Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Seseorang Gak Putus walau Diselingkuhi Berkali-kali

Sepasang suami istri sedang bertengkar
ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Alex Green)
Intinya sih...
  • Masih menyimpan harapan pasangan akan berubah
  • Takut kehilangan dan merasa terlalu bergantung
  • Harga diri yang perlahan terkikis
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perselingkuhan yang terjadi berulang kali sering dianggap sebagai batas akhir dalam sebuah hubungan. Namun, pada kenyataannya, tidak semua orang yang diselingkuhi memilih untuk pergi. Ada yang bertahan, memberi kesempatan lagi, bahkan ketika luka yang sama terus terulang.

Keputusan ini kerap dipandang dari luar sebagai hal yang tidak masuk akal. Padahal, di baliknya ada alasan emosional dan psikologis yang jauh lebih kompleks. Berikut empat alasan seseorang gak putus walau diselingkuhi berkali-kali oleh pasangannya.

1. Masih menyimpan harapan pasangan akan berubah

Seorang laki-laki dan perempuan sedang bertengkar
ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Banyak orang memilih bertahan karena masih percaya bahwa pasangannya benar-benar bisa berubah. Setiap kali perselingkuhan terbongkar, biasanya diikuti dengan permintaan maaf, janji untuk memperbaiki diri, dan sikap yang jauh lebih perhatian dari sebelumnya. Fase ini sering membuat korban merasa dilihat, dibutuhkan, dan kembali diyakinkan bahwa hubungan ini masih layak diperjuangkan. Harapan akan perubahan pun tumbuh, meski sebelumnya sudah pernah dikecewakan.

Harapan tersebut sering kali diperkuat oleh kenangan manis di awal hubungan, saat pasangan masih menunjukkan versi terbaik dirinya. Pikiran seperti "dia sebenarnya baik, cuma khilaf" atau "dia berubah karena masalah tertentu" membuat korban cenderung memaklumi perilaku selingkuh. Akhirnya, fokus bergeser dari fakta bahwa perselingkuhan terjadi berulang kali, menuju keyakinan bahwa suatu hari pasangan akan benar-benar berubah.

2. Takut kehilangan dan merasa terlalu bergantung

Sepasang suami istri sedang bertengkar
ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Alex Green)

Ketergantungan emosional membuat perpisahan terasa jauh lebih menakutkan daripada bertahan dalam hubungan yang menyakitkan. Hubungan yang sudah berjalan lama biasanya membentuk rutinitas, rasa nyaman, dan kebiasaan berbagi hidup bersama. Kehilangan semua itu sekaligus sering terasa seperti kehilangan arah, sehingga banyak orang memilih bertahan meski harus menahan luka.

Dalam kondisi ini, rasa takut sendirian sering kali lebih besar daripada rasa sakit akibat diselingkuhi. Seseorang bisa merasa hidupnya sudah terlalu melekat pada pasangan—baik secara emosional, sosial, maupun mental. Akibatnya, meskipun sadar bahwa hubungan tersebut tidak sehat, melepaskan terasa seperti menghadapi kehampaan yang lebih menakutkan daripada tetap bertahan.

3. Harga diri yang perlahan terkikis

ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Perselingkuhan yang terjadi berulang kali bisa perlahan merusak kepercayaan diri seseorang. Tanpa disadari, korban mulai mempertanyakan apa yang salah dengan dirinya: apakah kurang menarik, kurang perhatian, atau tidak cukup baik sebagai pasangan. Pikiran-pikiran ini membuat korban memikul rasa bersalah atas kesalahan yang sebenarnya bukan tanggung jawabnya.

Ketika harga diri sudah menurun, seseorang cenderung merasa tidak pantas mendapatkan hubungan yang lebih baik. Bertahan pun terasa lebih aman dibanding harus menghadapi kemungkinan ditolak atau disakiti oleh orang lain di masa depan. Inilah yang membuat banyak orang terjebak dalam siklus hubungan tidak sehat, meski tahu bahwa mereka layak diperlakukan lebih baik.

4. Tekanan sosial dan takut mengulang dari awal

ilustrasi orang berdebat
ilustrasi orang berdebat (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Selain faktor emosional, tekanan sosial juga memainkan peran besar dalam keputusan untuk bertahan. Status hubungan yang sudah lama, keterlibatan keluarga, atau ikatan pernikahan sering membuat perpisahan terasa rumit. Ada ketakutan akan omongan orang, stigma sosial, hingga rasa malu karena dianggap "gagal" mempertahankan hubungan.

Di sisi lain, memulai kembali dari awal juga dianggap melelahkan. Proses mengenal orang baru, membangun kepercayaan lagi, dan membuka luka lama bukan hal yang mudah. Akhirnya, banyak orang memilih bertahan bukan karena masih bahagia, melainkan karena takut menghadapi perubahan besar dan ketidakpastian yang datang setelah mengakhiri hubungan.

Bertahan dalam hubungan dengan pasangan yang berulang kali selingkuh bukanlah keputusan sederhana. Di baliknya ada luka, harapan, dan ketakutan yang sering tak terlihat oleh orang lain. Namun, memahami alasan seseorang gak putus walau diselingkuhi berkali-kali sangatlah penting agar kita bisa lebih berempati—baik pada diri sendiri maupun orang lain—dan perlahan menyadari bahwa hubungan yang sehat seharusnya memberi rasa aman, bukan luka yang berulang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

3 Tips Ampuh Menghilangkan Bau Karpet Tanpa Dicuci

17 Des 2025, 21:42 WIBLife