Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrssi anak kos (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Intinya sih...

  • Kenyamanan dan keamanan kos-kosan harus diutamakan

  • Pemilik atau penjaga kos yang tidak jujur harus segera ditindaklanjuti

  • Kenaikan harga sewa kamar yang terlalu sering juga menjadi pertanda untuk pindah

Sampai kapan pun, bagimu boleh jadi tinggal di kos-kosan tetap terasa gak senyaman di rumah sendiri. Namun, minimal dengan biaya yang sudah dibayarkan dirimu memperoleh kenyamanan yang sepadan. Kos-kosanmu tidak harus mewah. Sesuaikan pilihan tempat kos dengan bujetmu saja. Toh, dirimu juga punya kemampuan beradaptasi di lingkungan baru. Kos-kosan mahal bukan jaminan kamu bakal nyaman dan betah. Akan tetapi, dirimu juga tak perlu ragu untuk mencari kos-kosan lain apabila suasana tempat kos sekarang amat tidak menyenangkan.

Sebelum masa sewanya habis, mulailah mencari kos-kosan lain yang sepertinya lebih cocok untukmu. Kamu juga dapat meminta rekomendasi teman yang indekos di sana. Soalnya, enam hal berikut adalah tanda harus segera pindah kos karena tempat tersebut dikelola dengan asal-asalan.

1. Kos-kosan tidak aman

ilustrasi anak kos (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Keamanan menjadi hal utama dalam mencari tempat tinggal. Apalagi kamu sendirian di kota orang. Kos-kosanmu mesti menawarkan keamanan yang cukup tinggi. Tidak hanya di dalam lingkungan kos-kosan, melainkan juga lingkungan sekitarnya.

Apabila selama beberapa waktu dirimu tinggal di sama sudah terjadi lebih dari sekali pencurian atau perusakan kendaraan yang diparkir di luar, jangan membuang waktu. Sekalipun saat itu bukan kamar atau kendaraanmu yang menjadi sasaran, itu bisa terjadi kapan saja. Daripada dirimu tidak dapat hidup dengan tenang mending pindah ke kos-kosan lain.

2. Pemilik atau penjaga kos berbohong

ilustrasi anak kos (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Kebohongan yang gak bisa ditoleransi misalnya, kamu cewek dan mencari kos-kosan khusus putri. Saat dirimu datang, pemilik atau penjaga mengatakan kos-kosannya khusus putri. Kebetulan saat itu masih libur semester sehingga kos-kosan hampir kosong.

Setelah kuliah akan dimulai, baru kamu kaget setengah mati mengetahui ternyata itu kos-kosan campur. Kamar cewek dan cowok dapat bersebelahan. Berbagai fasilitas bersama seperti dapur dan kamar mandi luar juga dipakai bergantian. Kebohongan yang bertentangan dengan prinsipmu indekos harus di kos-kosan putri tak bisa dimaklumi.

Bahkan bila saat itu sewa kamarmu belum habis, dirimu dapat meminta pertanggungjawaban pemilik atau penjaga kos. Minta ia mengembalikan sebagian uang yang sudah dibayarkan. Ucapannya sama dengan usaha untuk menipumu.

3. Sewa kamar sering naik

ilustrasi di kos-kosan (pexels.com/Francesco Ungaro)

Tentu pemilik properti berhak menaikkan harga sewa kamar. Akan tetapi, kenaikan yang terlalu sering dan cukup besar sudah pasti memberatkan penghuni. Coba survei biaya sewa di kos-kosan lain dan fasilitasnya. Kalau di tempat kos lain harganya lebih bersahabat dan jarang naik, pindah saja.

Sayang bila gajimu atau uang dari orangtua seperti dibuang-buang untuk mengikuti kehendak pemilik kos. Enak di dia dan malang buatmu. Biaya kos naik lebih dari sekali dalam setahun sudah termasuk kerap. Apalagi setiap kali naik mencapai lebih dari 10 persen.

4. Pemeriksaan kamar secara sembarangan

ilustrasi menata buku (pexels.com/cottonbro studio)

Kamar yang sudah dibayar sewanya seharusnya tidak digeledah sembarangan oleh pemilik atau penjaga kos. Kecuali, ada indikasi kuat dirimu melakukan kejahatan. Itu pun mesti ada polisi atau ketua lingkungan setempat. Bukan pemilik atau penjaga kos seenaknya membuka-buka kamarmu.

Terkadang tindakan yang amat melanggar privasi begini terjadi di kos-kosan yang biaya sewa bulanannya sudah termasuk listrik. Pemilik atau penjaga kos mengantisipasi penghuni membawa peralatan elektronik yang bikin tagihan listrik melonjak. Namun, tetap saja sikap begini tidak bisa dibenarkan.

Kamu menjadi tak punya privasi. Pun jika ada barangmu yang hilang, kotor, atau rusak akibat penggeledahan belum tentu mereka mau bertanggung jawab. Mending dirimu pindah saja daripada diperlakukan semena-mena.

5. Suasana terlalu ramai

ilustrasi di kos-kosan (pexels.com/HY AAN)

Baik suasana terlalu ramai oleh suara kendaraan yang melintas di depan kos-kosan maupun perilaku sesama anak kos, pikirkan untuk pindah saja. Kalau anak kos yang suka bikin ribut cuma 1 atau 2 orang tentu dapat dilaporkan ke penjaga kos-kosan. Atau, kamu dan teman-teman lain menegurnya langsung.

Namun apabila suasana gaduh seperti gak bisa dilepaskan dari kos-kosanmu, apa boleh buat? Lebih lama dirimu tinggal di sana lebih stres juga rasanya. Kamu tidak bisa berkonsentrasi melakukan apa pun. Bahkan kualitas istirahatmu buruk. Ini lama-lama berpengaruh ke kesehatan fisik dan mentalmu.

6. Gak cepat menindaklanjuti komplain atas kerusakan

ilustrasi di kamar kos (pexels.com/Mikhail Nilov)

Ada kerusakan yang mesti ditanggung sendiri oleh anak kos. Misalnya, kerusakan yang diakibatkan oleh perbuatanmu sendiri. Seperti dirimu suka melempar-lemparkan bola ke dinding kamar, tapi suatu hari malah mengenai kaca jendela sampai pecah. Kamu bertanggung jawab penuh untuk menggantinya.

Tapi untuk kerusakan seperti atap yang bocor seharusnya menjadi tanggung jawab pemilik kos-kosan. Penanganannya juga kudu secepatnya. Sebab bila tidak, kamu sangat dirugikan. Kamarmu akan kebanjiran ketika turun hujan. Apabila komplainmu malah dicueki, sewa kamar tak usah diperpanjang.

Tingginya kebutuhan akan tempat tinggal sementara bikin beberapa pemilik kos-kosan justru sembrono mengelola usahanya. Alih-alih mereka memberikan fasilitas dan layanan terbaik sesuai harga, malah bersikap semaunya sendiri pada anak kos. Kalau kamu merasakan tanda harus segera pindah kos, gak apa-apa, lho. Walau baru sebulan tinggal di kosan tersebut, tetapi kalau ada hal yang mengganggu maka saatnya kamu pindah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team