Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Tanda Kamu Berada dalam Penjara Tak Kasat Mata

ilustrasi penjara (pexels.com/RDNE Stock project)

Hayo, siapa yang masih suka takut sama omongan orang? Tenang, kamu nggak sendiri. Ketakutan akan penilaian orang lain ini memang bisa jadi jebakan yang nggak main-main. Bayangin aja, kita bisa hidup seakan-akan di penjara, tapi tanpa jeruji besi—cuma ada rasa takut yang terus mengikat. Yuk, kenali tiga tanda utama bagaimana ketakutan ini mengurung kita, dan tips biar bisa lepas dari “penjara” ini!

1. Kamu sering mengurungkan niat saat ingin melakukan hal yang kamu inginkan

ilustrasi overthinking (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Coba diingat-ingat, berapa kali kamu punya keinginan besar—mau itu ikut kelas dance, tampil di acara kantor, atau sekadar ganti gaya rambut—tapi akhirnya urung dilakukan karena takut dicibir? Kalau sering, tandanya kamu sudah terjebak di penjara tak kasat mata ini. Hidup jadi kayak panggung pertunjukan, dan kita merasa semua mata hanya melihat dan menilai setiap gerakan kita.

Pikiran seperti, “Aduh, nanti mereka ngomong apa, ya?” itu bisa sangat mengganggu. Padahal, kenyataannya, kebanyakan orang terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri untuk memperhatikan setiap hal kecil yang kamu lakukan. Percaya deh, kebanyakan orang bahkan nggak peduli selama kamu nggak mengganggu mereka.

Tips kecil yang bisa dicoba: Mulailah dari hal simpel seperti posting sesuatu yang kamu suka tanpa peduli jumlah likes atau komentar. Rasanya? Bebas banget, serius. Lama-lama, kamu bisa mulai berani nunjukin siapa diri kamu yang sebenarnya tanpa takut.

2. Selalu memprioritaskan opini orang daripada diri sendiri

ilustrasi ketakutan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Gimana rasanya kalau setiap keputusan yang kamu ambil selalu diiringi rasa takut dihakimi? Mulai dari mau ambil pekerjaan baru, ganti jurusan kuliah, atau bahkan sekadar nongkrong dengan teman yang beda circle—semua terasa berat karena takut dianggap aneh atau salah. Ini tanda ketakutan akan penilaian orang sudah mengendalikan hidupmu. Keputusanmu bukan lagi berdasarkan apa yang kamu inginkan, tapi lebih ke “biar mereka nggak ngomongin aku.”

Contoh yang relatable banget: Kamu ingin banget ikut gaya fashion baru yang lagi hits, tapi baru dapat komentar, “Kok kayak gitu sih?” dengar komentar dari satu teman aja, kamu langsung batalin.Padahal, yang paling tahu apa yang bikin kamu senang itu ya dirimu sendiri.

Solusi praktis: Coba tanya ke diri sendiri, “Apa ini bikin aku senang?” Kalau jawabannya iya, sikat aja. Hidup cuma sekali, kan? Lagipula, kalau orang lain nggak suka, itu urusan mereka, bukan urusanmu.

3. Mengalami tekanan berlebihan dalam setiap tindakan

ilustrasi tekanan untuk selalu sempurna (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Ketakutan ini bikin setiap langkah berasa kayak melewati medan penuh ranjau. Semua harus sempurna biar nggak ada yang ngomongin. Kamu jadi perfeksionis yang selalu nyari validasi, takut banget sama kritik. Jujur, ini capek banget. Dan ironisnya, bukannya makin sempurna, kamu malah merasa makin terkekang.

Realitasnya gini, deh: Semua orang pasti bikin kesalahan, dan itu manusiawi banget. Orang-orang yang benar-benar care sama kamu nggak akan menghitung tiap kesalahan kecil. Mereka tahu, kamu berusaha, dan itu yang penting. Makanya, jangan terlalu keras ke diri sendiri, karena hidup ini nggak selalu harus sempurna.

Coba mulai dari sini: Lakukan sesuatu yang menantang tanpa mikir panjang dulu. Posting foto candid, ikut kelas yang bikin penasaran, atau berani ngasih ide di rapat. Yakin deh, meski ada yang ngomongin, kamu akan merasa jauh lebih hidup.

Hidup dengan terus memikirkan penilaian orang lain sama aja kayak memenjarakan diri sendiri. Saatnya keluar dari penjara tak kasat mata ini dan berani hidup lebih bebas. Kamu berhak bahagia, kok!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us