalagi komentator. Baik orang yang berselingkuh dan kekasih gelapnya tokoh publik atau bukan, mereka memiliki kehidupan pribadi masing-masing.

2. Mustahil tutup mata dan telinga, cuma gak usah fokus ke situ

ilustrasi melihat berita online (pexels.com/Helena Lopes)

Memang sulit untukmu bersikap gak mau tahu atau pura-pura tidak tahu tentang gosip perselingkuhan yang ramai dibicarakan. Dirimu tak perlu repot-repot mencari info pun, kabarnya sudah lewat sendiri di beranda medsos. Juga di berbagai acara televisi atau podcast.

Gak apa-apa jika berita itu tak dapat dihindari. Akan tetapi, setidaknya dirimu tidak perlu memusatkan perhatian ke sana. Anggap saja informasi seputar perbuatan serong si ini dengan si itu sebagai iklan produk yang tidak dibutuhkan olehmu.

Kamu tak usah berhenti cuma buat menyimaknya. Bila dirimu lagi scrolling dan menemukan beritanya untuk kesekian kali, segera lewati saja. Atau, buat sementara kamu langsung mencari akun-akun yang unggahannya lebih penting untuk diikuti daripada kabar perselingkuhan.

3. Emosimu terlalu terpengaruh secara negatif

ilustrasi menonton televisi (pexels.com/Amateur Hub)

Emosi manusia tidak bisa dipisahkan dari apa yang didengar dan dilihatnya. Terutama kalau itu terjadi nyaris sepanjang waktu. Gak mungkin kamu tidak merasakan efek negatifnya.

Simpati dan empatimu pada korban perselingkuhan bakal terbangkitkan. Khususnya kalau kalian berjenis kelamin sama. Rasanya dirimu menjadi ikut marah serta tak terima. Kamu masih punya empati tentu baik.

Akan tetapi, kalau emosi begitu terpengaruh bakal menjadi sebaliknya. Dirimu dapat uring-uringan tanpa sebab yang jelas, sedih mendalam, sampai cemas. Bahkan kamu bisa memimpikan berada di posisi korban perselingkuhan.

Semua itu menurunkan kualitas hidup serta produktivitasmu. Untukmu yang sudah berkeluarga dapat ketakutan diselingkuhi juga oleh pasangan lalu memicu pertengkaran. Kalau kamu merasa mulai gak nyaman, segeralah menjauhkan diri dari kabar perselingkuhan.

4. Bikin sibuk menghakimi orang lain

ilustrasi menonton televisi (pexels.com/JESHOOTS.com)

Tindakan berselingkuh memang tidak dapat dibenarkan. Akan tetapi, apa yang sesungguhnya terjadi tentu gak bisa diketahui secara jelas oleh orang-orang di luar hubungan tersebut. Apalagi kamu hanya mengetahuinya dari berita yang beredar.

Namun, berbekal aneka rumor dirimu bisa menganggapnya sebagai kebenaran. Kamu merasa tahu segalanya sehingga sibuk menuding orang lain. Apa pun masalahnya, tidak bijak apabila dirimu menghakimi.

Lebih tepat buatmu tetap menahan diri dari komentar yang menyudutkan siapa pun. Hanya karena orang yang berbuat serong telah melakukan kesalahan besar, tak lantas sikapmu yang menghakimi dapat dibenarkan. Kamu tidak perlu melakukan kesalahan dalam versi berbeda selama masih bisa dicegah.

5. Banyak isu lain yang lebih penting untuk diperhatikan

ilustrasi melihat berita online (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dari sekian banyak berita yang muncul, kurang tepat kalau kamu menomorsatukan kasus perselingkuhan. Mungkin itu memang menarik karena bikin siapa pun kaget dan tidak menyangka. Akan tetapi, perhatikan bahwa masih banyak isu lain yang seharusnya lebih disorot.

Atau, kalau kasusnya sudah dalam penanganan pihak-pihak terkait perlu tetap dikawal. Seperti kasus karopsi, penanganan berbagai bencana agar cepat dan tepat sasaran, serta kelestarian lingkungan. Kalau perhatian masyarakat terlalu mudah teralihkan ke ranah privat, persoalan yang lebih besar bisa tenggelam.

Jangan sampai kabar-kabar yang kurang penting menumpulkan sikap kritismu. Masalah perselingkuhan bakal selesai dengan sendirinya. Sementara persoalan-persoalan besar sering kali perlu tekanan masyarakat luas agar disikapi dengan serius oleh pihak-pihak terkait.

Terkadang berita perselingkuhan seperti hiburan gratis yang menyenangkan buat dinikmati. Kabar itu juga terus dibahas di mana-mana. Meski begitu, ada baiknya kamu tak perlu terlalu mengikuti berita perselingkuhan. Jaga dirimu supaya energi tak habis untuk mengikuti berita tersebut yang boleh jadi cukup banyak dibumbui.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team